37. LENI BERCERITA MASA LALU

1.1K 16 0
                                    


Hangat nya matahari pagi menerangi perjalanan mobil yang ditumpangi oleh Leni sekeluarga. Dia begitu bahagia bisa pulang ditemani dua anak ang sangat di cintainya. Leni ingin Doni dan sicantik Maria duduk di sebelah nya. Doni hanya menatap penuh kebahagiaan ibunda nya mendekap bahu gadis cantik blasteran Jerman itu.

Leni yang nampak bahagia beberapa kali mencium pipi Maria. Gadis itupun begitu bahagia karena perhatian seperti itulah yang diinginkan gadis bule berambut hitam itu. Doni yang juga duduk di sebelah kanan Leni hanya tersenyum saja melihat perhatian ibunda nya pada  Maria.

"Bu, apa benar dia saudara ku?" Doni memicingkan mata menatap Maria. Gadis itu hanya tersenyum simpul mendengar pertanyaan saudara yang bertemu gede itu.

"Iya, tapi kalian tentu saja berbeda bapak. Dan Maria dengan mu berbeda satu tahun. Maria umur mu 23 tahun bukan?" Leni mengkerutkan alis nya.

"Iya bu, benar sekali. Dua bulan yang lalu Maria berulang tahun," ucap gadis bule itu tersenyum manis.

"Maaf sayang, ibu betul betul tidak tahu tanggal lahir mu. Ibu memang orang tua yang sudah jahat pada mu," mata Leni mulai berembun.

"Jangan bicara begitu bu, Maria benar benar bahagia menjadi anak ibu," Leni mengangguk mendengar nya. Dia lalu menoleh ke arah Doni yang menanti jawaban soal gadis cantik itu.

"Cerita nya panjang nak."

"Tidak apa apa bu, kita kan punya banyak waktu sebelum sampai di rumah," Doni penasaran.

"Baiklah......," Leni menarik nafas panjang seraya menatap keluar jendela mobil memperhatikan pepohonan dan rumah rumah yang berlarian.

"Sekitar dua puluh empat tahun yang lalu..."

Flashback.........

Leni adalah gadis manis yang menjadi kembang Desa karena kecantikan nya. Leni Pertiwi juga memiliki adik yang sama cantiknya, Ela Aryani yang masih duduk dibangku SMP. Leni sendiri yang baru saja lulus SMU, memutuskan untuk berniat mencari kerja dan untuk itu dia berencana tinggal bersama sang Uwa di Kota.

"Bah, neng sudah ambil keputusan ingin bekerja di kota. Neng mau tinggal sama Uwa Yeti saja Bah, boleh kan?" tanya Leni saat makan bersama siang itu.

Abah Sukanta masih menikmati makan siang dengan sayur daun singkong dan sambalnya plus ikan asin serta tidak terlewat tahu tempe juga, menu sederhana yang sangat nikmat disantap ketika lapar disiang hari. Ambu lalu datang dari dapur membawa kuah sayur asem.

"Tunggu abah beres makan dulu neng, baru nanya nanti," ujar Ambu sambil menyerahkan cangkir kopi dari seng.

"Tidak apa apa Ambu,.. Boleh boleh saja, asal Uwa kamu mengizinkan," Abah Sukanta menatap erat erat anak gadis nya.

"Sudah bah, dua minggu lalu kan saat Uwa datang ke sini Leni langsung bicara sama Uwa waktu itu. Tentu saja sudah mengizinkan, dan besok Leni mau berangkat."

"Bagaimana Ambu, boleh Leni kerja?" wajah manisnya memelas menatap sang ibu. Ambu pun mengangguk sambil tersenyum lalu gadis itupun memeluk penuh haru.

"Kalau itu sudah keputusan mu, Ambu dan Abah tidak bisa melarang. Kamu jaga diri ya di kota. Nurut apa perintah Uwa kamu ya," Leni mengangguk mendengar nasehat Ambu.

"Baiklah, besok Abah akan mengantar kamu ke rumah Uwa Yeti."

Keesokan harinya Leni dan Abah Sukanta berangkat ke kota menemui Uwa Yeti. Beberapa jam kemudian mereka pun sampai di tujuan. Uwa Yeti yang berstatus janda memiliki usaha warung jajanan anak anak karena rumah kecilnya berdekatan dengan SD yang selalu ramai setiap harinya.

Aba Sukanta tidak menuggu lama, setelah mengobrol sebentar lalu berpamitan dengan Uwa Yeti Abah pun kembali pulang. Leni sudah terbiasa tinggal di rumah Uwanya, karena liburan sekolah gadis ini selalu menginap di kota sehari ataupun seminggu terutama selama libur sekolah saja.

SINS. Dosa Mamahku. ( ADULT STORY ) TAMAT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang