Chapter 18 : Regret Nothing

417 56 21
                                    

-Selamat Membaca-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-Selamat Membaca-

Pagi menjelang siang Jeongyeon bersiap untuk pergi. Dengan susah payah dia mencari jadwal Taehyung yang ada pada asistennya. Syukurlah hari itu jadwal Taehyung sangat padat hingga malam. Jadwalnya sangat padat, yang sebagian Jeongyeon tak mengerti, sehingga dia bisa menyelinap keluar mansion sejenak.

Penjagaan di rumah itu sudah tak terlalu ketat semenjak Jeongyeon mulai menunjukkan itikad baik untuk tidak kabur dari sana. Para rombongan lenong— Taehyung, asisten pribadi, pengawal setia beserta bodyguardnya hari itu pergi bersama. Entah proyek apa yang sedang Taehyung kerjakan hari itu.

Dengan berdandan serba hitam Jeongyeon bersiap pergi secepatnya. Mansion itu sedikit sepi. Baguslah pikirnya. Namun pelayan beranam Hae Na muncul dari bagian dapur dan segera menghampiri Jeongyeon saat gadis itu tampak menuruni tangga berpilin dengan tergesa-gesa.

"Nona, apa nona akan pergi?" Hae Na menghentikan langkah Jeongyeon.

"Tenang saja aku pasti akan kembali." Jeongyeon tau kekhawatiran pelayan itu seperti Jeongyeon akan kabur saja.

"Tapi nona akan pergi kemana? Saya harus tahu karena mungkin nanti tuan Taehyung akan bertanya.

"Jawab saja aku pergi ke tempat yang seharusnya Taehyung bersujud dan memohon ampun!" Dahi Hae Na berkerut tak mengerti. Jeongyeon melenggang begitu saja saat Hae Na mulai mencercanya lagi.

Dibukanya pintu utama mansion lalu berjalan ke arah gudang. Disana terdapat beberapa sopir yang sedang sibuk menurunkan berbagai keperluan rumah itu.

"Oh nyonya ada perlu apa?" Tanya salah seorang sopir mobil pick up sedikit terkesiap saat Jeongyeon menghampirinya.

"Aku boleh meminta tolong?" Pinta Jeongyeon.

"Dengan senang hati nyonya." Jawab sang sopir yang sudah paruh baya.

"Aku ada keperluan di luar rumah ini—"

"Maaf nyonya tidak bisa."

"Aku pasti kembali ke rumah ini. Aku tidak akan kabur." Jeongyeon tau sopir itu ketakutan.

"Tapi saya sudah diberi pesan untuk tidak membantu nyonya keluar rumah ini." Jawab sopir itu lemah. "Saya mempunyai keluarga yang harus saya nafkahi nyonya.." pria itu bergidik. Sepertinya sedang membayangkan betapa kejamnya Taehyung apabila orang itu membantu Jeongyeon.

"Aku mau pergi ke rumah abu orangtuaku." Jeongyeon menjelaskan maksudnya. Pria itu mematung. Wajahnya berubah sendu. "Aku berjanji tidak akan kabur dari rumah ini. Untuk masalah Taehyung aku bisa jamin." Jeongyeon memohon dengan memelas tanpa dibuat-buat. "Aku yang akan menanggung semuanya." Jeongyeon menyakinkan.

***

Kini Jeongyeon dan sang sopir sedang dalam perjalanan menuju pinggiran kota. Setelah melalui negosiasi yang alot, akhirnya pria itu menyanggupi— dengan syarat yang ditekankan bahwa Jeongyeon harus menanggung penuh akibatnya . Jeongyeon menolak saat sang sopir merekomendasikan agar dirinya menggunakan mercy. Sopir itu juga terheran kenapa gadis itu memilih pick up? Padahal jelas-jelas terdapat banyak mobil mewah bertengger di garasi rumah itu. Jeongyeon sudah sangat bersyukur ketika ada yang bisa membantunya sekaligus mengantarnya. Pick up itu akhirnya melaju, membelah jalanan kota.

Live With The Devil [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang