Chapter 5 : The Devil

543 61 13
                                    

-Selamat Membaca-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-Selamat Membaca-

Matahari pagi menerobos masuk melalui jendela besar kamar itu. Jeongyeon membuka matanya perlahan. Dia berharap yang terjadi padanya semalam hanyalah sebuah mimpi. Dan pahitnya kenyataan dia masih berada di kamar nuansa merah muda itu. Jeongyeon merasakan pegal dan nyeri yang hebat diantara kedua pahanya ditambah kelembapan yang khas di bawah sana membuatnya beranjak menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Gerakannya itu justru memperlihatkan kejantaan milik Taehyung, yang sedang terbaring disebelahnya sama-sama dengan keadaan polos. Jeongyeon sempat meliriknya sejenak, dia melihat ada bercak darah yang mulai mengering di sekitar kejantanan Taehyung. Sangat menjijikan. Dipandangi samping ranjangnya, laki-laki iblis yang sudah merenggut keperawanannya. Jeongyeon membalikan tubuhnya ke samping menutupi keseluruhan tubuhnya sampai batas dada. Dia menitikkan airmatanya.

"Selamat pagi!" Suara rendah yang sangat menjengkelkan bagi Jeongyeon terdengar menggaung di kamar itu.

"Kau bajingan." Ucap Jeongyeon sembari terisak. Taehyung yang baru bangun sudah dibuat emosi. Jeongyeon membalikkan tubuhnya menghadap Taehyung. "Kau bajingan! Kau tak ada bedanya dengan pria di klub semalam yang hampir melecehkanku!" Jeongyeon teriak di depan Taehyung.

Taehyung beranjak lalu sedetik kemudian tangannya mencengkeram dagu Jeongyeon kuat membuatnya meringis kesakitan.

"Coba kau katakan sekali lagi!"

"Kau bajingan yang sudah memperdaya perempuan lalu memperkosanya!" Teriak Jeongyeon lantang lalu menangis kencang dalam cengkraman itu. Airmatanya mengalir deras.

Taehyung merasakan emosi yang tertahan dari dalam dirinya. Ditepis cengkramannya dari dagu gadis  itu dengan kasar, beranjak dari ranjang, memakai jubahnya lalu meninggalkan kamar itu.

Jeongyeon mendapati bercak darah di kain sprei yang berwarna putih bersih itu. Perbedaan yang sangat kontras seakan-akan hal itu sedang menertawakannya. Jeongyeon menarik sprei itu dengan penuh emosi.

"Ahhh!!" Tubuhnya ambruk di lantai, menangis kencang  dengan kedua tangan menyilang di dadanya. Seketika terbesit wajah ayah ibunya. Dia terus merutuki nasib hidupnya yang sangat menyedihkan.
"Ya Tuhan, mengapa hidupku harus begini?" Kini dia tak ada bedanya dengan jalang-jalang itu. Perempuan murahan yang tak memiliki apapun.

***

Hae Na masuk ke kamar dan mendapati Jeongyeon sedang duduk termenung di tepi ranjang. Dia masih terus terisak.

"Nona, anda baik-baik saja?" Sungguh pertanyaan yang sangat payah.

"Tolong aku, hiks." Kata Jeongyeon lemah. Hae Na mendekati Jeongyeon lalu bersimpuh di depannya. "Tolong bantu aku keluar dari rumah ini." Jeongyeon tak tahu harus meminta bantuan siapa lagi. Hae Na memandang Jeongyeon trenyuh.

"Apa tuan Taehyung sudah menyakiti nona?"

Bukan hanya menyakiti, melainkan melecehkan, memperdaya, memperkosa.

Live With The Devil [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang