Alisha seharusnya menyadari, jika Sabian bisa meninggalkan Yerin dengan mudah, maka bukan tak mungkin lelaki itu membuat kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.
Namun, Alisha tidak tahu jika bagi Sabian, hubungan mereka yang pernah utuh adalah satu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🎵Mainkan : Back to December -- Taylor Swift
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kata-kata memulai dari awal yang di ucapkan Hanan tempo hari, nyatanya tak semudah itu dilakukan. Alisha termenung di meja kasir, bingung memikirkan dari mana dan bagaimana. Ia ingin menemui Sabian juga tak tahu cara menghubunginya, jangankan Sabian, beberapa waktu lalu saat bertemu Jeni saja ia lupa meminta nomor ponselnya. Sungguh. Ini adalah karma, untuknya yang merasa bisa hidup sendiri beberapa tahun lalu. Tanpa kawan lamanya yang manapun. Egois dan kekanakan.
Akhirnya ia hanya membuat Hanan tertawa-tawa saat ia menceritakan tentang kegundahannya. "Udah deh~ jangan galau, ngopi dulu bos!"
Alisha mendecih, "Dasar! Lo bisanya ngomong doang bantuin kagak!"
Hanan tertawa kembali, "Yekali gue kominfo atau server operator seluler yang bisa tahu nomor warga se Indonesia. Lagian lo yakin bakalan bisa pas tatap muka? Kalau dia nolak gimana?"
Alisha menghela napas, "Setidaknya kan dicoba Nan!"
Hanan mengangguk-angguk, lalu cowok seusia Alisha itu mendadak bergesture sopan dan tersenyum ramah. "Selamat datang!" Sapanya pada pengunjung yang baru saja melewati pintu masuk.
Alisha membalik tubuh, seorang pemuda dengan senyum mengembang menyambutnya. "Selamat datang! Pesan apa-
Kalimatnya menggantung saat satu pemuda lagi masuk ke dalam cafe, lalu tatapan mereka bertemu. "...Sabian." Gumamnya tanpa sadar.
Dean—yang ada di hadapan Alisha ataupun Hanan yang tepat di sebelahnya kemudian sama-sama terkejut akan hal yang berbeda. Pertama, Dean terkejut gadis di hadapannya ini mengenal Sabian. Kedua, Hanan terkejut karena ini adalah pertama kalinya ia melihat rupa si Sabian yang menggalaukan hati sang sepupu selama beberapa tahun terakhir. Yang terlintas dalam pikiran Hanan pertama kali adalah yah~ tampan, memiliki paras baby face—tak jauh beda dengan Alisha sendiri. Memang terlihat, seperti inilah kriteria idaman Alisha.
"Ekhem anu kakak kenal Kak Bian?" Dean memecah hening.
Alisha nampak salah tingkah, "Ah- oh iya. Pesan apa kak?"
