15. Scandal

836 115 5
                                    

Nayeon terbangun saat mendengar suara alarm yang berdering dengan keras. Ia yang terganggu lantas mematikan alarmnya. Ia mengusap wajah dan mengucek matanya yang gatal kemudian menatap tiga orang disampingnya yang tengah tertidur pulas.

Seulas senyum tipis terlihat dari bibirnya ketika melihat pemandangan pagi yang begitu indah. Dia belum pernah melihat kedua anaknya tertidur pulas memeluk sang ayah. Ya,tentu karena selama bertahun-tahun mereka tidak bertemu dengan sang ayah kandung.

Walaupun begitu, Nayeon tidak boleh terbawa suasana dan hati. Apa yang dia lakukan semata-mata hanya ingin melihat putra dan putrinya bahagia bisa bertemu dengan ayah mereka.

Lagipula dia tidak berharap lebih pada seorang dengan penuh kuasa seperti Jeongyeon.

Nayeon menggeleng melihat tingkah Bae yang saat ini naik ke atas perut Jeongyeon dan kembali tertidur sementara Yujin memeluk lengan ayahnya seolah itu adalah bantal guling. Dan Jeongyeon sendiri pun sepertinya tidak terganggu dan justru tertidur pulas.

"Sebaiknya aku memasak sesuatu untuk mereka.." Nayeon beranjak dari kasur dengan hati-hati agar ketiga orang itu tidak terbangun. Ia menuju dapur umum membuatkan mereka sarapan.

Lihat,bahkan dia sudah seperti ibu rumah tangga yang bangun di pagi hari untuk menyiapkan sarapan pada suami dan anak-anaknya.

Beberapa menit setelah kepergian Nayeon, Jeongyeon terbangun karena mendengar rengekan dari Bae. Ia membuka mata dan melihat putri kecilnya telah duduk di atas perutnya dengan wajah masam.

"Sayang..ada apa?" tanya Jeongyeon dengan suara serak.

"Appa Yujin nakal! Dia menalik tanganku untuk tulun dali sini!" tunjuknya pada perut Jeongyeon.

"Kau tidak boleh tidul di pelut appa Bae! Nanti appa sakit!" balas Yujin.

Jeongyeon terkekeh kecil melihat tingkah laku anak-anaknya. Ah,pagi yang sangat indah menurut Jeongyeon. Ia kemudian duduk dan mengusap satu persatu rambut anak-anaknya..

"Tidak usah bertengkar. Appa tidak sakit sama sekali. Sudah ya.."

Yujin dan Bae mengangguk dengan wajah lucu membuat Jeongyeon gemas dan tak tahan mencium buah hatinya.

"Appa ayo mandi belsama lagi!" ajak Bae dengan semangat.

"Iya appa ayo mandi belsama dan belendam! Pasti akan selu!!" sahut Yujin.

Jeongyeon tersenyum dan mengangguk lalu menggendong kedua anaknya menuju kamar mandi tanpa menyadari bahwa Nayeon tidak berada di kamar.

"Kkaja!!" teriak Jeongyeon dengan semangat. Siapa yang menyangka jika seorang yang penuh ketegasan dan tidak suka terhadap anak kecil itu kini menjadi ayah yang hangat terhadap anak-anaknya.

+++

Jeongyeon sudah siap dengan pakaian kantornya. Jika biasanya wajahnya datar dan tidak bersahabat,kini terlihat dengan jelas senyuman manis yang untuk pertama kalinya di pagi ini. Ia melirik Yujin dan Bae yang menggenggam tangannya saat turun dari tangga.

"Eomma!!!" Yujin dan Bae berlari mendekati Nayeon yang tengah asik menyiapkan sarapan.

"Jangan lari-lari sayang.." Nayeon menggeleng menatap anak kembarnya. Lalu tidak sengaja ia menatap Jeongyeon yang saat ini mengernyitkan dahi menatap semua makanan yang sudah berada di atas meja.

"Siapa yang memasak ini?" tanya Jeongyeon dengan nada dingin.

"A-aku.." gugup Nayeon ketika melihat Jeongyeon dalam mode galaknya.

Where Is Secretary Im? | 2yeon (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang