TALI lehernya diperkemaskan di hadapan cermin di ruang tamu . Dia akan memastikan dirinya kemas dan teratur sebelum keluar bekerja .
Layra meletakkan secawan kopi di atas meja di hadapan kaca television . Sesekali dia menjeling pada suaminya yang memandangnya dari arah pantulan cermin .
" You ni I ada buat coffee " Nurhan tergelak sinis . Layra yang baru sahaja mahu melabuhkan punggung di sofa seketika berkerut hairan dengan tawa Nurhan yang tiba-tiba .
" What ? Why are you laugh ? "
" Kelakar . Sepanjang 3 tahun kahwin baru you ada tergerak hati nak make me a coffee . Demam apa you ni , Layra ? "
Nurhan berjalan ke arah sofa sambil memperbetulkan lengan bajunya . Matanya tak lepas memandang wajah masam mencuka Layra lepas disindir pedas olehnya .
Cawan kopi itu tetap juga diambil . Disisip kopi tersebut sedikit dengan kerutan sebelum meletakkan semula cawan itu di atas meja . Layra masih menunggu reaksi suaminya .
" How "
" Sedap sayang . Nak ? Sunnah tau suami isteri minum satu cawan " diberikan cawan kaca itu pada isterinya dengan senyuman penuh manis . Layra sudah mengukir senyuman . Mungkin sudah berjaya menambat hati Nurhan Waail .
Nurhan menyarungkan stokin di kakinya sambil menunggu reaksi Layra tentang kopi tersebut . Dia tersenyum senget saat Layra agak tersedak dengan rasa air kopi tersebut .
" Sedap kan ? "
" You ! Ni manislah ! Mana sedap ! " dia memarahi suaminya yang menipunya . Nurhan ini saja mahu mengenakannya ke apa ? Nurhan mengangkat wajahnya memandang tenang wajah Layra yang berkerut masam .
" Sedaplah ! Sedap dibuang ! Sudahlah Layra tak payah try hard nak buat air ke apa ke untuk I . You kata you sakit kan ? Get well soon " dia mengukir senyum dan mempamerkan wajah menyampah pada Layra sebelum beredar menaiki tangga untuk ke pintu utama .
Saat pintu utama dibuka , dia agak terkejut loceng rumah ditekan seseorang . Itu pasti pembantu rumah yang datang untuk mengemas rumahnya . Tapi kenapa loceng pula dibunyikan ? Masuk sahajalah seperti biasa .
Pembantu rumah berasal daripada indonesia itu berlari ke arahnya yang masih tercegat di muka pintu . Berkerut dia memandang pembantunya yang masih berumur 25 tahun itu .
" Kenapa berlari ni Nindya ? "
" Tuan Nurhan itu ada orang mencarinya Buk Layra . Macam polisi tuan " Nurhan memandang ke arah pagar . Kelihatan ada dua orang di situ sedang memandangnya .
" Hm okay . Kamu masuk dulu buat kerja " pembantu rumahnya yang bernama Nindya itu mengangguk dan terus sahaja masuk ke dalam rumah . Lengan bajunya disinsingkan sebelum menoleh ke tingkat bawah memandang Layra yang masih di ruang tamu .
" Layra Auren . You sini ! "
" Eeee apa you nak lagi ? "
" Sinilah ! Janganlah banyak tanya ! " Nurhan terus menyarung kasutnya dan berjalan ke arah kedua orang yang memakai jaket kulit di muka pintu pagar .
Layra mendengus kecil dan memukul sofa . Terus dia bangun dan menaiki tangga untuk ke muka pintu utama . Apa lagi suaminya ini mahu ? Dia menyilang tangan ke dada melihat Nurhan yang sedang berjumpa dengan dua orang yang dia tidak kenali .
" Ye ? Ada apa ye ? " penuh sopan Nurhan bertutur kepada seorang lelaki dan seorang perempuan yang berdiri di hadapannya kini . Akim menunjukkan lanyard perkenalan dirinya yang tergantung di lehernya pada Nurhan .
" Saya Detektif Akim ni pula Detektif Kaysa . Kami nak jumpa Puan Layra Auren untuk membantu kami dalam siasatan kematian Cik Deena Hairudin . Dia ada ? "
YOU ARE READING
HEMLOCK ✅
Mistério / Suspense𝟬3 | 𝗛𝗘𝗠𝗟𝗢𝗖𝗞 ɴᴜʀʜᴀɴ ᴡᴀᴀɪʟ | ʏᴀʀᴀ ʜᴀɴɪɴᴀ " If my love for you is a crime , I want to be the most wanted criminal " Ditugaskan menjadi detektif dalam satu kes jenayah sangat biasa bagi Yara Hanina . Tapi kes pada kali ini berbeza . Boleh dika...