__happy reading__
Jongho mengerutkan dahi namun dia membiarkan Mingi yang memasuki troli belanja dan menyamankan diri, mendorong troli seakan tidak ada tambahan beban yang saat ini meloloskan tawa seperti ini merupakan momen menyenangkan setelah dia memusingkan diri selama beberapa waktu.
Mingi menggerutu saat Jongho menempatkan barang dengan sembarang pada troli, namun dia membuka lengannya untuk mendekap kantung makanan yang ditempatkan oleh Jongho dan kembali membentuk senyuman lebar. Garis senyumnya menjadi canggung saat kasir melihat dirinya.
Langkah menjadi berat saat Mingi menyandarkan tubuh pada dirinya, namun Jongho tidak melempar keluh untuk beberapa saat.
"Kau tidak berjalan menggunakan kakimu?" Kantung belanja di tangan Jongho menyinggung Mingi
"Aku tidak dapat merasakan kakiku" Keluhan Mingi mendapat dengusan malas dari Jongho
"Bukan kesalahanku bahwa kau tidak dapat merasakan kakimu" Jongho memberi balasan
"Mengesalkan" Balas Mingi seperti rajukan yang lucu, maka Jongho meloloskan tawa kecil
"Aku yang harus mengatakannya" Senyum kecil di bibir Jongho menunjukkan dia masih tergelitik
"Aku tidak melakukan apapun" Mingi yang mengerutkan bibir sungguh menggemaskan
"Tepat. Kau tidak melakukan apapun" Dan Jongho tak berusaha menghapus kerut bibir Mingi
"Kau dapat menegurku sedari awal" Kata Mingi mendapat decak tidak percaya dari Jongho
"Siapa yang tersenyum seakan ini momen paling bahagia dalam pekan ini?" Jomgho membalas.
Dia melihat Mingi yang membuka mulut dan menutup mulut, tidak menemukan balasan selama beberapa saat.
"Maksudku, ini sungguh momen paling bahagia di pekan ini" Mingi memberi jawaban
"Menyesuaikan diri dengan troli dan tidak merasakan kakimu?" Sarkasme Jongho
"Kau dapat mengatakan sisi positif" Mingi memberi jarak untuk melayangkan pukul ringan
"Saat aku melemparmu dengan barang belanja?" Tak merasakan pukul Mingi di lengan
"Bukan. Melakukan belanja dengan kekasih" Kata Mingi yang membuat Jongho mengerut dahi
"Kau hanya mendiamkan diri dalam troli" Balas Jongho, merasa 'belanja dengan kekasih' tidak tepat
"Aku membantumu untuk menempatkan barang belanja di meja kasir" Mingi berbangga dengan ini
"Maka, kau menghitungnya sebagai belanja dengan kekasih?" Jongho memiliki tatap tak percaya
"Aku mengeluarkan dompet dari saku" Kukuh Mingi, sementara Jongho meloloskan tawa kecil
"Benar, tapi aku yang melakukan pembayaran" Jongho berkata seraya menyimpan belanja
"Kau sungguh tak menyenangi perjalanan ini" Lirik Jongho menemukan ekspresi sedih Mingi
"Aku tidak mengatakan bahwa aku tidak senang" Membuka mulut untuk membantah pikir ini
"Kau senang?" Mata Mingi membuka untuk memperlihatkan dia mengharap jawaban yang baik
"Kau ingin aku mengatakannya?" Namun, Jongho tidak pernah merupakan sosok yang mudah
"Choi Jongho," Mingi merajuk, namun tidak memperlihatkan raut sedih yang sejenak dilihatnya
"Mingi, kau menginginkan makanan manis?" Memutuskan dia tak ingin menghadapi rajuk Mingi
"Kau ingat aku menyenangi es krim depan toko ini?" Tatap Mingi memperlihatkan rasa antusiasnya
"Entahlah" Jongho hanya memberi balas yang gamang, kembali menerima pukul ringan di lengan.
Jongho tidak mudah untuk mengatakannya, tapi dia mengharap Mingi mengetahui betapa Jongho menyenangi senyum di wajah si Song dan akan melakukan apapun untuk menghapus kesan sedih andai dia perlihatkan.
Tak masalah apa troli menjadi berat atau bajunya terkena noda es krim, selama Jongho menemukan Mingi yang tersenyum dan melepaskan tawa pada udara. Mungkin, dia akan berpura kesal dan menjahili lainnya.
Tapi dia mengharap Mingi tahu bahwa dia sungguh menyukai Mingi seperti Mingi menyukai dirinya, tahu betapa mudah dirinya tersenyum hanya dengan hadir Mingi.
making fun of one another ; complete
terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Hakuna Matata
Fanfictiontiga puluh satu hari dengan tiga puluh satu cerita Uke Mingi, sebagai perayaan ulangtahun Mingi. [prompt dari salah satu "30 Days OTP challenge"]