⎯⎯ ୨ ୧⎯⎯
Sang mentari memancarkan cahayanya diiringi oleh merdunya kicauan burung, membangunkan pemuda yang terlelap disebuah sofa kecil
Jeandra membuka matanya membiarkan cahaya terang tersebut menusuk penglihatannya. Ia terbangun dan langsung merasakan keram diseluruh tubuh
Salahnya. Salahnya yang memilih tidur di sofa, padahal ia bisa meminta kasur tambahan. Tapi tak apa
Saat sudah terbangun sepenuhnya, netra legam sang pemuda melirik tubuh mungil istrinya yang masih berada di alam bawah sadar, tertidur membelakangi dirinya
Jean berdiri, berjalan berniat membuka tirai dan membuat Wina mengerjapkan matanya perlahan
Bohong jika ia pernah berkata kalau wajah Winaera pasaran dan jelek, nyatanya saat awal pertemuan, Jean langsung mengagumi paras Wina yang begitu cantik. Bulu mata lentik serta bola mata bulatnya menjadi hal pertama yang membuat sang pangeran sulung ini takjub
Belum lagi hidung mancung, wajah kecil dan bibir tipis milik Winaera yang membuat gadis itu nyaris sempurna
Dalam tidurnya pun, kecantikan Winaera masih tetap terpancar walau bibirnya terlihat pucat dan pangkal hidungnya ada sedikit luka goresan
Tersadar jika seseorang menatapnya, Wina membuka mata dan membuat Jean memalingkan wajahnya. Dalam kondisi seperti ini saja pemuda itu masih mengedepankan gengsi
"Selamat pagi, apa kau ingin langsung makan?" Jeandra basa basi agar tidak mengundang rasa curiga dari istrinya
Bukannya menjawab pertanyaan sang suami, Wina malah menaikkan selimut dengan permukaan halus nan dingin khas rumah sakit itu sampai menutup wajahnya menghindari tatapan Jean
Lagi dan lagi. Jean menghela nafas berusaha bersabar "Sudah pagi, ayo berjemur. Perawat akan membawakanmu kursi roda sebentar lagi" pemuda dengan cekungan dibawah matanya akibat kurang tidur itu melipati selimut istrinya
Sampai seorang perawat benar-benar masuk ke ruangan Wina membawa kursi roda dan berucap "Selamat pagi mbak Wina, saya pikir sudah saatnya untuk berjemur dan mendapatkan vitamin D gratis, ingin saya temani? atau sama sua—"
"Sama kau saja, bisa?" Winaera memotong kalimat sang perawat membuat Jean ingin menyampaikan protesnya
Sekilas perawat tersebut melirik Jeandra yang terlihat sangat menyeramkan, bagaimana tidak? perawat bernama Isla itu hanya tersenyum berusaha menyapanya, tapi malah ditatap begitu tajam oleh Jean
"Panggil saya Isla saja mbak. Mari, saya ajak berkeliling" Isla membantu Wina duduk diatas kursi roda dengan bantuan Jean juga
Namun sepertinya Winaera enggan disentuh oleh Jean, terbukti saat pemuda itu berniat ingin menggendong sang istri agar lebih cepat berpindah ke kursi roda, Wina tampak mendorong pelan tangan suaminya yang menyentuh punggungnya
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗝𝗲𝗮𝗻𝗮𝗲𝗿𝗮 || 𝗠𝗶𝗹𝗸𝘆𝗺𝗼𝗻𝗴 [END]
أدب الهواة"Saya menikahimu hanya demi keturunan, tidak lebih" "Jangan harap bisa mendapatkan keturunan dariku"