BAB. Dua Puluh Lima

1.4K 30 1
                                    

Sudah satu minggu Doni berada di rumah mbak Susi. Dia juga membantu wanita yang usia nya jauh lebih tua dari nya itu. Mbak Susi sebenar nya memiliki usaha sebuah toko kue kecil yang sudah benyak pelanggan nya. Meski tidak mengembangkan nya lewat media sosial, tapi cita rasa produksi nya sudah banyak di kenal orang. Bukan apa apa, promo via medsos masih beresiko di ketahui mantan suaminya yang sedang mencari keberadaan putra mereka Teddy yang sebelumnya mereka culik.

Doni yang bekerja sabagai penjaga toko sudah bisa bekerja dengan baik, membuat para pembeli bersimpati kepada nya.

"Jeng Susi punya pelayan baru ya?" seorang wanita paruh baya yang menjadi pelanggan tetap toko kuenya penasaran.

"Mm..iya bu Mirah.. Memang kenapa bu?"

"Kalau nanti dia sudah bosan disini kirim saja untuk bekerja dengan saya," ujar bu Mirah dengan kedipan.

"Paling juga jadi simpanan mu lagi bu Mirah, seperti mantan supir mu yang di usir  suami mu tempo hari, dasar tua tua ganjen.." gerutu mbak Susi dalam hatinya.

"Iyaa bu Mirah, lah wong dia baru seminggu di sini. Kinerja nya juga bagus. Kalau nanti ada khabar baru saya beritahu anda bu."

Bu Mirah pun berlalu membawa kue pesanan nya memakai mobil sedan BMW putih. Dia rupanya masih mengendarai mobil nya sendiri akibat sang supir yang di pecat suaminya beberapa hari sebelum nya, karena ketangkap basah berduaan dengan bu Mirah di sebuah hotel.

"Aku tetap membutuhkan Doni sampai kapan pun, tidak akan aku berikan dia pada tante girang !!" ketus mbak Susi sambil melangkah masuk ke dalam toko kue nya.

Doni yang sedang mengelap etalase pajangan kue produksi tokonya, menatap mbak Susi keheranan. Mbak Susi menatap wajah Doni sambil cemberut.

"Wanita itu meminta mu untuk menjadi simpanan nya. Dan aku tidak ingin melakukan itu!" ujar nya dengan nada jengkel.

"Siapa yang mbka maksud?" gurau Doni sambil tersenyum tipis.

"Kamu! Karena kamu adalah milikku, kamu harus tahu itu!" seraya mbak Susi menarik tangan Doni dan langsung dipeluknya.

"Aku tidak ingin kehilangan mu Don,..," ucap mbak Susi sendu dibalik pelukan nya yang mendekap tubuh tegap Doni.

"Iya..iya mbak, Doni ngerti. Tapi lebih baik lepasin dulu, itu bagian produksi sedang melihat kita," mata Doni dan mbak Susi menoleh bersamaan ke arah pintu dapur tempat produksi kue mereka. Denagn kikuk mbak Susi melepas pelukannya.

"Ada apa Monik, Ayu?" tanya mbak Susi kepada dua orang gadis berkerudung yang sudah ahli membuat kue itu.

"Ini bu, kue ulang tahun pesenan dua hari lalu sudah selesai."

"Bagus, kalau begitu ibu kirim sekarang," segera Doni membawa troli barang untuk membawa kue ulang tahun yang tinggi nya satu meter itu.

Bentuknya lingkaran bertingkat dengan puncaknya tokoh tokoh super hero dari bahan lilin. Mengirim kue sebesar itu memakai boks dari kayu  lalu di angkut dengan mobil boks juga. Karena mbak Susi tidak punya pegawai supir, segala pengiriman pun dikerjakannya sendiri.

Tidak berapa lama merekapun sampai di sebuah kluster rumah mewah. Doni dengan cekatan mengeluarkan boks besar berisi kue itu dan membawa masuk pada pemesan. Mbak Susi nampak begitu akrab mengobrol dengan seorang wanita yang pastinya pemilik rumah itu. Doni mulai mengemasi troli barang nya kedalam bagasi mobil.

"Kok buru buru kak?"

Mata Doni membulat saat menoleh kearah kirinya, terlihat seorang gadis bertubuh tinggi dengan wajah cantik blasteran bule menyapa dirinya, belum lagi penampilan nya yang hanya memakai tank top putih dan celana jeans robek robek sepaha sungguh menarik perhatian.

SINS. Dosa Mamahku. ( ADULT STORY ) TAMAT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang