"Astaga! Aku melupakan dokumen penting ku!" Jeongyeon baru saja masuk ke dalam ruangannya lantas menepuk jidat karena teringat bahwa dokumen yang akan ia presentasikan tertinggal.
"Sebaiknya aku menyuruh pak Jung membawakannya!" ia langsung menghubungi supir sekaligus orang kepercayaannya itu.
"Yeobeoseyo! Pak Jung tolong bawakan dokumen penting ku yang tertinggal di ruang kerja. Dokumen bersampul merah.. segera bawakan aku karena setelah makan siang aku akan mengadakan rapat!" setelah itu Jeongyeon langsung mematikan panggilan.
Di sisi lain pak Jung yang baru saja tiba di mansion lantas bergegas menuju ruang kerja Jeongyeon. Dan itu tak luput dari perhatian Nayeon.
"Pak Jung...kenapa kau sangat buru-buru?" tanya Nayeon.
"Ah..ini nyonya. Tuan Yoo menyuruh saya untuk membawakannya dokumen yang tertinggal. Saya harus kembali lagi ke kantor!" jawab pak Jung yang sudah selesai mengambil dokumen itu.
"Hmm..aku saja pak Jung. Dokumen itu,biar aku yang memberikannya pada Jeongyeon.." Nayeon menyodorkan tangannya pada pak Jung mencoba meminta dokumen itu dari tangannya.
"Tapi nyonya..." ragu pak Jung.
"Gwencanha. Aku yang akan ke kantor. Bisa pinjam kunci mobilnya?"
"Baik nyonya.." pasrah pak Jung. Dia tidak bisa melawan majikannya sekalipun Nayeon terbilang majikan baru.
Nayeon tersenyum. "Terima kasih!" ia segera berlari kecil menuju mobil dan mengemudikannya dengan perasaan senang. Sebenarnya dia hanya ingin bertemu dengan Jeongyeon. Entah kenapa ia begitu merindukan wajah tampan itu. Padahal jelas-jelas mereka baru saja berpisah beberapa menit yang lalu.
"Tapi...itu artinya aku harus bertemu orang kantor! Aish! Biarkan saja mereka mengetahui semuanya. Lagipula aku tidak ingin ada lagi yang disembunyikan. Biarkan saja orang-orang tau jika aku dan Jeongyeon memiliki hubungan.." Nayeon tersenyum simpul sembari melajukan mobilnya.
"Jadi seperti ini rasanya jatuh cinta? Bahkan tidak melihat wajahnya beberapa menit saja aku sudah sangat rindu. Apalagi jika bertahun-tahun!" kekehnya.
Kembali ke kantor. Jeongyeon tengah menunggu kedatangan pak Jung di ruangannya. Sembari menunggu,ia mengecek kembali beberapa laporan keuangan kantor.
Tok! Tok! Tok!
Jeongyeon mendongak menatap pintunya yang terbuka. Wajah berubah dingin saat sosok Jackson datang.
"Jeong...aku ingin berbicara serius!" Jackson menutup pintu lalu mendekati Jeongyeon.
"Bicara apa lagi?" tanya Jeongyeon acuh.
"Apa yang kau pikirkan tentang aku dan Nayeon itu tidak benar! Kau hanya salah paham! Kau tau sendiri kan aku tidak pernah mengambil apa yang sudah menjadi milikmu!"
Jeongyeon berdecak. Tidak Nayeon ataupun Jackson sama-sama membela diri dan bersembunyi dibalik kata Salah Paham.
"Itu tidak akan mengubah apapun! Aku mengambil keputusan sesuai dari yang aku lihat. Kau pergilah. Aku sedang sibuk sekarang!" usir Jeongyeon.
Jackson hendak menyanggah ucapan Jeongyeon,namun pintu kembali terketuk dan Jeongyeon langsung mempersilahkan orang itu untuk masuk.
"Permisi sajangnim.. ini kopi pesanan anda.." Momo berjalan membawa secangkir kopi yang Jeongyeon minta.
"Terima kasih sekretaris Hirai. Taruh saja disini.." tunjuk Jeongyeon pada sisi kanan mejanya.
Saat Momo berjalan membawa kopi buatannya, tiba-tiba heelsnya terasa licin. Wanita yang memang terkenal akan kecerobohannya itu tak bisa mengendalikan tubuhnya hingga akhirnya ia oleng dan menjatuhkan kopi itu di samping Jeongyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Is Secretary Im? | 2yeon (END)
FanfictionSetelah kejadian satu malam itu, Nayeon menghilang tanpa jejak membuat Jeongyeon frustasi. Sekretaris pribadinya pergi meninggalkan dirinya di hotel tempat mereka menghabiskan malam.