Chapter 16 : Dilemma

364 50 13
                                    

(Yaampun visualnya😍🥵)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Yaampun visualnya😍🥵)

-Selamat Membaca-

Jeongyeon bisa gila jika terus berada di kamar itu. Tulang-tulangnya terasa kaku jika terus berdiam diri di dalamnya. Kebebasannya untuk keluar masuk kamarnya benar-benar dimanfaatkan oleh Jeongyeon. Hari itu Jeongyeon memutuskan untuk melanjutkan berkeliling, melihat mansion itu yang sempat tertunda sebelumnya.

Dengan dibantu oleh Hae Na, Jeongyeon menggunakan kursi roda untuk jalan-jalan. Jeongyeon menuju taman bunga yang sangat indah karena dirawat dengan telaten oleh pelayan-pelayan Taehyung. Jeongyeon menyapa para pelayan yang sedang sibuk bekerja dengan ramah. Pelayan juga tampak senang mengerjakan pekerjaan mereka.

Jeongyeon meminta pelayan agar memberinya beberapa tangkai bunga krisan berwarna ungu yang menggoda matanya dan beberapa tangkai bunga mawar berwarna merah muda yang cantik. Jeongyeon mempunyai ide untuk menaruh pada vas dan akan diletakkan di kamarnya.

Jeongyeon meminta Hae Na agar membawanya ke halaman belakang. Tibalah dirinya disana melihat kebun binatang mini. Beberapa minggu yang lalu itu merupakan danau. Sekarang danau itu sudah disulap Taehyung menjadi sebuah penangkaran hewan. Terdapat sekelompok rusa menggemaskan yang berhasil Taehyung datangkan. Taehyung benar-benar kaya, apapun yang dia inginkan maka akan terwujud saat itu juga.

Hae Na merasa gemas dengan sekawanan rusa itu lalu mengambil beberapa buah wortel, begitupun dengan Jeongyeon dia merasa hiburan itu sebagai terapi baginya. Jeongyeon sudah sembuh hanya saja kakinya yang masih lemas untuk berjalan lama.

"Hae Na, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" Jeongyeon membuka percakapan, meraih satu batang wortel lalu memberikan  pada rusa-rusa yang tampak berkerumun di hadapan mereka.

"Tentu nona. Tanyakan apapun yang nona ingin tahu."

"Apa yang membuat kalian, para pelayan begitu setia bekerja untuk Taehyung, meskipun kalian tahu bahwa tuan kalian sangat arogan?" Pertanyaan Jeongyeon sungguh sangat berani. Namun, Hae Na sejenak tersenyum mendengarnya.

"Nona, izinkan saya bercerita sedikit tentang masalalu saya. Dulu keluarga saya memiliki hutang yang sangat banyak. Saat itu saya hampir bunuh diri karenanya, hingga suatu hari tuan Taehyung datang, bagaikan malaikat lalu membantu." Hae Na menghela nafas berat mengingat kisah hidupnya. "Tuan berjanji akan melunasi hutang-hutang itu jika saya bersedia mengabdikan diri padanya." Hae Na menitikan airmatanya namun bibirnya tersenyum melihat rusa-rusa itu. "Saat itu juga tanpa ragu saya mengatakan 'iya' dengan cepat, meskipun saya tak tahu sata akan diperlakukan seperti apa disini." Hae Na tersenyum lalu melanjutkan. "Kemudian disinilah saya setia, bekerja untuk tuan Taehyung."

"Apa kau tak pernah kesal menghadapi dia yang sangat temperamental seperti itu?" Tanyanya kemudian.

"Sebagai manusia normal tentu saya merasa kesal. Tapi itu dulu saat awal-awal saya bekerja disini. Dan sekarang saya merasa bisa menerima semua sifat tuan, nona." Pakan rusa ditangan Hae Na sudah habis. Dia mengalihkan perhatian sepenuhnya pada Jeongyeon.

Live With The Devil [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang