Tidak ada yang tahu bagaimana rencana sang pemegang tahta alam raya. Sebagai makhluk yang tidak sempurna kita hanya bisa menerka dan merencakan sesuatu tanpa tahu nyata tidaknya rencana itu.
Bagaimana pun kita mengubah jalan hidup,jika sang pencipta pun mengatakan tidak,maka jangan berharap itu terjadi. Sebaliknya, mungkin sesuatu besar akan datang dan digantikan berkali-kali lipat dari sebelumnya.
Inilah yang dinamakan jalan hidup. Selayaknya sebuah bumbu penyedap yang menyempurnakan rasa. Hidup tidak berarti jika belum merasakan pahit manisnya masalah. Karena bagaimanapun caranya menghindar, masalah akan terus muncul dalam bentuk apapun.
Jeongyeon menyadari sesuatu yang tidak beres. Seperti mendapat sinyal, hatinya meronta. Gelisah bahkan untuk fokus pada pekerjaannya pun tidak bisa. Rasa khawatir menyebar membuatnya mengerang pelan.
Ekor matanya melirik ponsel yang sedari tadi terdiam senyap di atas meja. Menerka-nerka ada apa gerangan hingga benda itu tak kunjung berbunyi. Biasanya dalam sehari akan masuk berpuluh-puluh pesan.
Tapi kali ini seolah hilang. Segelas Americano dingin kembali ia teguk untuk menghilangkan dahaga dan stres.
"Kenapa sampai sekarang Nayeon belum menghubungi ku? Semoga saja tidak terjadi sesuatu.." lirihnya dengan wajah khawatir. Kontak batin antara pasangan itu seperti nyata. Jeongyeon merasa hatinya sesak tanpa sebab. Otak pun terus tertuju pada sang pemenang hati yang jauh disana.
Hingga tak lama kemudian dering ponsel menggema membuat Jeongyeon terperanjat. Segera ia mengambil benda itu dan melihat nama si pemanggil.
"Jackson? Tumben sekali dia menelpon.." Jeongyeon bermonolog lalu menjawab panggilan itu. "Yeobeoseyo?"
"Jeongie! Hurry up!! Please comeback!!"
Jeongyeon mengernyit. Suara Jackson bergetar seperti orang yang hendak menangis. Tak sampai disitu. Ia mendengar keributan yang sayup-sayup terdengar.
"Why?! Apa kau baik-baik saja?!"
"Nayeon!!"
Deg!
Bukan bermaksud berprasangka buruk. Tapi mendengar nama wanitanya disebut, Jeongyeon mendadak takut.
"Ada apa dengan Nayeon?! Cepat katakan! Jangan bertele-tele!" geramnya hingga hampir memukul meja.
"Nayeon kecelakaan! Cepatlah kembali!!"
Runtuh sudah dunia Jeongyeon. Seketika tubuhnya melemas tak bisa digerakkan. Bagai disambar petir dan ditusuk ribuan jarum. Penggambaran klise,namun seperti itulah yang Jeongyeon rasakan.
Air mata yang tidak diinginkan terjatuh begitu saja. Jeongyeon mematikan panggilan sepihak. Berlari dengan kencang keluar dari kantor ayahnya. Masa bodoh dengan pekerjaan. Ada masalah yang lebih penting daripada itu.
Nayeonnya, kekasihnya, tunangannya,ibu dari anak-anaknya. Bahkan semalam ia bermimpi tengah mengikrarkan janji sehidup semati bersama wanita itu. Tapi hari ini,kabar buruk datang tak terduga. Sepertinya Jeongyeon telah meninggalkan kesayangannya itu terlalu lama.
"Nayeon tunggu aku!! Bertahanlah!"
+++
Sementara sepanjang jalan,bunyi sirine menggema membuat banyak pengendara memberikan jalan pada ambulans yang lewat dengan kecepatan penuh.
Dari belakang, beberapa meter dari jarak ambulans,ada sebuah mobil mengikuti. Di dalamnya para penumpang begitu panik bahkan sampai menangis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Where Is Secretary Im? | 2yeon (END)
FanficSetelah kejadian satu malam itu, Nayeon menghilang tanpa jejak membuat Jeongyeon frustasi. Sekretaris pribadinya pergi meninggalkan dirinya di hotel tempat mereka menghabiskan malam.