#CASE 06

1.3K 97 0
                                    

TALI lehernya diperkemaskan di hadapan cermin di ruang tamu . Dia akan memastikan dirinya kemas dan teratur sebelum keluar bekerja .

Layra meletakkan secawan kopi di atas meja di hadapan kaca television . Sesekali dia menjeling pada suaminya yang memandangnya dari arah pantulan cermin .

" You ni I ada buat coffee " Nurhan tergelak sinis . Layra yang baru sahaja mahu melabuhkan punggung di sofa seketika berkerut hairan dengan tawa Nurhan yang tiba-tiba .

" What ? Why are you laugh ? "

" Kelakar . Sepanjang 3 tahun kahwin baru you ada tergerak hati nak make me a coffee . Demam apa you ni , Layra ? "

Nurhan berjalan ke arah sofa sambil memperbetulkan lengan bajunya . Matanya tak lepas memandang wajah masam mencuka Layra lepas disindir pedas olehnya .

Cawan kopi itu tetap juga diambil . Disisip kopi tersebut sedikit dengan kerutan sebelum meletakkan semula cawan itu di atas meja . Layra masih menunggu reaksi suaminya .

" How "

" Sedap sayang . Nak ? Sunnah tau suami isteri minum satu cawan " diberikan cawan kaca itu pada isterinya dengan senyuman penuh manis . Layra sudah mengukir senyuman . Mungkin sudah berjaya menambat hati Nurhan Waail .

Nurhan menyarungkan stokin di kakinya sambil menunggu reaksi Layra tentang kopi tersebut . Dia tersenyum senget saat Layra agak tersedak dengan rasa air kopi tersebut .

" Sedap kan ? "

" You ! Ni manislah ! Mana sedap ! " dia memarahi suaminya yang menipunya . Nurhan ini saja mahu mengenakannya ke apa ? Nurhan mengangkat wajahnya memandang tenang wajah Layra yang berkerut masam .

" Sedaplah ! Sedap dibuang ! Sudahlah Layra tak payah try hard nak buat air ke apa ke untuk I . You kata you sakit kan ? Get well soon " dia mengukir senyum dan mempamerkan wajah menyampah pada Layra sebelum beredar menaiki tangga untuk ke pintu utama .

Saat pintu utama dibuka , dia agak terkejut loceng rumah ditekan seseorang . Itu pasti pembantu rumah yang datang untuk mengemas rumahnya . Tapi kenapa loceng pula dibunyikan ? Masuk sahajalah seperti biasa .

Pembantu rumah berasal daripada indonesia itu berlari ke arahnya yang masih tercegat di muka pintu . Berkerut dia memandang pembantunya yang masih berumur 25 tahun itu .

" Kenapa berlari ni Nindya ? "

" Tuan Nurhan itu ada orang mencarinya Buk Layra . Macam polisi tuan " Nurhan memandang ke arah pagar . Kelihatan ada dua orang di situ sedang memandangnya .

" Hm okay . Kamu masuk dulu buat kerja " pembantu rumahnya yang bernama Nindya itu mengangguk dan terus sahaja masuk ke dalam rumah . Lengan bajunya disinsingkan sebelum menoleh ke tingkat bawah memandang Layra yang masih di ruang tamu .

" Layra Auren . You sini ! "

" Eeee apa you nak lagi ? "

" Sinilah ! Janganlah banyak tanya ! " Nurhan terus menyarung kasutnya dan berjalan ke arah kedua orang yang memakai jaket kulit di muka pintu pagar .

Layra mendengus kecil dan memukul sofa . Terus dia bangun dan menaiki tangga untuk ke muka pintu utama . Apa lagi suaminya ini mahu ? Dia menyilang tangan ke dada melihat Nurhan yang sedang berjumpa dengan dua orang yang dia tidak kenali .

" Ye ? Ada apa ye ? " penuh sopan Nurhan bertutur kepada seorang lelaki dan seorang perempuan yang berdiri di hadapannya kini . Akim menunjukkan lanyard perkenalan dirinya yang tergantung di lehernya pada Nurhan .

" Saya Detektif Akim ni pula Detektif Kaysa . Kami nak jumpa Puan Layra Auren untuk membantu kami dalam siasatan kematian Cik Deena Hairudin . Dia ada ? "

HEMLOCK ✅Where stories live. Discover now