#CASE 05

1.3K 96 0
                                    

TINGKAP kereta diturunkan Kaysa sambil memerhati dari jauh Jawhar yang sedang menunggu seseorang menjemputnya . Dia menyiku lengan Yara yang berada di tempat pemandu .

" Yara " gadis itu melihat ke arah yang dipandang Kaysa . Kaca mata hitamnya diturunkan sedikit melihat lelaki yang lengkap dengan baju pramugara itu .

Saat Jawhar sudah melangkah masuk ke dalam kereta Alphard yang menjemputnya , terus Yara memandu kereta mengekori kereta yang Jawhar naiki .

Kaysa mula berkerut saat kereta itu melalui jalan yang agak dia sangatlah kenali . Dia masih menunggu untuk memastikan jika andaiannya betul .

" Ni jalan nak pergi rumah Deena Hairudin "

" Seriously ? " Yara mula memusingkan stereng dengan sebelah tangan . Memang kebiasaannya memandu dengan sebelah tangan .

Kereta diberhentikan jauh sedikit dari rumah Deena Hairudin . Kedua mereka memerhati Jawhar yang melangkah keluar dari kereta tersebut . Lelaki itu menarik nafas panjang dan menekan loceng rumah agam tersebut .

Saat Jawhar sudah melangkah masuk ke dalam rumah tersebut , Yara dan Kaysa melangkah keluar dari kereta dan berjalan ke rumah tersebut . Salam diberi dan dijawab oleh orang di dalam rumah tersebut . Terpacul Puan Dania di muka pintu dengan kerutan melihat kedua-dua detektif itu .

" Cik Kaysa ? Ada apa datang ? " Kaysa mengukirkan senyuman pada wanita itu . Begitu juga Yara . Masih hairan Puan Dania dibuatnya saat ini .

" Kami nak jumpa Encik Jawhar . Tadi kami follow dia dan dia ke sini . Dia ada kat dalam kan ? " Kaysa bertanya dengan penuh serius . Terus Puan Dania mengangguk dan menjemput kedua mereka masuk ke dalam .

Mereka berdua menarik perhatian Encik Hairudin dan Jawhar yang duduk di sofa . Lelaki itu berkerut dahi memandang kedua-dua detektif itu bersilih ganti dengan Encik Hairudin .

" Siapa ni , uncle ? "

" Kami detektif yang menguruskan kes arwah Cik Deena " Yara memperkenalkan mereka dengan menunjukkan lanyard yang tertera namanya dan pekerjaannya pada Jawhar .

" Encik ni Jawhar kan ? Kami ada soalan nak tanya encik . Boleh beri kerjasama ? "

Jawhar berwajah berkerut memandang Yara yang tersenyum kecil . Kenapa pula dia disoal siasat ?

──•~❉᯽❉~•──

Cawan kopi dibawa ke meja di ruang tamu . Punggung dilabuh di atas sofa dan menghirup cawan kopi tersebut . Macbook miliknya yang dibuka dihadap dengan melakukan kerja .

Layra menuruni tangga sambil memerhati Nurhan yang sibuk dengan kerjanya . Dia yang mengenakan dress putih berbunga separas betis itu melangkah ke arah suaminya .

" You . We need to talk " dia melabuhkan punggung di atas sofa di sisi Nurhan dengan wajah berang . Lelaki itu memandangnya malas dan mengalihkan pandangan semula di Macbook . Cawan kopi diambil dan dihirup lagi air panas itu .

" Hm . What is it ? Cakap cepat I busy ni "

" Siapa perempuan semalam tu ? Girlfriend you ke ? "

" Kalau ye pun kenapa ? Kita dah nak berpisah dah pun . Dont worry rumah ni you kalau nak you ambillah . I bagi , okey ? Janji I dengan you dah tak duduk sebumbung " dengan tenang dia berkata sebegitu tanpa sedikit pun kisah tentang hati dan perasaan Layra .

Layra mengambil tangan suaminya itu dan digenggam . Nurhan mengguling mata menyampah . Mulalah tu isterinya mahu berdrama air mata dengannya saat ini .

" You , I sayang you tahu tak ? Please bagi I peluang . Okeylah kalau you nak anak I boleh bagi " dia merayu bersungguh-sungguh pada suaminya . Nurhan berdecit dan menarik tangannya dari disentuh gadis itu . Mata Layra dipandang lama .

HEMLOCK ✅Where stories live. Discover now