⎯⎯ ୨ ୧ ⎯⎯
Disaat-saat seperti inilah Winaera bisa merasakan 'rumah' yang sesungguhnya, tempat ia berpulang setelah sekian lama, merasakan hangat keluarga yang sebenarnya
H-1 menuju pernikahannya, seolah semua berubah. Tak ada lagi yang namanya setiap pagi latihan memanah, tak ada lagi setiap sore berkuda mengelilingi hutan, tak ada lagi setiap seminggu sekali berpedang
Hanya ada kumpul keluarga, bercerita, dan saling mengungkapkan isi hati satu sama lain
Contohnya saat ini. Wina berbaring nyaman dipaha Theressa, tangan ringkih sang bunda ikut serta mengelus surai putrinya yang sangat lembut
Haekal bercerita hal-hal yang random ditemani anggur hitam kesukaannya, dan Dean yang fokus mendengarkan semua cerita dari adik adiknya dan orang tuanya
"Bunda, bukan kah seharusnya abang dulu yang menikah, Haekal, baru aku" ucap Winaera sambil menatap wajah bunda nya dari bawah
Hidung mancung sang gadis dicubit pelan oleh Theressa "Abangmu itu bahkan tidak tertarik dengan dunia, sedangkan Haekal....entahlah, biarkan dia memilih pasangannya sendiri"
"Tapi kenapa aku tidak boleh memilih pasanganku sendiri juga?"
"Karna kau anak perempuan kami satu-satunya, kami hanya tidak ingin kau memilih orang yang salah" kali ini Bisma yang menjawab
Winaera mengangguk paham, walau ada rasa iri sedikit dihatinya karna kedua saudaranya boleh menentukan jalan hidup mereka sendiri tanpa campur tangan orang tuanya
"Apa setelah menikah nanti aku boleh berkunjung kesini lagi?" Wina kembali bertanya
Karna setelah menikah ini Jean akan membawanya pindah ke kota yang jaraknya cukup jauh. Ia tidak terbiasa tinggal dikeramaian
"Tentu saja. Rumah ini selalu terbuka untukmu, benar kan bun? yah?" jawab Haekal sambil mengunyah buah anggur
Theressa mengangguk menjawab, begitu pula dengan Bisma
"Apa kau tau nak? anak perempuan itu akan selalu menjadi milik ayahnya sampai ia bersuami. Jadi besok kau sudah menjadi milik pangeran Jean" ucap Bisma yang berhasil membuat mata putri bungsunya berkaca-kaca
"Tapi aku akan tetap menjadi anak ayah kan? bukan anak Jean?" lantas jawaban polos yang terlontar dari mulut Wina membuat keluarganya tertawa
"Tentu saja. Selamanya akan seperti itu, kau akan terus menjadi putri kecilnya ayah" Bisma terkekeh gemas, bagaimana bisa ia baru menyadari jika dirinya memiliki anak segemas ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗝𝗲𝗮𝗻𝗮𝗲𝗿𝗮 || 𝗠𝗶𝗹𝗸𝘆𝗺𝗼𝗻𝗴 [END]
أدب الهواة"Saya menikahimu hanya demi keturunan, tidak lebih" "Jangan harap bisa mendapatkan keturunan dariku"