Nayeon dan Yeri menunggu hasil rekaman Cctv dari tuan Ahn. Wanita dua anak itu berharap semoga saja ada tanda-tanda dimana dan siapa yang membawa si kembar.
"Ah sayang sekali cctvnya tidak menjangkau area taman. Saya pikir cctv disini bisa menjangkaunya. Maafkan saya nyonya.." ujar pak Ahn ikut prihatin.
"Hmm..tidak apa-apa pak Ahn. Mungkin saya akan menghubungi polisi dan melaporkan ini. Terima kasih atas informasinya.." Nayeon membungkuk dengan wajah lesuh. Ia keluar tanpa menunggu Yeri yang turut merasa kecewa.
"Hahh..aku harus mencari anak-anak ku dimana lagi? Semoga saja mereka tidak kenapa-kenapa.." lirih Nayeon.
"Nayeon unnie?" tiba-tiba seseorang memanggil Nayeon dari belakang. Wanita itu berbalik dan sontak terkejut melihat sosok Momo telah berdiri dihadapannya.
"Omo! Kau benar-benar Nayeon unnie!" seru Momo tak percaya.
"M-momo? Kenapa kau berada disini?!" tanya Nayeon panik. Bisa gawat jika wanita itu mengetahui keberadaannya.
"Aku sedang mengerjakan proyek disini! Dan..oh,ternyata kau berada di Busan ya? Astaga asal kau tau saja sejak kepergian mu kantor benar-benar kacau!"
"B-benarkah?"
"Yup! Ah.. karena kau sudah disini,ayo kita mengobrol! Ada banyak hal yang ingin ku katakan. Dan jangan lupa,kau berhutang banyak cerita padaku!" Momo tersenyum lalu menarik tangan Nayeon untuk pergi.
"T-tapi Momo-ya aku–"
"Ssstt! Tidak ada penolakan!"
Nayeon akhirnya pasrah dan mengikuti Momo dari belakang. Dia berpikir bahwa keberadaannya sekarang terancam diketahui semua orang.
Sampai mereka di sebuah kafe,Momo dengan semangat bercerita pada Nayeon yang merupakan mantan partner kerjanya. Bertahun-tahun menghilang ternyata wanita itu pergi ke Busan.
"Daebak! Kau benar-benar berubah unnie! Kau semakin dewasa dan cantik!" puji Momo.
"Ah..tidak juga. Tapi terima kasih atas pujiannya.." Nayeon tersenyum tipis.
"Oh,ya. Kenapa kau mendadak pergi dan resign dari kantor? Kau tau tidak bahwa kepergian mu itu membuat sajangnim marah besar!"
Nayeon menegang dengan mata membulat. Tidak mungkin dia mengatakan bahwa kepergiannya karena ia tidak ingin Jeongyeon marah besar atas kejadian satu malam itu. Bagaimana pun juga Nayeon tidak bisa bertemu pria yang sudah merebut segalanya darinya. Terlebih ia menitipkan dua buah hati yang teramat ia sayangi.
"I-itu..a-ku hanya ingin mencari suasana baru! Sejak kepergian eomma..aku merasa sulit tinggal di tempat yang menjadi kenangan kami berdua. Maka dari itu aku pergi.." jawabnya dengan gugup. Setengah kebohongan, setengah kejujuran.
"Aku turut prihatin. Ah..iya. Aku melihatmu berada di sekolah kanak-kanak. Sedang apa kau disana?" tanya Momo sembari meneguk es kopinya.
"Aku sedang..." Nayeon menjeda ucapannya. Berpikir apakah ia harus jujur atau tidak.
"Hmm?"
"Hah..aku sedang mencari anak-anakku.."
Byuurr!!!
Momo mengeluarkan kembali minumannya karena terkejut. Matanya membulat sempurna dengan mulut menganga.
"KAU SUDAH PUNYA ANAK?!!"
+++
Jackson kembali mengunjungi mansion Jeongyeon. Jujur saja,kedua anak asing yang tinggal bersama dengan pria yang memiliki phobia akan anak kecil itu membuatnya penasaran. Bagaimana tidak, mereka benar-benar mirip dengan pria berhati es itu sampai-sampai membuatnya berpikir mereka adalah anak Jeongyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Is Secretary Im? | 2yeon (END)
FanfictionSetelah kejadian satu malam itu, Nayeon menghilang tanpa jejak membuat Jeongyeon frustasi. Sekretaris pribadinya pergi meninggalkan dirinya di hotel tempat mereka menghabiskan malam.