25. Confession

810 88 1
                                    

Tidak ada seorang pun yang dapat memprediksi hal-hal yang akan terjadi. Bahkan rencana yang telah disusun rapih pun berakhir tak sesuai ekspektasi. Ending yang bahagia selalu diharapkan oleh setiap insan yang mencinta.

Sekalipun lika-liku permasalahan datang silih berganti mempermainkan perasaan dan hati.

Tidak semua harapan selalu berakhir sesuai keinginan. Seperti Jeongyeon yang tengah menelan pil pahit dari sebuah percintaan. Sebuah rasa yang tidak disangka-sangka akan muncul pada seorang wanita.

Cinta pertama yang berakhir duka.

Sebuah kejadian semalam yang dimana merupakan hal pertama dalam hidupnya. Dalam semalam pula ia merasa hatinya tergerak. Ketertarikannya pada lawan jenis semakin besar. Padahal nyatanya ia tak lebih dari seorang pria yang haus pekerjaan.

Hanya satu malam saja ia merasa kenyamanan yang luar biasa menjalar ke seluruh tubuhnya setiap kali menatap mata sayu yang tengah menggodanya habis-habisan.

Wanita yang juga menjadi ibu dari anak-anaknya. Makhluk kecil buah cinta mereka yang tak disangka kejadian itu membuahkan hasil.

Jika saja takdir tidak mempertemukan mereka, mungkin Jeongyeon tidak akan pernah tahu bahwa saat ini ia memiliki dua anak yang lucu.

Padahal Jeongyeon sudah menorehkan harapan besar. Mungkin dengan hadirnya mereka dapat menyatukan ia dan Nayeon. Tapi kembali lagi pada kenyataan. Namun Jeongyeon masih berharap adanya secercah harapan.

Kalaupun berjodoh,maka bagaimana pun perpisahan yang terjadi, suatu saat mereka akan kembali bersatu. Tapi jika begini? Apakah harapan itu masih ada?

Jeongyeon menutup matanya saat merasakan punggungnya mulai basah. Nayeon benar-benar menangis dalam pelukannya sementara ia hanya diam. Namun sebenarnya di dalam hati ia merasa sakit.

"Hikss..ku mohon jangan lakukan ini.." pinta Nayeon dengan lirih. Pelukannya pun semakin erat seolah enggan melepaskan Jeongyeon.

"Jangan seperti ini Nayeon..jangan membuatku semakin berharap. Aku tau kau tidak pernah memiliki perasaan padaku.." lirih Jeongyeon. Ia mencoba melepaskan pelukan Nayeon. Walaupun awalnya kesulitan,namun dengan tenaganya yang besar mampu melepaskan pelukan itu hingga tubuh Nayeon pun terjatuh.

Jeongyeon berbalik dan pergi meninggalkan mansionnya tanpa memperdulikan teriakan Nayeon yang tengah menangis meratapi kepergiannya.

"Gajima!! GAJIMAA!!"

Tanpa sadar Jeongyeon pun menitikkan air mata. Mereka sama-sama sakit,namun takut kehilangan satu sama lain.

+++

Mina menenangkan Nayeon yang sedari tadi menangis. Untung saja Chaeyoung membawa Yujin dan Bae keluar berjalan-jalan hingga ia dapat menemani ibu dua anak itu. Ia juga mendengar keluh kesah Nayeon dan semua kejadian yang menimpanya.

"A-aku tidak tau kenapa dia berubah. Hiks..bahkan dia membatalkan pernikahan dan memutuskan pertunangan! D-dia juga meninggalkan ku semalam. Aku harus bagaimana Mina?! Hiks..aku tidak ingin dia pergi.." Nayeon memeluk Mina dengan erat. Satu-satunya teman yang ia percaya dan juga tempat berbagi cerita.

"Unnie tenanglah..aku yakin Jeongyeon oppa memiliki alasan..aku sudah menyuruh Chaeng untuk mencari dan membujuknya pulang.." Mina mengusap punggung Nayeon yang bergetar. Ia merasa sedih akan berita gagalnya pernikahan serta putusnya hubungan Nayeon dan Jeongyeon.

"Nayeon-ssi!!" tiba-tiba suara Jackson terdengar dengan langkah cepat menuju ke arahnya. Ia melepas pelukannya pada Mina dan menatap Jackson dengan raut wajah panik.

Where Is Secretary Im? | 2yeon (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang