Malam itu masih di temani gerimis yang belum juga berhenti, membuat udara jadi semakin dingin. Doni dan mbak Ida saling berpelukan dalam kondisi telanjang bulat. Kepala wanita yang rambutnya acak acakan bersandar di dada pemuda itu. Meski dingin tubuh mereka berdua belum mengenakan apapun.
"Mas, boleh aku bicara sesuatu?" tanya mbak Ida sambil jari jemari tangan kirinya bermain di atas dada Doni.
"Ada apa sayang ? boleh..." tangan Doni membelai rambut mbak Ida dengan mesra.
Mbak Ida lalu beranjak dari berbaring kemudian duduk diatas ranjangnya. Doni menatap tubuh bugil di depannya. Perlahan birahinya terpancing lagi. Tangan Doni mengelus lembut lutut dan paha mulus itu.
"Bulan depan anakku Mimin Mintarsih akan datang. dia baru saja lulus sekolah SMU di desa. Dia ingin bekerja di kota. Aku benar benar bingung mas," mbak Ida nampak mendengus lesu.
Doni tersenyum melihat wanita di depannya. Dia lalu beranjak juga kemudian duduk bersila di depan mbak Ida.
"Kalau aku bantu mencarikan anakmu pekerjaan bagaimana?" Doni perlahan beringsut mendekati tubuh mbak Ida. Dengan gerakan menggoda mbak Ida merubah posisi duduknya jadi mengangkang.
"Terima kasih sayang, itu yang ingin aku bicarakan dengan mu,"bisik mbak Ida sambil mendelik menggoda. Dengan gerakan cepat Doni merangkul mbak Ida dan mencumbunya penuh birahi. Bibir mereka kembali saling berpagut liar. Tangan halus mbak Ida mengenggam penis yang menegang perkasa di depannya. Perlahan sang betina beringsut menaiki tubuh Doni dan duduk dipahanya. Penis yag digenggam perlahan diarahkan kepada lubang kenikmatannya kemudian menusuk masuk.
"Ooohh sayaang..nikmat bangeet..." lirih mbak Ida sambil berirama naik turun. Wajah Doni mendekap buah dada yang montok itu sambil mengulumnya. Merekapun kembali dibuai kenikmatan birahi yang tidak pernah kunjung padam.
***
Pagi itu motor yang dipakai oleh Doni melaju di keramaian kota. sudah jam 9 jadi macet oleh orang orang yang akan berangkat kerja sudah berkurang. Tidak seperti tadi berangkat jam 7, jalanan sedikit macet karena masyarakat bersamaan berangkat kerja serta tentu saja anak anak yang akan berangkat sekolah.
Jarak menuju rumah elit tempat kerja ibunda Doni, Leni diperkirakan sekitar 2 jam perjalanan bila lancar namun nyatanya awal berangkat jadi alami macet juga. Di perempatan lampu merah Doni sambil menunggu lampu hijau karena stopan itu terkenal lamanya, dia merenung sesaat.
Di perhatikannya matic biru yang sedang ditumpangi. Pikir pikir dahulu ibunya tidak disangka punya simpanan lumayan hingga bisa membelikan Doni motor baru meski second. Dulu itu kan ibunya kerja di loundry pabrik, gajinya juga tidak seberapa. Lalu dari mana ibu bisa dapat uang banyak? apa....ibu dulu punya bisnis sampingan ? ah peduli amat pikir Doni.
Meski demikian pikiran Doni selalu terbersit akan hal itu namun selalu bisa ditepisnya. Kalau dulu ibu punya asaha sampingan atau bisnis lain, apa? toh ibunya tidak memilik keahlian apapun. Motorpun kembali melaju karena lampu sudah hijau.
Karena haus, Doni lalu menepi dan mampir pada sebuah kios pedagang ketupat. Kebetulan tadi berangkat belum sarapan sekalian Doni makan pagi dahulu.
"Bang, ketupat sayur 1 porsi,"
Pedagang itu mengangguk lalu mengolah pesenan Doni. pesenan sudah tersaji. sambil makan Doni teringat lagi dengan sang kekasih Mimin yang saat ini tentu saja sedang bekerja di minimarket nya.
Doni sudah benar benar mencintai gadis dari desa itu, namun hatinya dilema. Mamahnya, mbak Ida sudah lebih dulu mengenal dirinya bahkan mereka berdua sudah terbuai hasrat birahi yang membara. Sejenak Doni menghela nafas dan membuangnya perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINS. Dosa Mamahku. ( ADULT STORY ) TAMAT.
DiversosSebelum mulai membaca, ikuti ( Follow ) Akun uthor, supaya dapat Notif Bab baru nya, karena cerita akan berjalan semakin seru dan tentu saja Hot .!! happy Reading... Kisah seorang ibu bernama Leni Periwi yang berselingkuh dan pergi meninggalkan kel...