Chapter 20 : Garden Party

378 57 18
                                    

-Selamat Membaca-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Selamat Membaca-

Taehyung membuka pintu kamar itu, masuklah dirinya ke dalam sana lalu mendapati Jeongyeon yang sedang tidur meringkuk seperti janin dalam kandungan. Gadis itu lalu berbalik memastikan siapa yang sudah masuk ke kamarnya. Ternyata Jeongyeon tidak tidur. Sepertinya ia juga perlu mengunci kamarnya mulai sekarang. Karena dikhawatirkan perempuan sinting itu masuk tiba-tiba.

Saat mendapati Taehyung lah yang masuk, Jeongyeon sedikit lega sekaligus malas. Jeongyeon membalikkan tubuhnya kembali lalu menarik selimut sebatas bahunya kemudian mengabaikan Taehyung yang sekarang duduk di tepi ranjang.

"Maafkan aku sudah membentakmu." Ucap Taehyung. Jeongyeon tak menjawab hanya sedikit menggeser posisi kepalanya di atas bantalnya. Apakah laki-laki itu baru sadar kalo sudah membentaknya? Seharusnya Taehyung memohon maaf beribu-ribu kali mengingat dia sudah membentaknya sampai tak terhintung jumlahnya.

"Kenapa kau tak menghabiskan makananmu?" Tanya Taehyung. Jeongyeon berdehem sebagai respon malasnya. "Baiklah sepertinya kau butuh istirahat, tidurlah." Taehyung mencium pelipis Jeongyeon lembut.

"Tubuhmu panas Jeongyeon!" Taehyung terkesiap saat suhu tubuh gadis itu seperti terbakar. Lalu membalikkan tubuhnya sedikit paksa. Ya, Jeongyeon juga merasakannya. "Aku akan memanggil dokter." Taehyung hendak beranjak. Namun dengan cepat dicegah Jeongyeon.

"Tidak perlu. Sepertinya aku terserang flu."

"Kau yakin?" Tanya Taehyung meyakinkan. Jeongyeon mengangguk lemah. "Aku akan menyuruh Hae Na mengompresmu."

***

Jeongyeon bersandar di kepala ranjang. Hae Na dengan telaten mencelupkan handuk di air dingin lalu menyeka dahinya. Pelayan itu sedikit cemas terlihat dari raut wajahnya.

"Kau seharusnya banyak makan dan beristirahat." Taehyung masih setia menunggui di kamar itu menyaksikannya dari sofa tak jauh dari ranjang. "Kau tak usah membuat roti-roti lagi!" Perintah Taehyung. Jeongyeon tidak menjawabnya.

Hae Na sudah selesai mengompresnya lalu keluar dari kamar Jeongyeon. Taehyung mendekat ke ranjang lalu duduk di tepinya kembali. Kini mereka saling berhadapan. Diraih tangan Jeongyeon dan dibelai lembut.

"Kau menjauhlah dariku Taehyung. Nanti kau akan tertular." Jeongyeon menatap wajah Taehyung lurus.

"Itu hanya flu kau tak harus berlebihan seperti itu. Lagi pula aku memiliki kekebalan tubuh yang luar biasa, kau tak perlu khawatir." Taehyung tersenyum.

"Aku tidak yakin bisa keluar rumah besok malam." Jeongyeon merasa angin malam akan memperparah keadaannya.

"Kau harus cepat sembuh, Jeongyeon. Aku berencana memperkenalkanmu kepada semua orang." Pinta Taehyung memaksa.

Memperkenalkan dirinya kepada semua orang. Ungkapan itu terdengar sangat menyenangkan. Jeongyeon membatin, memperkenalkan sebagai apa? Kekasih? Jeongyeon rasa itu sudah tidak relevan lagi untuk saat ini. Apa keinginan Jeongyeon begitu muluk jika dirinya menginginkan lebih dari kekasih?

Live With The Devil [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang