35. Jeongyeon's Anger

462 60 1
                                    

Jeongyeon memandangi setiap inci wajah pucat yang berada dihadapannya. Genggaman tangannya tak sedetikpun terlepas. Jika boleh memilih,lebih baik ia saja yang terkapar tak berdaya di atas ranjang itu.

Hanya saja itu tidak akan pernah terjadi. Jeongyeon hanya bisa berdoa dan berharap yang terbaik untuk kesembuhan Nayeon.

Krekk..

Lamunan Jeongyeon buyar kala suara pintu terbuka. Ia menoleh menatap pintu yang dimana menampakkan sosok malaikat kecilnya yang teramat ia rindukan. Bersama Mina, Chaeyoung dan Jackson. Si kembar berlari mendekati Jeongyeon.

"Appa!!" panggil mereka.

"Sayang.." Jeongyeon berjongkok dengan tangan terulur menyambut buah hatinya.

"Appa sudah pulang!" Bae memeluk tubuh besar Jeongyeon dengan erat. Rasa rindunya kini telah terobati.

"Ya..appa sudah pulang.." lirih Jeongyeon. Ia mengecup satu persatu pipi Yujin dan Bae. Menatap mereka dengan mata sembab membuat kedua anak itu menekuk wajahnya.

"Appa menangis?" tanya Yujin sembari mengusap pipi Jeongyeon dengan tangan mungilnya.

"Ani..mata appa sakit sayang.." elak Jeongyeon tak mau membuat anak itu khawatir.

"Appa.. kenapa eomma lama sekali teltidul?" tanya Bae.

Jeongyeon kembali bersedih. Ia melirik Nayeon yang masih setia dalam dunianya. Rasanya begitu sesak mendengar pertanyaan dari anaknya. Sebisa mungkin Jeongyeon tidak membuat mereka khawatir akan keadaan Nayeon.

"Eomma sedang diobati sayang. Kita tunggu saja eomma bangun.." Jeongyeon mengusap rambut Bae dengan sayang.

Di sisi lain ketiga orang dewasa yang merupakan sahabat Jeongyeon merasa iba melihat sosok ayah dan anak dihadapan mereka. Turut prihatin melihat keadaan Nayeon yang sampai sekarang belum sadar setelah kecelakaan itu.

"Eomma..cepat bangun. Aku dan Bae ingin belmain denganmu.." Yujin memegang ibu jari Nayeon. Semua orang di dalam ruangan itu semakin sedih mendengar ucapan Yujin.

"Yedeura..gomawo sudah menjaga anak-anakku.." Jeongyeon berdiri menatap ketiga sahabat sekaligus saudaranya itu. Jika mereka tidak ada,entah apa yang terjadi pada Nayeon dan juga anak-anaknya.

"No problem!"

"Tidak masalah hyung!"

"Sama-sama oppa.."

Mereka menatap Jeongyeon dengan sendu lalu beralih ke Nayeon.

"Hyung..kau harus sabar. Setelah noona sadar, katakan semuanya dengan pelan-pelan.." gumam Chaeyoung.

"Tentu.."

Perhatian Jeongyeon teralihkan pada dering ponselnya. Ia mengangkat panggilan yang ternyata berasal dari orang suruhannya.

"Halo. Bagaimana? Kalian sudah menemukan pelakunya?"

Jackson dan Chaeyoung saling melempar pandang. Mereka merasa ada sesuatu yang sedang Jeongyeon lakukan tanpa mengikut sertakan mereka.

Wajah Jeongyeon memerah menahan amarah. Tanpa berlama-lama lagi, Jeongyeon mematikan panggilan dan hendak keluar dari ruangan.

"Chaeng,Jack,Mina..aku titip Nayeon dan anak-anak!"

"Tapi hyung..kau mau kemana?!" tanya Chaeyoung sedikit khawatir melihat raut wajah Jeongyeon yang menyeramkan.

"Appa mau kemana?" Bae memeluk kaki Jeongyeon sementara wajahnya terlihat tidak rela jika ditinggalkan. Jeongyeon menghela sejenak untuk meredam emosi. Ia mengusap rambut Bae dan memberikan perhatian penuh pada putrinya itu.

Where Is Secretary Im? | 2yeon (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang