Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⎯⎯ ୨ ୧⎯⎯
Disini lah kedua laki-laki ini berada, Naren dan Jean saling berpencar di perpustakaan pribadi milik Narendra untuk mencari sesuatu yang sekiranya dapat mempermudah pencarian mereka menangkap pelaku dibalik semua ini
Jean pun sudah bersumpah akan terus mencari pelakunya. Nyawa harus dibalas dengan nyawa, orang tua mana yang rela anaknya dibunuh? bahkan sebelum lahir ke dunia
"Kau menemukan buku silsilah itu?" tanya Naren dengan suara sedikit keras agar dapat didengar
Jean menjawab tak kalah keras "Dibagian sini tidak ada, saya pikir akan sangat sulit mencarinya, Ares dulu hanya rakyat biasa"
"Tidak sesulit itu. Tiap penobatan semua rakyat dikumpulkan didepan gerbang kerajaan dan akan difoto, kita harus lebih teliti. Perpustakaan saya ini lengkap!" jawab Naren sambil terus membongkar hampir seluruh isi dari perpustakaannya
Jeandra terdiam sejenak mencerna jawaban dari saudara kembarnya "Buku yang dulu kau pinjamkan ke istri saya saat awal kami menikah. Dimana?" pria tersebut berlari menghampiri Naren
Seperkian detik Naren memikirkan buku yang dimaksud, pasalnya sejak awal saudaranya ini menikah, Wina sudah banyak sekali meminjam buku padanya
Melihat gelagat bingung Naren, Jean kembali bersuara "Yang sampulnya coklat keemasan, tentang putri Sheenara Sheenari siapalah itu" ucap Jean agar Naren memiliki gambaran dikepalanya tentang buku yang dimaksud
"Ah, yang itu" laki-laki tersebut turun dari tangga dan langsung berlari ke pojok ruangan yang bersusunkan khusus novel novel sejarah
"Dapat!"
Jeandra langsung merebut buku itu dari tangan kembarannya membuat Naren berdecih sembari mengomel dalam hati
Satu persatu lembaran penuh narasi dan bahasa latin ia cermati tanpa ada yang terlewat sedikit pun
Menemukan bahasa latin yang tidak ia pahami artinha, sontak Jean memberikan buku tersebut kepada Naren dengan maksud menerjemahkan artinya
Dengan wajah menahan kesal, Naren menyipitkan matanya "Buka halaman terakhir" jawab Naren. Dan buku kembali direbut oleh Jean
Terdapat kertas kekuningan dengan bahan dan tekstur yang berbeda dari buku pada umumnya yang ditutupi oleh sampul terakhir
"Bau kertas" celetuk Jean membuat Naren menatapnya tak habis pikir
Kertas berbahan luster itu saat dibalik oleh Jean ada beberapa foto dengan wajah yang tidak asing, ia meneliti sampai kertas tersebut hanya berjarak tiga jari dari penglihatan Jean