Beberapa hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Nayeon sudah diperbolehkan untuk pulang. Namun dengan catatan untuk selalu meminum vitamin yang sudah diresepkan. Mengingat ia sempat mengalami depresi dan stres berlebihan. Dokter menyarankan agar Nayeon senantiasa berpikir positif dan mencoba melupakan kejadian kecelakaan itu.
Bersama dengan Jeongyeon,ia melewati hari-hari seperti biasa. Tetapi dalam keadaan tertentu wanita itu terkadang murung hingga kembali teringat akan kecelakaan yang menimpanya.
Jeongyeon sampai ekstra menjaga Nayeon. Wanita itu masih belum sembuh sepenuhnya. Maka dari itu ia harus mengambil cuti dan berdiam di rumah menjaga Nayeon dan anak-anak mereka.
"Sayang..ayo kita jalan-jalan! Anak-anak ingin sekali pergi bersama kita.." Jeongyeon menghampiri Nayeon yang tengah asik duduk di halaman belakang mansion yang dipenuhi taman bunga. Segelas teh hijau menemani waktu wanita itu.
Nayeon menoleh dengan senyuman tipis di bibirnya. "Aku mengikut saja.." gumamnya pelan.
"Baiklah..kalau begitu besok kita akan pergi berjalan-jalan!" seru Jeongyeon dengan kekehan kecilnya. Ia bergabung disamping Nayeon yang tengah duduk di bawah gazebo. Mengambil tangannya lalu mengecupnya dengan lembut.
"Kau sudah baikan? Apa kau mengalami stres? Mimpi buruk?" karena memang kemarin wanita itu sempat kambuh. Jeongyeon sangat khawatir. Nayeon seolah dihantui bayang-bayang kejadian itu.
"Tidak ada.." Nayeon menggeleng pelan. Mengeratkan pegangan tangan mereka.
"Syukurlah..jangan sakit lagi eoh?"
"Hmm gomawo..kau selalu berada disamping ku. Aku sangat menghargai itu. Tetaplah seperti ini. Menjadi Jeongyeon yang ku cintai.."
Jeongyeon tersenyum. Bagaimana bisa ia meninggalkan wanita ini sementara hatinya telah memilih Nayeon untuk menjadi yang terakhir. Tak akan Jeongyeon biarkan sesuatu buruk terjadi pada wanitanya. Cukup kecelakaan itu saja.
"Tentu. Apapun untukmu sayang..." Jeongyeon mendekatkan wajahnya dan mengecup kening Nayeon dengan sangat lama.
Mata Nayeon tertutup menikmati kecupan yang dipenuhi oleh kasih sayang itu. Tidak pernah ia bayangkan jika hatinya akan berlabuh pada Jeongyeon. Yang awalnya membenci, justru ia rela mati demi cintanya.
Jeongyeon yang kaku dan tegas,berubah menjadi pria yang hangat dan cinta keluarga. Bahkan ia merasa di ratukan oleh pria itu. Cintanya semakin besar seiring berjalannya waktu.
"Saranghae.." Jeongyeon menatap lamat netra coklat milik wanitanya.
"Nado saranghae.."
Mereka kemudian saling melempar senyuman. Setelah beberapa hari melewati berbagai macam rintangan,senyum kebahagiaan itu akhirnya muncul. Tak ada yang mereka inginkan kecuali selalu berada disamping satu sama lain. Bahagia bersama keluarga kecil mereka.
+++
Hari ini adalah hari yang spesial. Perayaan ulang tahun si kembar tinggal beberapa jam lagi. Semua orang nampak sibuk mengatur pesta ulang tahun anak-anak itu. Terutama kedua orang tua mereka yang ingin melakukan hal yang terbaik untuk putra putri kesayangan mereka.
"Paman Jack,paman Chaeng..tau tidak? Appa dan eomma akan melayakan ulang tahun kami!" Yujin kecil berdiri dihadapan kedua pria dewasa itu dengan wajah senangnya.
"Yap! Dan meleka akan mengundang teman-teman! Akan ada banyaaaakkk sekali hadiah! Ada kue yang besal juga! Dan aku akan memakai gaun yang cantik!" Bae bersorak ria membuat Jackson dan Chaeyoung tersenyum gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Is Secretary Im? | 2yeon (END)
FanfictionSetelah kejadian satu malam itu, Nayeon menghilang tanpa jejak membuat Jeongyeon frustasi. Sekretaris pribadinya pergi meninggalkan dirinya di hotel tempat mereka menghabiskan malam.