-Selamat Membaca-Mereka berdua menuju meja yang sudah ditentukan. Itu merupakan meja bundar dengan sepasang kursi yang saling berhadapan. Jeongyeon memperhatikan tamu yang lain juga saling berpasangan malam itu. Apa itu alasan Taehyung mengajaknya? Sebagai pelengkap? Kenapa laki-laki itu tak membawa kekasihnya yang disebut-sebut bak dewi?
Di pesta kali ini Jeongyeon tak menemui orang-orang yang sangat menyebalkan saat pesta di rumah Taehyung beberapa waktu yang lalu. Entah bagaimana nasib para tamu agung itu saat ini? Mengingat Taehyung yang begitu kejam karena sudah membatalkan kerjasama mereka secara sepihak. Apakah Taehyung mendengar semua cacian tamunya yang ditujukan kepada Jeongyeon?
Seharusnya Jeongyeon merasa harus berterima kasih kepada laki-laki itu. Kenapa sekarang Jeongyeon malah lebih memikirkan nasib orang-orang itu?
Mengingat betapa sangat berkuasanya Taehyung dalam dunia bisnis hingga musuh-musuhnya selalu mengintai seperti menantikan kapan saatnya Taehyung lengah lalu menggilas habis. Namun laki-laki ini sangat tidak dapat ditebak dalam mengambil langkah. Jeongyeon merasa selama ini dirinya sudah banyak melawan laki-laki yang paling ditakuti semua orang, dan sekarang dia merasa agak konyol.
Lantas Jeongyeon harus berbuat apa? Salahkan saja laki-laki itu yang sudah kurang ajar, selalu memaksa dan suka menyiksa.
Sebenarnya Jeongyeon sangat kagum dengan laki-laki yang kini sedang menarik kursi untuknya. Sukses di usia relatif muda yaitu 32 tahun. Ya, meskipun rasa kagumnya tak sebanding dengan rasa bencinya yang jauh lebih besar karena keluarganya harus berakhir tragis di tangan laki-laki ini. Dan lihatlah apa yang sekarang terjadi pada Jeongyeon? Perlahan dia mulai menjadi boneka Taehyung. Jeongyeon bersumpah dia tak akan pernah merangkak di kaki Taehyung meskipun dia sangat kesulitan. Laki-laki itu harus belajar. Cara memperlakukan perempuan tak melulu harus dihujani dengan kemewahan untuk menarik perempuan tersebut ke ranjangnya.
"Semua makanan disini, khusus dipesan dari restauran milikku." Ucap Taehyung.
Lagi, Jeongyeon benar-benar tak mengerti maksud Taehyung. Baik, semua ini memang miliknya. Miliknya! Jerit Jeongyeon dalam hati.
"Oh." Jawaban Jeongyeon sepertinya tak memuaskan Taehyung. Laki-laki itu terlihat menahan emosinya.
Taehyung memanggil pelayan yang hilir mudik. Terdengar oleh Jeongyeon bahwa Taehyung meminta untuk dipanggilkan seseorang bernama Alesandro. Jeongyeon tau itu sebuah nama orang Italia.
"Aku ingin menu lain." Ya, tak ada yang tak bisa Taehyung lakukan. Semua berjalan dengan semaunya, dengan kuasanya. Padahal menu yang sudah tertulis di meja mereka akan segera dihidangkan.
Lalu datanglah seorang bule berseragam koki.
"Perkenalkan ini Alesandro, koki kepala di restauran milikku." Taehyung memperkenalkan Alesandro kepada Jeongyeon. Jeongyeon beranjak dari kursi lalu membungkuk hormat. Namun koki tersebut malah merasa sungkan karena Jeongyeon terlalu formal. Taehyung berdehem. Gadis itu perlu belajar bahwa sekarang dirinyalah yang harus dihormati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Live With The Devil [END]
RomanceKehidupan Jeongyeon yang sempurna sirna seketika setelah bisnis ayahnya collapse. Lalu diperburuk dengan kematian kedua orang tuanya kemudian. Kekasihnya yang merupakan satu-satunya orang yang dia percaya, mengkhianatinya. Dia memilih kabur ke kota...