Kredit foto: @kth.yjy on instagram
-Selamat Membaca-
Ini pertama kalinya bagi Jeongyeon, dan Joshua tentunya, mereka berpergian nan jauh dari rumah. Menyebrangi samudera dan benua menaiki jet pribadi milik Taehyung. Pesawat itu sudah siap di sebuah halaman yang luas. Joshua kegirangan sesaat setelah turun dari mobil. Lalu menggerakkan seluruh tubuhnya di gendongan ibunya. Bayi itu sudah tidak sabar menaikinya.
Beberapa staff telah siap menyambut mereka di pintu masuk pesawat tersebut. Joshua sangat antusias di pangkuan ibunya setelah masuk ke dalamnya. Taehyung memasangkan seatbelt pada Jeongyeon saat pesawat hendak lepas landas.
"Joshua sayang.. pakai dulu ini ya!" Taehyung memasang earmuff di telinga mungil Joshua. Bayi satu tahun itu menatap ayahnya dengan mata kecoklatan yang menyala-nyala. "Sayang kau siap?" Taehyung mengusap lengan Jeongyeon lembut.
"Aku sedikit nervous Taehyung." Jeongyeon mengatakan apa adanya yang dia rasakan.
"Nanti kau akan terbiasa." Taehyung menatap mata istrinya penuh arti. Jeongyeon menganggukkan kepala perlahan tanda setuju.
"Okay lets go!" Taehyung berseru saat pesawat lepas landas dan menukik ke udara.
Saat pesawat sudah stabil, Taehyung meraih Joshua dari istrinya, memangku Joshua lalu memperlihatkan pemandangan melalui jendela pesawat. Keduanya saling bercanda. Joshua tersenyum lalu menjerit gemas dan tangannya dikepakan di lengan ayahnya. Jeongyeon menatap keduanya lalu tersenyum. Hatinya terasa sangat hangat. Inilah kebahagiaan yang Jeongyeon nantikan. Keluarga yang utuh, serta Joshua tumbuh sehat dan sangat pintar. Jeongyeon berfikir kemudian. Tak akan Jeongyeon biarkan seseorang merebut kebahagiaannya.
Sementara itu seorang pramugari melayani mereka dengan hidangan mewah ala kaum Jetset. Jeongyeon menyiapkan makanan untuk Joshua. Dan Taehyung menyesap kopinya. Taehyung memandang Jeongyeon dengan intens. Jeongyeon merasa risih karena terus dipandangi seperti itu, membuat pipinya merona.
"Aku selalu suka denganmu." Taehyung sedang mencoba menggoda istrinya. "Kau masih saja merona meski sudah sering aku goda. Bahkan sampai sekarang." Perkataan Taehyung justru membuat wajah Jeongyeon merah padam.
"Joshua lihat ibumu sayang." Taehyung semakin menggoda Jeongyeon. "Ibumu pasti akan awet muda kalau selalu ayah goda."
"Sudah ya sayang hentikan!" Jeongyeon tak sanggup lagi jadi bahan godaan oleh keluarga kecilnya. "Joshua kemarilah duduk dengan ibu sayang." Jeongyeon mengulurkan kedua tangannya. Taehyung menyerahkan Joshua pada istrinya.
"Aku harus mengecek pekerjaanku." Taehyung beranjak.
"Baik ayah. Semangat ayah." Jeongyeon mewakili Joshua dengan suara gemas. Taehyung mengusap pipi Joshua disertai cubitan lembut. Taehyung berpindah tempat duduk lalu meminta PC pada asistennya. Lalu terdengar mereka membicarakan bisnis yang Jeongyeon tak mengerti.
Jeongyeon mengajak Joshua bermain kemudian, keduanya terlelap setelah puas bermain-main. Taehyung beranjak ketika sudah tak terdengar suara orang yang disayanginya. Diambilnya sebuah selimut lalu ditutupi tubuh Jeongyeon yang sedang merangkul Joshua. Dikecup pipi istrinya lembut.
***
Mereka mendarat dengan aman di lapangan luas di belakang sebuah rumah di Italia setelah memakan waktu hampir sepuluh jam di udara. Rumah klasik dengan design Eropa yang sangat kental. Halaman belakang rumah itu saja sangat luas. Apakah rumah itu yang pernah Taehyung sebut waktu itu?
Sejak turun dari pesawat, Jeongyeon bisa mencium aroma laut. Itu berarti ada laut tak jauh dari rumah tersebut.
"Sayang cepatlah." Taehyung tidak sabar ketika Jeongyeon sedang mencoba menikmati udara baru di negara yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Jeongyeon setengah berlari mengikuti Taehyung. Joshua sudah ada di kereta bayinya sesaat setelah mereka turun. Bayi itu kini sedang terlelap dengan nyaman. Joshua tak terbangun hanya karena perbedaan udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Live With The Devil [END]
RomanceKehidupan Jeongyeon yang sempurna sirna seketika setelah bisnis ayahnya collapse. Lalu diperburuk dengan kematian kedua orang tuanya kemudian. Kekasihnya yang merupakan satu-satunya orang yang dia percaya, mengkhianatinya. Dia memilih kabur ke kota...