KAKI melangkah ke arah rumah flat Anne yang berada di tingkat teratas sekali dari ketinggian 10 tingkat . Dia berdiri di hadapan rumah itu . Mulutnya memuncung memandang sekeliling sebelum tangan menekan loceng .
Anne yang duduk terpaku di sofa segera menoleh memandang ke arah pintu . Irfan memberi isyarat mata menyuruh gadis itu untuk membukakan pintu buat Yara .
Terusan sahaja Anne menurut . Irfan sudah masuk ke dalam bilik stor kecil untuk menyorok di situ . Pintu dibuka dan Yara terus melemparkan senyumannya .
" Anne ? Okay ? " dia mengangguk . Yara hairan saat wajah itu pucat lesi . Mata Yara memandang sekeliling rumah Anne . Cantik dan kemas .
Dia terkaku saat matanya terpandangkan kesan tapak kasut yang hampir hilang kesannya . Dia lihat pun disebabkan daripada cahaya matahari yang menerosok masuk ke dalam ruangan tersebut . Yara mengeluarkan telefon bimbitnya sambil disengajakan berjalan lambat .
" Aku buat air dulu . Duduklah . Ada benda aku nak cerita "
" Anne " bahu gadis itu ditahan . Yara menunjukkan skrin telefonnya pada gadis itu . Anne membaca satu baris ayat yang ditunjukkan padanya .
' Ada orang lain dalam rumah ni ke ? ' Anne mengangguk bila Yara dapat tahu segalanya tanpa dia sedari . Kuat benar firasat hati inspektor polis tersebut .
" Irfan ? " dia mengangguk lagi . Yara mengusap bahu itu . Dia membuat isyarat agar berbuat seperti tiada apa- apa yang berlaku . Yara terus menerpa ke arah sofa . Anne pula ke dapur .
" Ouh ya Anne . Ada jumpa Irfan ? Lepas kejadian tequilla haritu terus tak jumpa dia " sengaja Yara buat-buat berbual kuat untuk tidak menaikkan suasana suram di dalam rumah itu .
Sambil itu tangannya sibuk melihat peluru yang berada di dalam pistolnya . Alhamdulillah masih penuh . Telefon dikeluarkan . Dia membuat panggilan kepada setiap anggota kumpulannya .
Mereka yang berada di berlainan lokasi hairan saat Yara membuat panggilan secara berkumpulan . Akim terus mengangkat panggilan itu diikuti yang lain .
" Hello ? Kenapa Yara ? "
" Haah . Kenapa call ? "
" Silent and listen " itu sahaja yang Yara katakan . Nasib sahajalah dia memakai earbud miliknya . Mereka semua sekadar menurut arahan .
" Err... tak jumpa pula dia . Dah lari agaknya " Anne menatang dulang ke ruang tamu . Dia membuat isyarat mata menandakan Irfan ada di dalam stor kecil .
" Kau minumlah dulu " Yara mengangguk . Dia mencicip sedikit minumannya tenang . Ekor matanya memandang pintu stor kecil itu terbuka . Dalam hati sudah berdoa kepada Allah agar melindungi dirinya yang sekali lagi bersendirian melakukan tugas .
Irfan melangkah perlahan ke arah Yara yang duduk di sofa membelakanginya . Anne yang berdiri memandang sahaja Irfan dan dia mengarahkan gadis itu agar berdiam diri . Pistol sudah dipersiapkan untuk mengacu ke kepala itu .
Lagi tiga tapak Irfan mendekati , terus dia menarik tangan Anne yang menjerit terkejut dan memeluk gadis itu kemas . Yara memusingkan tubuh berdiri mengacukan pistol tepat kepada lelaki itu . Irfan juga berbuat perkara yang sama . Lelaki itu tertawa sinis .
" Hei... laju eh ? "
" Letakkan pistol tu " rakan sepasukannya mula terkejut bila kedengaran suara Irfan . Kaysa mula gelabah memanggil nama Yara .
" Weh ! Kau memang nak mati ke gila ?! " Yara tetap mengabaikan suara marah-marah itu . Jangan katakan Kaysa marah-marah , Akim pun sama sedang berleter padanya .
YOU ARE READING
HEMLOCK ✅
Mystery / Thriller𝟬3 | 𝗛𝗘𝗠𝗟𝗢𝗖𝗞 ɴᴜʀʜᴀɴ ᴡᴀᴀɪʟ | ʏᴀʀᴀ ʜᴀɴɪɴᴀ " If my love for you is a crime , I want to be the most wanted criminal " Ditugaskan menjadi detektif dalam satu kes jenayah sangat biasa bagi Yara Hanina . Tapi kes pada kali ini berbeza . Boleh dika...