Mainkan :
Bersama --- RaisaBanyak yang harus Sabian pelajari kembali, ia seperti bayi yang segala sesuatunya harus memulai kembali dari nol. Terlepas dari ingatan yang ketika dipaksakan akan ditolak mentah-mentah oleh tubuhnya, hal yang paling berat lainnya adalah mendapati dirinya harus mulai belajar duduk, belajar menggunakan kedua tangannya dan juga belajar untuk berjalan. Keringat yang merembes hingga membasahi pakaiannya menjadi sebuah bukti betapa kerasnya ia berusaha sekuat tenaga untuk memulihkan fungsi kedua kakinya setiap kali sesi terapi.
Hal baik yang terjadi, ia tak pernah melaluinya seorang diri. Orang-orang terdekat selalu mendampinginya melakukan semuanya. Tak satupun pernah luput tidak memberikan waktunya untuk sekedar menemani dan memberi semangat. Sabian tak pernah ingat jika ia pernah canggung menghadapi kakak-kakaknya di Squad Ambyar, maka setiap kali mereka datang, ia sama sekali tak sungkan untuk merepotkan mereka.
Entah, apakah hilangnya sebagian ingatan Sabian ini merupakan sebuah kemalangan atau justu suatu keberkahan untuk mereka. Banyak hal yang terasa jauh lebih baik dibanding sebelum-sebelumnya. Satu yang menjadi sedikit sulit hanyalah bagaimana Gaza dan Lano harus memutar skenario pertemuan mereka agar tak menyinggung hal-hal sensitif yang pernah terjadi di kehidupan Sabian. Terlepas dari semuanya, Sabian dapat mengerti, walaupun otaknya sulit mengingat namun tubuhnya merasa dekat dengan mereka, sehingga ia juga tak sungkan merepotkan kedua sahabat baiknya itu.
Berkat aliansi cinta dan kasih sayang yang dibentuk oleh orang-orang terdekatnya, Sabian tak pernah menganggap sulit setiap rintangan yang harus ia lalui agar dapat pulih sepenuhnya. Bahkan, ia sudah mulai menerima kenyataan jika memang dulu ia pernah hancur sehancur-hancurnya. Bagaimanapun, bekas goresan di lengannya itu masih menemaninya—membuatnya paham dengan kebodohan macam apa yang pernah menjebak jiwanya.
Lagi pula, semuanya sudah berlalu. Dan hari ini Sabian mulai diberi kunci satu ingatan baru, ketika kakinya yang sudah bisa menapak normal di ajak menyusuri pemakaman hanya untuk menemukan nisan yang terlihat masih baru—ketimbang sisi kanan dan kirinya.
Dean Kasyafani ternyata telah terbaring di dalamnya, Sabian sedikit banyak cukup terkejut kemudian kepalanya yang jarang sekali sakit—kecuali saat awal ia berusaha di ingatkan dengan hal-hal yang terjadi, mulai berdenyut pelan. Rematan di lengannya oleh Alisha membuatnya sedikit menoleh pada cewek itu, Alisha memberinya senyum terbaik lalu menuntunnya berjongkok di samping Galih yang memang mengantar mereka bersama Citra yang duduk di sisi berseberangan dengan Galih.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER ENDING STORY ( Spin Off Boy With Love )
Любовные романыAlisha seharusnya menyadari, jika Sabian bisa meninggalkan Yerin dengan mudah, maka bukan tak mungkin lelaki itu membuat kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Namun, Alisha tidak tahu jika bagi Sabian, hubungan mereka yang pernah utuh adalah satu...