Nayeon mengeratkan pegangannya pada kedua tangan Yujin dan Bae. Saat ini ia berhadapan dengan Jeongyeon yang masih setia menatapnya dengan datar namun dengan sorot mata tajam.
"Appa..eomma sudah datang!" seru Bae begitu senang.
Lagi-lagi Nayeon tersentak. Sudah sejauh mana mereka tahu tentang Jeongyeon? Dan apakah Jeongyeon juga sudah tahu tentang anak-anak? Astaga kepalanya sampai pening ketika terjebak dalam situasi seperti ini.
"Hm. Apa kau senang sekarang sudah melihat eomma disini?" tanya Jeongyeon dengan tatapan datar menatap Nayeon.
"Senang sekali!! Yeay akhilnya aku dan Yujin sudah belsama eomma dan appa!!"
Nayeon masih memaku di tempat karena sungguh ia tak dapat berkata-kata sekarang. Melihat interaksi Jeongyeon dan anak-anaknya begitu dekat. Tapi bagaimana bisa? Sejak kapan mereka bertemu Jeongyeon?
"Sayang..ajak eomma kalian masuk. Appa menunggu di dalam.." Jeongyeon berbalik memasuki mansionnya.
"Eomma ayo masuk! Lumah appa besal sekali! Eomma halus melihatnya!" Yujin menarik lengan Nayeon hingga wanita itu mau tidak mau mengikuti mereka.
"Tapi sayang..."
"Ayo eomma! Tenang saja..appa itu sangaaaat baik!" seru Bae.
Nayeon menggigit bibirnya. Mana berani dia berhadapan dengan Jeongyeon. Lihatlah tatapan pria itu padanya. Baru ditatap saja ia sudah merinding, apalagi jika sudah mendapat amukan. Namun Nayeon pun penasaran bagaimana bisa kedua anaknya bertemu dengan Jeongyeon.
Saat masuk, Nayeon begitu takjub melihat mansion yang sudah seperti istana. Tetapi nyalinya kembali menciut saat melihat Jeongyeon duduk di sofa sambil menatapnya dengan tajam.
Nayeon juga melihat ada sepasang pria dan wanita yang tidak lain adalah Chaeyoung dan Mina. Lalu pria asing seperti Jackson. Ia tidak yakin bisa menghadapi orang-orang seperti ini. Apalagi Jeongyeon.
"Appa ini eomma ku dan Yujin!" Bae dengan bangga mengenalkan Nayeon di depan Jeongyeon.
"Appa tau. Duduk!" titah Jeongyeon pada Nayeon. Wanita itu menurut dan mengambil tempat di sofa berhadapan dengan Jeongyeon. Ia menunduk takut.
"Selamat datang di rumah ku sekretaris-ehm maksud ku nona Im.." ralat Jeongyeon. Nayeon tak berucap dan justru merasa semakin gugup. Keringatnya bercucuran deras dan tangannya terkepal dingin.
"Eomma kenapa? Tidak pellu takut. Appa sangat baik!" Bae menenangkan Nayeon.
Yujin yang masih ragu terlihat berlari kecil mendekati Jeongyeon. Menatapnya penuh tanya hingga Jeongyeon mengangkat kedua alisnya.
"Appa benal-benal appanya Yujin kan?" tanya Yujin meminta kepastian.
"Kenapa? Kau tidak percaya? Bagaimana jika kau tanya sendiri dengan eommamu.." Jeongyeon menatap Yujin dengan serius lalu berbalik menatap Nayeon dengan lekat.
Yujin kecil yang masih polos tentu langsung menurut dan berlari kecil mendekati Nayeon. Melakukan hal yang sama seperti pada Jeongyeon.
"Eomma apa benal ahjussi itu appanya Yujin dan Bae?"
Nayeon menelan ludahnya dengan susah payah. Sebenarnya ia sangat ingin berbohong. Tapi karena kondisi tidak memungkinkan dan Jeongyeon pun sepertinya sudah tahu semuanya,mau bagaimana lagi. Nayeon akhirnya mengalah.
"Y-y-ya.." bisik Nayeon namun masih dapat di dengar oleh Jeongyeon. Pria itu akhirnya bisa bernafas lega mendengar langsung dari Nayeon. Sekarang,dia benar-benar tidak akan melepaskan anak-anaknya.
"Baiklah.. karena semuanya sudah jelas,itu berarti kalian harus tinggal di sini bersamaku.." ucap Jeongyeon santai.
"Ya. Mereka memang harus tinggal bersama mu.." sahut Jackson.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Is Secretary Im? | 2yeon (END)
FanficSetelah kejadian satu malam itu, Nayeon menghilang tanpa jejak membuat Jeongyeon frustasi. Sekretaris pribadinya pergi meninggalkan dirinya di hotel tempat mereka menghabiskan malam.