38. NIKMAT NYA TERNODAI

2K 21 1
                                    


Dengan langkai gontai Leni kemungut satu persatu baju yang berserakan. Terasa begitu dingin udara dalam kamar yang cukup besar itu karena tubuhnya masih total bugil namun terasa lengket oleh keringat kering. Rambut nya tergerai acak acakan. Satu persatu dia memakai baju nya lagi. Dari Cd, bra lalu baju kerjanya sydah dipakai lagi. Namun saat langkah terasa begitu ngilu terutama di area vagina nya. Wajah cantiknya meringis menahan perih seraya bulir bening menetes di pipi mulus nya.

Meski demikian Leni bisa bergegas keluar dari rumah besar itu. Sebelum berlalu dia menatap wajah lelaki yang telah memperkosa nya tadi saat dirinya pingsan tidak sadarkan diri.

"Laki laki laknat..!!! Semoga kau hancur.!," gumam Leni sambil berlalu dari pintu kamar mewah itu.

Tidak berapa lama dia sudah keluar dari rumah. Hujan yang turun gerimis tidak dirasakan karena kesedihan atas apa yang terjadi dengan diri nya. Tidak ada ratapan yang di rasa, tidak ada penyesalan apa yang dialaminya. Namun hati nya hancur karena kegadisan nya direnggut orang tidak dikenal itu. Dirinya masih lemas untuk berjalan, kepala terasa pusing namun dia harus segera menjauh dari rumah terkutuk itu.

Ditengah gerimis yang tidak kunjung reda, Leni berjalan terhuyung huyung. Penglihatan serasa berputar putar dan kaki mulai sakit karena tanpa alas kaki. Dari kejauhan yang gelap terlihat sepasang cahaya yang bergerak mendekati nya. Leni menyipitkan matanya karena silau. Namun karena rasa pusing yang semakin kuat, Lenipun akhir nya ambruk lunglai di jalanan yang basah oleh air hujan.

Ckiiittt..!! Mobil itupun berhenti di depan Leni. Seorang lelaki berjaket hitam dan bertudung keluar dari mobilnya lalu mendekati Leni. Dia lalu memeriksa detak jantung di leher putih sang gadis.

"Masih hidup,..," gumam lelaki itu sambil siap memangku.

Tubuh ramping itupun sudah di bopong sang lelaki kemudian di masukkan ke dalam mobilnya. Merekapun segera berlalu dari tempat itu.

Perlahan Leni membuka matanya, tubuhnya masih terasa lemah dan kepalanya terasa pusing. Perlahan dia mengamati keadaan di sekelilingnya. Rupanya Leni berada di dalam sebuah kamar yang cukup sederhana.

"Ah, anda sudah bangun rupanya. Ini saya membawa sarapan pagi untukmu. Roti sandwich, semoga kamu suka," ucap bule tampan yang masuk kedalam kamar.

"Di, dimana ini tuan?"

"Nona sedang berada dirumah saya. Nona..?"

"Saya Leni tuan," ucapnya pelan.

Setela dibujuk Leni pun bersedia sarapan roti sandwich yang di berikan bule tampan itu.

"Nama saya Roland, usia kita sepertinya tidak jauh berbeda nona Leni," mendengar bicara Roland yang terbata bata membuat Leni tersenyum simpul.

Roland yang sudah fasih berbahasa Indonesia nampak serius mendengarkan pengakuan Leni yang bercerita apa yang dialami nya. Hatinya merasa iba melihat gadis yang ditolong nya telah dilecehkan.

Saya tahu kamu gadis yang kuat dan tabah. Saran ku lebih baik tidak bekerja di tempat itu. Mm... Bagaimana bila bekerja dengan ku? Maksud ku nona bisa mengurus ruma saya ini. Mau kan?" bujuk Rolland.

"Kalau nona belum bisa ambil keputusan tidak masalah. Sekarang, apa nona sudah merasa baikan?"

"Sudah tuan, sa, saya ingin pulang sekarang," ucap Leni tertunduk.

Tidak berapa lama Leni pun di antar oleh pulang. Tentu saja Uwa Yeti cemas karena keponakan nya tidak juga pulang semalam. Kartika sebagai sahabat ikut sedih mendengar cerita Leni. Dia merasa bersalah telah membawa sahabat barunya ini ke dalam masalah.

Sebulan kemudian Leni sudah bekerja dirumah Mister Rolland sebagai pengurus rumahnya. Merekapun semakin dekat dan tentu saja ada rasa suka diantara mereka. Malam itu Leni akan pulang setelah selesai mengurus rumah besar. Saat akan berpamitan tuan rumah tidak juga muncul dari ruang kerja nya.

"Mengapa mister Roland tidak keluar juga ? Aku meski memeriksa nya ke dalam," gumam Leni sambil menaiki tangga dan berniat masuk ruang kerja.

Dia memang sudah bebas kelaur masuk setiap ruangan didalam rumah besar itu meski bukan milliknya alias dikontrak, tapi cukup mewah. Perlahan Leni membuka pintu ruangan. Seaat dia tertegun melihat lelaki bule yang tampan itu terkulai lemas di kursi santai nya sambil mengenggam sebotol minuman.

Merasa iba Leni mencoba memindahkan nya ke ruang tidur, namun tubuh tegap itu cukup berat juga.

"Mister, ayo pindah tidur nya ke kamar," ujar Leni sambil bersiap benarik bahu nya.

Namun mister Roland malah menarik tangan Leni sehingga gadis manis inipun duduk dipangkuan. Sontak dia kaget Mister Roland mencium bibir merah merekah Leni. Mwncoba berontak namun sia sia, pelukan lelaki bule itu cukup kuat. Awalnya berontak lambat laun Lenipun menikmati pagutan hangat dan mesra penuh birahi.

Ciuman perlahan turun dari bibir ke leher jenjang nan mulus. Leni mendesah mulai terangsang. Lelaki yang selama ini di sukai namun di pendam kini memeluk dengan erat.

"Aahhhh misterr..shhhh,,!" Leni mulai merasakan birahi jetika tangan kanan mister Roland meremas buah dada Leni yang masih tertututup kameja putih nya.

Tangan itu lalu bergreliya dari dada montok turun ke bawah, dan menyusup kedalam rok untuk masuk kedalam Cd Leni hingga menyentuh bibir vagina yang mulai terasa basah. Kuluman lidah keduanya begitu membara seiring tangan sang lelaki memperminkan klitoris yang membuat Leni kelojotan. Sang gadis pun gemetaran menahan hasrat birahi yang membuat nya terasa nikmat.

Tidak berapa lama Leni dan mister Roland mulai memadu cinta. Tubuh bugil saling mendekap dan bergumul hingga keduanya puas. Sejak itulah mister Roland menyatakan cinta nya dan meminang Leni hingga ke pelaminan. Beberapa bulan kemudian Leni hamil buah cinta mereka dan melahirkan seorang gadis cantik yang di beri nama Maria.

Tiga tahun kemudian mister Roland dijemput oleh orang tua nya dari Jerman. Mereka tidak menyetujui pernikahan anaknya. Diapun harus kembali ke negara asalnya. Leni pun harus merelakan kepergian sang anak yang di bawa oleh neneknya ke negara Jerman. Sejak saat itulah Leni tidak bertemu dengan Maria hingga sekarang sudah dewasa.

Leni mengakhiri ceritanya seraya matanya berembun. Kedua wanita yang dicintai oleh Doni inipun berpelukan. Doni pun lega mendengar cerita yang disampaikan oleh ibundanya hingga siang menjelang.

***

Surya yang sedang mengobrol dengan kedua mertua nya di teras rumah, di kejutkan dengan kedatangan dua mobil yang berhenti di depan pagar rumah. Dia lalu beranjak di ikuti abah Sukanta dan juga Ambu nya. Setelah mobil berhenti dari pintu samping mobil minibus itu keluar Doni.

"A'a.......!" teriak Atikah yang sedang bermain dengan Yuni keponakannya. Mata jentiknya tertegun sesaat ketika Leni menyusul keluar dari dalam mobil.

Gadis kecil itu nampak makin senang melihat ibunya sudah pulang. Dia berlari menyambut sang ibunda nya dan langsung memeluk erat seraya tertawa riang. Leni berjalan menuju teras untuk menemui Surya suaminya.

"Siapa beliau mas?" Maria menunjuk ke dalam rumah.

"Yang memakai tongkat berjalan adalah bapakkku, bapak Surya. Disebelahnya kakek nenekmu, Abah Sukanta dan Ambu Icih dari Desa."

"Kakek nenekku?" Maria berbicara pelan sambil memegang siku Doni. Hati kecilnya ikut bahagia karena dia ternyata masih punya keluarga besar dari pihak ibundanya.

Leni melangkah masuk teras sambil memegang tangan gadis kecilnya, Atikah. Surya diam tertegun menatap Leni, istri yang sangat dicintainya. Ada rasa kecewa bercampur rindu. Apakah Surya bisa menerima kedatangan istri yang telah pergi lalu sekarang kembali lagi?...

*****************

SINS. Dosa Mamahku. ( ADULT STORY ) TAMAT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang