-Selamat Membaca-Seorang laki-laki memakirkan mobilnya di depan sebuah gedung tua yang sudah tak berpenghuni. Dia keluar dari mobil lalu melirik ke segala arah memastikan tak ada satu orangpun yang mengetahuinya. Laki-laki itu masuk ke dalam gedung, di sana dia bertemu dengan seseorang.
"Kau sudah tiba rupanya." Sapa pria paruh baya yang sedang menghisap rokok menggunakan cerutunya.
"Bagaimana, kau sudah memperoleh informasinya? Tanya pria paruh baya itu.
"Aku selalu menjalankan tugasku dengan rapih dan tepat. Anda tak perlu khawatir." Laki-laki itu memberikan beberapa buah foto.
Pria paruh baya itu meraihnya lalu menyunggingkan senyum sebelahnya. "Gadis ini pasti sudah ditiduri Taehyung setiap malam. Sampai laki-laki berengsek itu menjadikannya sebagai jalang kesayangannya dan mengajaknya tinggal bersama." Pria itu tertawa mengejek. "Kau itu bajingan yang arogan, Taehyung!" Sambil menatap foto itu dengan tajam.
"Sepertinya memang begitu." Kata laki-laki itu setuju.
"Kau yakin jalang ini sudah menjadi kelemahan Taehyung?" Tanya pria paruh baya itu.
"Tentu. Bahkan sepertinya dia tak bisa melepaskan dari kungkungannya." Keduanya tertawa meremehkan. Hingga suara nya menggelegar memenuhi lorong yang kosong
"Kita jalankan misi secepatnya, begitu ada kesempatan." Perintah pria paruh baya itu. Laki-laki itu mendekat, meraih kerah baju pria paruh baya yang kini terkejut dengan serangan tiba-tiba.
"Anda harus menepati janji anda sebelumnya! Aku akan melakukan pekerjaanku sebaik mungkin. Jika sampai anda mengkhianatiku akan ku bunuh anda dengan satu gerakan cepat."
"Eii. Kau tenang saja. Begitu kau bisa membunuh Taehyung si berengsek itu, sudah pasti kau akan menerima bayaran jauh lebih besar dari yang aku janjikan." Pria paruh baya itu memegang kedua tangan laki-laki itu agar melepaskan cengkraman di kerah bajunya.
"Baik kita mulai secepatnya."
***
Pagi-pagi sekali Gie Do masuk ke dalam kamar Jeongyeon. Dia mengantar pelayan yang tampak sibuk membawa beberapa baju-baju baru dan merapihkannya pada lemari, di walk in closet.
Jeongyeon jengkel. Pengawal itu sama arogannya seperti tuannya. Jeongyeon yang belum bangun sepenuhnya dan masih mengumpulkan nyawanya terpenjarat karena pengawal berbadan kekar itu masuk tanpa permisi. Jeongyeon menatap heran baju-baju itu. Taehyung selalu menghujaninya banyak hadiah seperti baju, sepatu, tas dan aksesoris yang harganya sangat mahal. Percuma saja Jeongyeon pikir, dia hanya terkurung sepanjang bulan di dalam kamar, untuk apa barang-barang itu?
"Nona, tuan ingin sarapan bersama! Perintahnya tolong nona mandi dan gunakan pakaian baru ini!" Gie Do pergi begitu saja sebelum Jeongyeon sempat menjawab. Jeongyeon kesal. Apa itu perintah mandi dulu? Memangnya Jeongyeon anak kecil, yang harus dititah untuk urusan sepele seperti mandi? Dengan cepat Jeongyeon menuju kamar mandi, kini Jeongyeon sudah muak jika nantinya dia harus berdebat dengan Taehyung karena hal sepele.
KAMU SEDANG MEMBACA
Live With The Devil [END]
RomanceKehidupan Jeongyeon yang sempurna sirna seketika setelah bisnis ayahnya collapse. Lalu diperburuk dengan kematian kedua orang tuanya kemudian. Kekasihnya yang merupakan satu-satunya orang yang dia percaya, mengkhianatinya. Dia memilih kabur ke kota...