Chapter 4 : Mansion

607 59 12
                                    

Mumpung lagi sempet. Hari ini aku drop lagi chapter 4. 3500+ kata. Semoga menjawab rasa penasaran kalian ya!

 Semoga menjawab rasa penasaran kalian ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Selamat Membaca-

Jeongyeon membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa berat dan pusing oleh serangan mendadak yang memaksa dia harus menghirup zat entah apa itu namanya. Yang dia ingat bahwa seseorang di belakangnya menutup hidung sekaligus mulutnya lalu ia tak sadarkan diri. Dia merasa tangannya kaku dan susah untuk digerakkan. Rupanya, tangannya diikat kebelakang dengan sangat kencang dan mulut tertutup lakban. Jeongyeon mengangkat wajahnya. Dia sadar ada di dalam sebuah mobil. Lalu mengedarkan pandangannya keluar jendela. Gelap.

Mobil melaju melintasi entah itu sebuah hutan atau apa namanya, karena Jeongyeon melihat samar-samar oleh pantulan cahaya rembulan, mobil itu melewati jalan dengan pohon-pohon besar yang berjajar di sepanjang jalan.

Jeongyeon melirik ke arah sebelah tempat duduknya. Duduk dengan tenang laki-laki kurang aja tadi. Jeongyeon sadar, dirinya sedang diculik laki-laki ini. Akan dibawa kemana dirinya? Jeongyeon ingat dengan jelas semuanya sekarang. Laki-laki yang sudah merenggut ciuman pertamanya dengan cara yang sangat tidak sopan dan kasar, tampak sedang menatap kedepan lurus-lurus dengan wajah aristokratnya yang sangat mengintimidasi.

Jeongyeon mencoba bergerak berusaha melepaskan kedua tangannya yang diikat kebelakang. Dia berteriak namun yang keluar dari mulutnya hanyalah suara gumaman, membuat orang yang duduk di sebelahnya menoleh.

"Kau sudah sadar tampaknya." Taehyung membelai pipi Jeongyeon menaikkan seutas rambutnya ke telinga. Jeongyeon sudah sangat berantakan. Dimulai dari dirinya yang hampir dilecehkan oleh pria mabuk di klub sampai memberontak melawan bodyguardnya laki-laki kurang ajar ini.

Jeongyeon meronta-ronta ingin dilepaskan. Nafasnya terengah-engah karena bungkaman di mulutnya. Dan tali yang mengikat kedua tangannya erat.

"Itu hanya akan menyakiti pergelangan tanganmu. Sabar, sebentar lagi kita sampai." Kata Taehyung dengan santai.

Jeongyeon mendelik kesal ke wajah Taehyung. Laki-laki yang mulai berani membelai lembut lengannya. Sebisa mungkin Jeongyeon menghindar menandakan dia tak suka dengan perlakuan Taehyung tersebut. Taehyung terkekeh melihat respon gadis yang disentuhnya.

Jeongyeon melihat tas selempang kesayangan warna coklatnya ada di sisi Taehyung. Dia menjerit-jerit dalam bungkaman. Mengarahkan bola matanya pada tas tersebut. Jeongyeon ingin Taehyung memberikan tas itu kepadanya. Taehyung mengerti maksud Jeongyeon.

"Kau mau ini?" Tanya Taehyung dengan santai. Mengangkat tas Jeongyeon dengan ekspresi jijik dan merendahkan seperti tas itu sangat buruk di matanya.

Jeongyeon menganggukan kepalanya cepat.

"Memangnya ada apa di dalam sini?" Taehyung meledek lalu membuka resleting tas tersebut. Disana terdapat ponsel dan dompet warna hitam miliknya. Jeongyeon menjerit maksud hati ingin Taehyung menyerahkan ponselnya segera. Namun Taehyung malah mempermainkan ponsel itu di depan wajahnya. Dasar kurang ajar.

Live With The Devil [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang