Chapter 8 : Promise

389 64 3
                                    

-Selamat Membaca-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-Selamat Membaca-

"Kau pasti Jeongyeon. Benar bukan?" Jeongyeon mengangkat wajahnya. Seketika dia terpanah dengan laki-laki yang menyapanya. Tampan dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

"I-iya." Jeongyeon gugup.

"Perkenalkan, aku Jinyoung. Dokter di rumah sakit milik Taehyung." Jinyoung mengulurkan tangannya.

"J-Jeongyeon." Dengan ragu-ragu Jeongyeon menyambut jabat tangan laki-laki yang terlihat sangat ramah itu. Jeongyeon menundukan kepalanya, segan memandangi laki-laki itu lama-lama.

"Jika kau mencari Taehyung, dia sedang bersama rekan bisnisnya di ruangan sana." Jeongyeon mengangkat wajahnya memberanikan diri menatap lawan bicaranya. Jinyoung menunjuk sebuah ruangan di sudut rumah itu.

"Ahh tidak. Aku tidak sedang mencarinya." Jeongyeon berbohong.

"Ahh baiklah." Jinyoung menyesap minuman yang ada di genggamannya.

Jeongyeon kagum dengan Jinyoung yang terlihat tampan dan ramah. Sungguh sangat berbanding terbalik dengan Taehyung. Meskipun Taehyung sangat tampan, namun Jeongyeon tak pernah melihatnya tersenyum dengan ikhlas seperti Jinyoung. Laki-laki di depannya ini mempunyai senyum secerah mentari pagi.

Kesan pertama Jeongyeon terhadap Jinyoung membuatnya berfikir sejenak. Apakah dia harus meminta pertolongan kepada laki-laki ini? Jeongyeon menimang dengan seksama.

"Kau tampak kebingungan." Ucap Jinyoung.

"Ahh tidak." Jeongyeon menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Sepertinya kau sedikit gugup. Apakah kau sakit?" Jinyoung menghampiri pelayan yang hilir mudik membawa nampan berisi berbagai minuman. Laki-laki itu mengambil satu gelas lalu memberikan kepada Jeongyeon. "Minumlah agar kau rileks." Jinyoung tersenyum.

"Aku baik-baik saja. Te-terima kasih." Jeongyeon menerimanya. Menyesap minuman itu perlahan.

Rupanya sedari tadi Jeongyeon dan Jinyoung tak lepas dipandangi para tamu undangan yang hadir. Tepatnya sedang mencemooh Jeongyeon.

"Lihatlah betapa murahannya perempuan itu. Baru saja dia turun dari tangga, dan sekarang sudah menggaet laki-laki lain."

"Jika dilihat dari kekasih Taehyung sebelumnya dia sama sekali tak berkelas. Lihat saja sikapnya. Pasti dia berasal dari keluarga miskin."

"Taehyung sudah menurunkan standarnya dengan memilih perempuan seperti itu untuk menjadi kekasihnya."

Suara mereka sengaja dinaikan volumenya. Jeongyeon ingin berpura-pura tak mendengarnya. Namun semakin diabaikan semakin terdengar jelas. Ia melirik sekumpulan perempuan hits sedang bergosip ria dan menatap Jeongyeon sinis. Ingin sekali Jeongyeon membungkam mulutnya, agar berhenti. Apakah perempuan kaya tak memiliki sopan santun? Jeongyeon ingin teriak.

Live With The Devil [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang