Nayeon menarik selimut hingga menutupi sebagian tubuh Jeongyeon. Pria itu sudah terlelap setelah kurang lebih setengah jam lamanya berada dalam dekapan Nayeon.
Wanita itu tersenyum simpul. Ia memberikan kecupan singkat di kening Jeongyeon sebelum akhirnya beranjak meninggalkannya untuk beristirahat.
"Ah.. anak-anak pasti sudah pulang! Tapi Jeongyeon juga sakit. Apa aku suruh saja para bibi dan pak Jung yang menjemput?" Nayeon bermonolog.
"Ani ani! Yujin dan Bae akan marah jika tidak dijemput olehku. Ckckck mereka benar-benar mirip dengan appanya. Suka sekali marah-marah!" Nayeon terkekeh geli lalu kemudian bersiap untuk menjemput si kembar.
Setelah menjemput mereka,Yujin dan Bae dengan cepat turun dari mobil. Mereka berlarian karena tidak sabar ingin bertemu Jeongyeon.
"Ayo Yujin! Appa pasti sudah menunggu kita!" ajak Bae.
"Yujin! Bae! Jangan lari-lari sayang!" Nayeon mengejar mereka yang bahkan hampir terjatuh jika saja ia tidak menghentikannya.
"Eomma..kami ingin beltemu appa! Kasian dia sakit.." Bae menggembungkan pipinya karena kesal.
"Maka dari itu. Untuk sementara jangan mengganggu appa. Dia harus beristirahat dulu. Mengerti?"
Yujin dan Bae pun mengangguk lemah dan akhirnya mereka berjalan didampingi sang ibu. Sampai di kamar Jeongyeon, mereka sekuat tenaga tidak membuat keributan.
"Appa.." lirih mereka. Saat mendengar kabar bahwa sang ayah sakit,Yujin dan Bae begitu sedih dan ingin cepat-cepat pulang menemui Jeongyeon.
"Ingat pesan eomma..jangan mengganggu appa untuk saat ini.." bisik Nayeon.
"Tapi aku ingin melihatnya eomma.." pinta Yujin dengan wajah memelas.
"Hah.. baiklah. Tapi jangan membangunkannya. Araseo?" pasrah Nayeon tak kuasa melihat wajah memelas Yujin.
"Ne.." kedua anak itu mendekati Jeongyeon dengan raut wajah sedih. Tangan-tangan mungil mereka memegang tangan Jeongyeon yang terasa hangat.
"Cepat sembuh appa.." bisik Bae sambil mencium tangan Jeongyeon.
"Jangan sakit lagi.." lirih Yujin.
Nayeon menatap sendu para kesayangannya yang terlihat sangat menyayangi ayah mereka. Ia kembali berpikir jika saja mereka tidak bertemu Jeongyeon, mungkin anak itu akan terus bertanya dimana ayah mereka. Atau mungkin akan terus menangis meratapi nasib menjadi anak yang lahir tanpa ayah.
+++
Esoknya, Jeongyeon mulai terbangun saat mendengar suara alarm berbunyi keras. Sontak ia terduduk di atas ranjang dan langsung mematikan alarm itu. Matanya mulai menelusuri setiap sudut kamar yang terlihat sepi.
Ia melirik jam yang ternyata sudah menunjukkan pukul enam pagi.
"Ah.. rasanya lebih baik dari semalam.." gumam Jeongyeon saat ia sudah tidak merasakan sakit kepala. Demamnya juga sudah turun. Mungkin karena Nayeon merawatnya dengan baik.
Ia memutuskan untuk mandi dan bersiap ke kantor. Seorang yang super sibuk tidak bisa meninggalkan pekerjaan begitu saja. Jeongyeon harus kembali ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Setelah bersiap,ia turun dan bergabung bersama para kesayangannya yang sudah menunggunya disana.
"Selamat pagi.." sapa Jeongyeon.
"Selamat pagi appa!! Kau sudah sembuh?" seru Yujin dan Bae.
"Ya..ini semua berkat kalian!" Jeongyeon tersenyum ke arah si kembar. Ia mengambil tempat dan bersiap untuk menjalankan ritual pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Is Secretary Im? | 2yeon (END)
FanfictionSetelah kejadian satu malam itu, Nayeon menghilang tanpa jejak membuat Jeongyeon frustasi. Sekretaris pribadinya pergi meninggalkan dirinya di hotel tempat mereka menghabiskan malam.