Jeongyeon memeluk kedua orang tuanya bergantian sebelum mereka akan berangkat ke bandara. Faktanya,ayah Jeongyeon harus kembali ke perusahaan utama karena adanya masalah yang membuat mereka harus kembali.
"Maaf..kami harus kembali secepat ini. Seandainya saja tidak ada masalah di kantor,appa akan tinggal lebih lama lagi.." ucap ayah Jeongyeon lesuh.
"Eomma juga ingin sekali tinggal lebih lama dan bermain bersama si kembar. Tapi apa boleh buat,kami memiliki tanggung jawab di kantor.." sahut ibu Jeongyeon.
"Gwencanha..aku mengerti. Semoga perjalanan kalian lancar.." Jeongyeon kembali memeluk ayah dan ibunya.
"Halmeoni.. halabeoji..kalian sudah mau pulang?" Bae yang berada di samping Nayeon mengerucutkan bibirnya.
"Omo.. maafkan halmeoni sayang. Halmeoni janji akan kembali dan bermain bersama kalian.." ibu Jeongyeon menekuk wajahnya sedih lalu mendekati si kembar dan memeluknya.
"Kami akan melindukan halmeoni.." gumam Yujin sembari mengeratkan pelukannya pada sang nenek.
"Halmeoni juga akan merindukan kalian.."
"Nayeon-ssi..kami menitipkan Jeongyeon dan si kembar. Rawat mereka dengan baik.." ucap ayah Jeongyeon.
"Ne..abeoji. Saya akan menjaga mereka dengan baik. Anda tidak perlu khawatir.." Nayeon tersenyum ramah.
"Kau juga Jeongyeon-ah..jagalah Nayeon dan anak-anak kalian! Aku tidak mau ya mendengar kabar jika Nayeon atau keponakan ku menangis karena mu!" sungut Jessi.
"Tentu saja itu tidak akan terjadi!" balas Jeongyeon.
"Sudah.. sebaiknya kita segera pergi karena jadwal penerbangan sebentar lagi.." ingat ayah Jeongyeon.
Mereka berpamitan dengan Nayeon dan juga si kembar. Ibu Jeongyeon tak henti-hentinya memberikan saran pada Nayeon dan juga sebuah permintaan yang membuat Nayeon merona.
"Baiklah..kami berangkat. Jaga diri baik-baik!"
"Eomma juga.. sampai jumpa lagi!" Jeongyeon melambai pada orang tua dan kakaknya yang sudah masuk ke dalam mobil. Sebenarnya ia ingin sekali mengantar mereka,namun karena kesibukan di kantor sudah menunggu. Jeongyeon terpaksa mengurungkan diri untuk mengantar keluarganya.
"Baiklah aku juga harus ke kantor.." Jeongyeon berbalik menghadap Nayeon.
"Hati-hati di jalan.."
Jeongyeon mengangguk lalu mendekat untuk mengecup kening Nayeon sejenak.
"Apa yang dikatakan eomma padamu.." bisik Jeongyeon.
"T-tidak ada!" gugup Nayeon yang langsung menundukkan kepalanya. Kembali teringat akan pesan ibu Jeongyeon yang benar-benar membuatnya gugup.
"Setelah ini jadilah eomma dan istri yang baik untuk anak-anak mu dan Jeongyeon. Menikahlah dengan putraku segera dan buatkan adik untuk si kembar! Aku sangat ingin memiliki banyak cucu!"
Jeongyeon mengangkat alisnya melihat gelagat Nayeon yang aneh. Namun setelahnya ia bermasa bodoh.
"Yasudah..aku pergi dulu. Sayang..appa pergi ke kantor. Jaga eomma dengan baik ne?" Jeongyeon berjongkok demi menatap sang buah hati.
"Hng! Cepat pulang appa!"
"Iya sayang.."
+++
Jeongyeon memasuki ruangannya dimana disana sudah ada Dahyun dan Jackson. Wajah Jeongyeon kembali menyeramkan membuat kedua orang itu bergidik ngeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Is Secretary Im? | 2yeon (END)
FanfictionSetelah kejadian satu malam itu, Nayeon menghilang tanpa jejak membuat Jeongyeon frustasi. Sekretaris pribadinya pergi meninggalkan dirinya di hotel tempat mereka menghabiskan malam.