SEPULUH BULAN KEMUDIAN...
Tubuh si kecil yang menangis itu didukung Yara . Gadis itu mengucup pipi itu dan berpusing-pusing sambil mendukung Nazmeen .
" Sikit je sayang sikit je . Sudahlah janganlah menangis... " Nazmeen menyembam wajahnya pada bahu Yara . Dia yang tadi sedang sibuk membuat kerjanya di Macbook pantas terbantut kerjanya bila Nazmeen ingin berjalan tapi sering sahaja terjatuh .
Dipujuk si kecil . Nazmeen ada keinginan untuk berjalan tapi sering sahaja langkahnya mati . Baru satu langkah si kecil itu sudah jatuh . Yara tak keruan melihat anak gadisnya asyik menangis disebabkan tidak berjaya melangkah .
" Sikit je... sakit sikit je " dia memandang jam di dinding yang sudah mahu masuk tengah hari . Dia mengeluh berat kerana banyak kerja dia tak buat lagi . Kerjanya sebagai pegawai polis dan juga kerja sebagai seorang isteri dan dalam masa yang sama suri rumah ketika cuti .
" Asalamualaikum... "
" Waalaikumussalam " Yara terus membawa langkah menuju ke pintu utama . Kuak sahaja pintu , senyuman yang tadi terukir kian pudar bila melihat puteri kecil menangis di dalam dukungan mama . Wajah Yara yang keletihan itu dilihat .
" Kenapa Nazmeen menangis ni ? " si kecil bertukar dukungan . Nurhan memujuk anaknya . Dia memandang Yara yang memicit pelipis dahi .
" Macam biasalah . Jalan sikit jatuh lepastu menangis . Dah 10 bulan dah tu berjalannya tak reti lagi "
" Yara... anak kita kan b-- "
" Yara tahu abang . Bukan Yara tak tahu anak kita macam mana . Tapi kalau asyik nak menangis sampai semua kerja Yara tak siap , letih la Yara . Abang pun bukannya nak tolong Yara . Ni Yara mana masak lagi ni . Asyik nak melayan dia aje " terdiam Nurhan bila isterinya menghambur keluh . Tak mampu dia nak balas kerana dia tak ada di tempat isterinya .
Terasa juga tapi kalau dia membalas balik apa yang isterinya cakap , silap-silap gaduh besar nanti . Dipandang isterinya yang mengemas kertas dan segala kerja yang diletak di atas meja sebelum dia berlalu ke dapur .
Nurhan sekadar menghembus nafas perlahan dan memujuk Nazmeen yang tidak lagi mahu berhenti menangis . Key card Tesla yang diletak di atas almari hiasan diambil semula .
" Yara tak payah masak la . Abang keluar cari makan . Nazmeen abang bawa sekali . Rehatlah... " Yara sekadar mendengar sahaja sambil mencuci tangannya . Dia menoleh ke arah muka pintu bila pintu itu sudah ditutup rapat oleh suaminya dengan wajah masam mencuka .
──•~❉᯽❉~•──
" Nazmeen sayang... " Qaid tersenyum suka bila melihat si kecil itu tertawa di dalam dukungan Nurhan . Pantas si kecil itu diambil dan dipeluk kemas dalam dukungannya . Dipandang wajah Nurhan yang sedikit pun tidak ada senyuman .
" Kau okay tak dude ? Macam ada masalah je ? "
" Mood Yara harini tak okay . Mungkin penat jaga and layan Nazmeen . Ini baru dia ni nak berhenti menangis tau . Kat rumah tadi haih... "
" Lah yeke ? Awak nangis kenapa ? Hm awak yang comel ni ? " Qaid berkata seperti budak kecil . Dia bermain dengan dagu Nazmeen yang sering sahaja air liur meleleh . Napkin putih milik anak kepada sahabatnya itu digunakan untuk mengelap mulut yang basah itu . Nurhan lihat sahaja bagaimana sahabatnya itu menjaga dan melayani anaknya .
" Yara dah mula merungut... "
" Soal perkembangan Nazmeen ? " dia mengangguk lemah sebelum wajah diraup . Qaid memperkemaskan duduk Nazmeen pada pehanya . Jari telunjuknya sudah siap digenggam erat oleh tangan kecil itu kuat .
YOU ARE READING
HEMLOCK ✅
Mistero / Thriller𝟬3 | 𝗛𝗘𝗠𝗟𝗢𝗖𝗞 ɴᴜʀʜᴀɴ ᴡᴀᴀɪʟ | ʏᴀʀᴀ ʜᴀɴɪɴᴀ " If my love for you is a crime , I want to be the most wanted criminal " Ditugaskan menjadi detektif dalam satu kes jenayah sangat biasa bagi Yara Hanina . Tapi kes pada kali ini berbeza . Boleh dika...