Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⎯⎯ ୨ ୧ ⎯⎯
Pasca kehilangan putri satu-satunya yang dibunuh beberapa tahun lalu didepan mata kepalanya, kini Theressa diberi kesempatan kedua untuk melahirkan seorang putri lagi
Jika dahulu ia dan Bisma selalu memanjakan putri semata wayangnya hingga sang anak sangat bergantung kepada mereka, kali ini wanita itu akan berpegang teguh pada prinsipnya
Yaitu akan mendidik dengan tegas bayi Winaera, jika perlu akan Theressa ajari putrinya ilmu bela diri lebih mendalam agar kelak bayi Winaera bisa menjaga dirinya sendiri
Namun karna cara didik Theressa dan Bisma yang terlalu tegas, terkadang Winaera merasa dirinya tidak dianggap, apa lagi saat sedang makan keluarga
Pertumbuh kembangan Winaera benar-benar membuahkan hasil, kini gadis itu tumbuh menjadi perempuan mandiri dan yang pasti ia mulai menguasai ilmu bela diri yang diajarkan oleh orang tuanya sejak kecil
Terlahir dari rahim seorang kesatria membuat Winaera juga memiliki jiwa kesatria dalam dirinya. Walau memiliki wajah dingin, kenyataannya hati Winaera tidak sedingin wajahnya
⎯⎯ ୨ ୧ ⎯⎯
Terjadi lagi, hal yang berusaha Wina hindari saat makan bersama keluarga besar yaitu saling membandingkan anak-anak mereka seolah anaknya yang paling hebat
"Kalau Wina bagaimana? apa yang kau lakukan selain bela diri?" pertanyaan itu lagi. Wina muak, ingin rasanya ia membanting piring yang ada dimeja makan saat ini juga
Putri bungsu Bisma itu hanya tersenyum kecil, lalu menggeleng. Yang dikatakan adik bunda nya itu ada benarnya
Apa yang ia lakukan selama 22 tahun ini? hanya belajar privat dirumah, dan sisanya memahami ilmu bela diri sampai kenyang
"Coba contoh anak saya Adelee. Pendidikan nomor satu, lagi pula ini sudah jaman modern. Tidak akan ada lagi yang namanya perang" lanjut Anjani sembari mengelus lengan putrinya yang berusia sama seperti Winaera
Adelee tersipu. Karna pujian terang-terangan dari ibu nya yang diberikan dihadapan keluarga seperti inilah yang membuat gadis itu merasa beda dari yang lain, ia selalu merasa dirinya paling pintar diantara semua sepupunya
Haekal, saudara laki-laki Wina pun sama muaknya seperti sang adik. Ia mengepalkan tangannya dibawah meja makan seraya memejamkan mata agar emosinya tidak meledak begitu saja
Wina lagi-lagi hanya bisa diam dengan mulut tertutup rapat, tapi Anjani terus berbicara tentang kepintaran anaknya
"Pendidikan itu nomor satu, tidak ada yang lebih penting selain pendidikan, apa lagi ilmu bela di - "