19. Penyesalan

338 57 3
                                    

Mainkan :Usik -- Feby Putri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mainkan :
Usik -- Feby Putri

"Oximeter 75%, kami sudah suplay oksigen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oximeter 75%, kami sudah suplay oksigen. Tensi 70/60. Demam 38,7 derajad. Kukunya membiru, ruam di leher dan lipatan lengan, tenggorokan membengkak, ada intens rasa sakit yang di reaksi waktu perutnya di tekan sedikit lebih kedalam." Berbaju putih mengenakan gloves dan masker, perawat berkuncir ekor kuda itu membawa papan klip hasil pemeriksaan pasien yang baru masuk ke UGD beberapa saat lalu.

Zaskia menyelesaikan jahitan terakhirnya, "Status kesadaran?"

"Respon kesadarannya baik dokter, tapi mengalami sakit kepala dengan intensitas cukup parah."

"Suster Arabela tolong di rapikan!" Zaskia meminta perempuan di hadapannya untuk menggantikannya. Jahitan sudah selesai, tinggal di balut kembali. "Bapak bisa langsung pulang, nanti saya resepkan pereda nyeri dan antibiotik. Antibiotiknya harus habis ya Pak?"

Seorang pasien kisaran usia 40 hingga 50an itu mengangguk patuh. Kemudian Zaskia menuju ke meja konsultasi untuk menuliskan resep obat dan dia berikan ke bagian administrasi untuk diberikan kepada wali pasien. Tenang dan cepat, Zaskia kemudian menghampiri pasien bed nomor empat di UGD yang masuk lima belas menit lalu dengan kondisi gawat darurat karena saturasi oksigen dan tensi yang rendah.

"Selamat pagi~" Pukul empat kurang beberapa menit, Zaskia menyapa wali yang menemani pasien di atas brankar.

"Pagi dokter."

Zaskia menyempatkan tersenyum kepada sosok yang mungkin saking paniknya, masih memakai atribut beribadah berupa sarung.

"Saya periksa lagi ya? Boleh minta tolong tunggu diluar bapak?" Pintanya pada wali pasien, tak banyak menolak lelaki bersarung itu keluar dari tirai. Zaskia kemudian menggantungkan eartips di telinga kemudian menyibak kaos pasien hingga dada untuk mendengarkan detak jantung dan perutnya.

Zaskia melirik kearah pasien yang berkedip-kedip lembut merespon suaranya. "Kalau pusing merem sa—" Zaskia mengangkat alis dengan kelopak mata membesar. Kemudian menunjuk lantas menangkup kedua pipi pasien di hadapannya. "Astagfirullah, Sabian?"

NEVER ENDING STORY ( Spin Off Boy With Love )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang