Kini usia Joshua sudah enam bulan. Bayi itu sekarang sedang sangat menggemaskan. Pagi itu Jeongyeon pergi jalan-jalan bersama Joshua dengan kereta bayinya. Pagi hari Jeongyeon selalu rutin menjemur Joshua di bawah sinar matahari yang hangat. Seorang nanny mendampingi mereka. Biasanya mereka selalu menuju penangkaran rusa yang kini semakin banyak jumlahnya.
"Joshua.." Jeongyeon mengajak bayinya bercanda. "Uhh Joshua sayang.." Joshua menggerakkan kaki dan tangannya sangat aktif dan mata coklatnya yang menyala-nyala. Sekawanan rusa mendekatinya. Mereka hanya dipisahkan oleh pagar. Bayi itu seperti ingin lepas dari kereta bayinya. Joshua menjerit histeris karena gembira.
Jeongyeon berjongkok di hadapan Joshua lalu memandangi putranya yang semakin mirip Taehyung. Yang membedakan hanya kepala Joshua yang tanpa rambut. "Padahal ibu yang mengandungmu sembilan bulan kenapa kau tak ada mirip sama sekali dengan ibu, sayang?" Jeongyeon memegangi dua kaki Joshua gemas. Joshua mengeluarkan suara jeritan melengking seperti merespon percakapan ibunya.
"Yang kencang sayang. Menjerit yang kencang." Jeongyeon merasa semenjak kehadiran Joshua, hidupnya jauh lebih berwarna. Waktu itu dirinya kesepian di siang hari, karena Taehyung yang sibuk dengan pekerjaannya. Dan sekarang karena adanya Joshua bagaikan teman baginya.
Taehyung menghampiri mereka di taman. Seperti biasa dia akan berpamitam dengan keluarga kecilnya. Pria itu sudah sangat rapih hendak pergi ke kantor. Taehyung kemudian berjongkok di hadapan kereta bayi, memandang Joshua yang kini sedang belajar menjerit.
"Ya ampun jagoan ayah.. suaramu begitu kencang sayang."
"Iya ayah aku senang sekali melihat rusa." Jeongyeon menirukan suara anak-anak.
"Aaa pintar sekali anak ayah.." Taehyung mencium jemari Joshua yang imut. "Ayah akan pergi ke kantor ya sayang. Sampai jumpa nanti ya.." dicium pipi Joshua gemas.
"Iya ayah hati-hati. Aku ingin cepat besar dan bermain dengan ayah."
"Tentu sayang, ayah selalu menemani tumbuh kembangmu setiap waktu."
"Bye-bye ayah." Jeongyeon meraih tangan Joshua melambaikan tangan mungil itu kepada ayahnya. Taehyung mencium pipi dan puncak kepala Jeongyeon penuh kasih sayang.
"Aku pergi dulu sayang." Taehyung berpamitan.
"Hati-hati ayah Joshua." Jeongyeon melambaikan tangannya kemudian dibalas oleh Taehyung lalu membalikkan badan.
***
Puas main-main di taman, setelah matahari sudah mulai meninggi Jeongyeon membawa Joshua ke dalam rumah. Di depan lobbi mansion itu dia mengangkat Joshua dari keretanya menggendong anak itu dan bersiap sarapan. Jeongyeon tampak heran ketika para pengawal saling bersahut-sahutan menggunakan handy talkie mereka. Dan terdengar seperti pesan yang berasal dari pintu gerbang utama.
"Hae Na ada apa?" Tanya Jeongyeon saat hendak duduk di meja makan.
"Saya tidak tau nyonya, saya akan memeriksanya." Hae Na bergerak dan mencari tau. Setelahnya Hae Na menghampiri Jeongyeon lagi dengan wajah panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Live With The Devil [END]
RomanceKehidupan Jeongyeon yang sempurna sirna seketika setelah bisnis ayahnya collapse. Lalu diperburuk dengan kematian kedua orang tuanya kemudian. Kekasihnya yang merupakan satu-satunya orang yang dia percaya, mengkhianatinya. Dia memilih kabur ke kota...