Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⎯⎯ ୨ ୧⎯⎯
"Sudah saya bilang jangan keras kepala, apa kau tidak dengar apa yang diucapkan dokter tadi?!"Jean menggertak istrinya yang sedang terbaring lemas diatas brankar
Cedera hidung akibat terpelanting saat ledakan terjadi, membuat hidung gadis itu menjadi sensitif dan mudah mimisan seperti tadi
"Untung hanya mimisan, jika hidungmu patah saat kejadian bagaimana? apa kau siap kehilangan hidung mancungmu itu?" Jean melanjutkan ucapannya
Seketika sang istri langsung menyentuh hidungnya diiringi ekspresi wajah panik yang membuat Jean terkekeh
Wina melengos ketika mendengar tawa Jean, lalu menjawab dengan jawaban yang berhasil membuat suaminya terdiam seribu bahasa
"Kenapa kau tiba-tiba menjadi peduli seperti ini? apa karna kau merasa bersalah? atau karna ingin mendapatkan maaf dariku?" Winaera bersedekap dada dan berusaha duduk dengan perlahan
Jean sudah siap ingin berdebat, namun ia memilih menghela nafas, lalu menjawab "Jika kau ingin mimisan lagi, silakan. Paling saya hanya akan memanggil dokter atau perawat Isla"
"Siapa peduli? aku tidak masalah jika—"
"Permisi"
Seseorang membuka pintu, dengan kedua tangan penuh keranjang buah dan beberapa camilan, tak lupa dengan stroller bayi disamping
Winaera memicingkan matanya, memastikan siapakah seseorang yang mengunjunginya hari ini, begitu pula dengan Jean. Pemuda tersebut ikut menatap ke arah pintu dengan tatapan mengintimidasi seperti biasanya
"Kak Elena?" Wina memanggil pelan
Wanita yang dipanggil mengangguk senang "Apa kami boleh masuk? maaf jika sedikit berisik, Anna akhir-akhir ini sedang tantrum" ucap Elena merasa tidak enak hati karna datang tanpa mengabari dahulu
Untuk seperkian detik Jean bertanya-tanya pada dirinya sendiri, bagaimana bisa tetangganya mengetahui jika istrinya sedang dirawat di rumah sakit?
Seolah mengetahui pikiran Jean, Elena kembali membuka suara "Adikmu, Clarina? dia memberitau jika Wina masuk rumah sakit saat aku melihat rumah kalian kosong dan malah ada orang-orang baru, ku pikir kalian pindah"
Pemuda bersurai pirang itu mengangguk paham sebelum mempersilakan tetangganya masuk. Tatapan Jean tertuju pada Anna yang tertidur lelap didalam stroller
Membayangkan dirinya memiliki anak saja sudah membuatnya tersenyum tidak jelas. Tanpa sepengetahuan Elena, Jean sengaja membangunkan Anna dengan mengelus pelan lengan mulus si anak
"Apa kau baik-baik saja Win? Anna terus menanyai dirimu, lalu ku jawab jika kau sedang sibuk, haha" Elena membuka percakapan yang disambut dengan senang hati oleh Winaera
Manik indah tersebut tampak berbinar saat mendengar nama Anna disebutkan "Benarkah?" ia mengalihkan atensinya menuju Anna yang tampak pulas
"Sebenarnya apa yang terjadi padamu? kenapa bisa seperti ini?" raut wajah panik sang wanita tidak bisa disembunyikan saat melihat kaki Winaera tergulung oleh kasa dan hidungnya tergores sedikit