Chapter 23 : You're My Home

674 55 46
                                    

-Selamat Membaca-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Selamat Membaca-

Pagi itu Jeongyeon mengunjungi supermarket terdekat untuk membeli beberapa kebutuhan seperti sayuran, buah-buahan dan daging. Jeongyeon tak tau apa yang harus dipersiapkan bagi seorang ibu hamil. Itu adalah pengalaman pertamanya. Jeongyeon juga tak bisa berbagi kegelisahannya seputar kehamilan karena dia tak memiliki seorang teman. Dia hanya terus berselancar di ponselnya mengenai tips-tipsnya.

Saat di etalase perlengkapan bayi Jeongyeon mematung, mungkin beberapa bulan yang akan datang dia akan melahirkan seorang bayi dan menjadi seorang ibu. Tentu dia sangat bahagia, namun dia tak tau tepatnya perasaan apa sedang dia alami saat ini. Ada kegundahan dalam hatinya. Jeongyeon menyentuh sepatu bayi yang mungil begitu menggemaskan. Dadanya sedikit sesak. Akan seperti apa anaknya kelak? Laki-laki atau perempuan?

Hingga sebuah televisi yang digantung di dinding supermarket itu menyiarkan sebuah berita. Taehyung ada di dalam berita tersebut. Saat berita tersebut menyampaikan informasi tentang "Taipan Bernama Kim Taehyung Berhasil Memenangkan Persidangan, Harga Saham di Beberapa Perusahaannya Perlahan Meroket." Jeongyeon mengerutkan dahinya sidang apa yang sedang Taehyung jalani? Jeongyeon memegang perutnya. Ayah dari calon anaknya ada di berita itu. Dan apa yang sedang Jeongyeon lakukan disana? Begitu sendirian, begitu kesepian.

Jeongyeon memandangi sepatu bayi, mengusap perutnya kemudian menatap layar televisi dengan perasaan bingung. Hingga Jeongyeon merasa mual yang tak tertahankan dan pergi ke toilet. Disana dia mengeluarkan semua makanan yang dimakannya tadi pagi. Jeongyeon berkaca pada cermin toilet. Dipandangi wajahnya yang pucat.

"Sayang.. tolong bekerja samalah sama ibu. Setidaknya kau harus mendapat nutrisi nak.."

Sebelum pulang ia menyempatkan diri membeli kue ulang tahun favoritnya. Kini di dalam bus yang ditumpanginya pikiran Jeongyeon melayang entah kemana. Dipeluk bungkusan barang belanjanya. Entah bagaimana nasibnya nanti, yang jelas dia harus bertahan demi anaknya.

***

Jeongyeon merapikan barang belanjanya dan mencoba memasak. Meskipun ia terus memuntahkannya, setidaknya perutnya tak boleh kosong. Hari itu adalah ulang tahun Jeongyeon. Jantungnya bedegup kencang. Dia seperti sudah tahu bahwa laki-laki itu akan datang menjemputnya. Menculiknya lagi dengan berbagai paksaan jika Jeongyeon menolak. Jeongyeon sangat malu jika bertemu dengan Taehyung nanti. Entah apa yang harus dia katakan setelahnya.

Suara ketukan pintu tempat tinggalnya membuatnya terpenjarat, meskipun dirinya sudah mengantisipasinya. Dengan perlahan Jeongyeon membuka pintunya. Seketika dirinya bertatapan langsung dengan lelaki itu. Laki-laki yang luar biasa tampan dengan rambut hitam legam setengkuknya yang sedikit berantakan, mengenakan sweeter warna coklat dan celana panjang warna senada dilengkapi kacamata hitam yang membingkai wajahnya. Kini laki-laki itu bagaikan malaikat yang diturunkan di depan pintu tempat tinggal Jeongyeon.

Seperti ada dorongan dari dalam dirinya untuk memeluk laki-laki itu. Bila perlu membantunya bercukur, mungkin lelaki itu lupa dan sekarang rambut jambangnya sedikit lebat. Betapa Jeongyeon sudah merindukannya dan ingin protes lantang kemana saja Taehyung selama ini? Namun logikanya tetap berjalan.

Live With The Devil [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang