day 23

54 5 3
                                    

   happy reading  

// warn : implied homophobic in past //

Hari dimana Seonghwa mengungkap perasaan pada Mingi dengan cahaya bulan membayangi wajah lainnya, hari-hari dimana mereka melakukan temu saat malam telah larut dan hanya menyimpan momen untuk satu sama lain, hari dimana mereka meminta setuju dari orangtua dan hanya mendengar kata kasar dengan pengutukan.

Ini merupakan hari-hari yang telah jauh dan Seonghwa menyadari waktu telah berlalu saat dia menyapukan jemarinya pada jemari Mingi, memperhatikan kerut di tangannya maupun kerut pada tangan Mingi. Matanya meninggi untuk menemukan cantik Mingi yang tidak pernah berubah dalam pandangannya, mendapati dirinya tersenyum.

Mingi memperhatikan pangeran kecil yang mereka adopsi di puluhan tahun lalu, masih menatap seakan dia adalah anak kecil yang perlu perhatian.

"Kau menginginkan cokelat?" Mingi melemparkan tanya pada Yechan yang mengawasi puterinya

"Aku akan mengambilnya saat aku ingin, Papa" Yechan menjawab dengan senyum di wajah

"Bagaimana dengan anakmu?" Mingi mengarahkan tunjuk pada anak perempuan di halaman,

menggunakan kolam renang dari plastik dan memainkan mainan karet yang biasa disimpan oleh Mingi pada hari selain penghujung pekan.

"Dia akan mengambilnya saat dia ingin" Sejenak Yechan melihat sang puteri sebelum menjawab

"Aku membeli cokelat yang benar, kan?" Mata Mingi memperlihatkan khawatir andai dia salah

"Kau membeli cokelat yang benar" Seonghwa mengusapkan ibu jari pada sisi tangan Mingi

"Aku tidak lagi memasalahkan cokelat, Papa" Tawa kecil diloloskan dari bibir Yechan

"Tapi, kau menangis saat aku membeli cokelat yang salah" Ungkit Mingi mengenai situasi lalu

"Papa-mu memiliki ingatan yang bagus, benar?" Tanggap Seonghwa dengan ringan

"Benar, Papa masih mengingat situasi dari dua puluh tahun yang lalu" Pun Yechan menanggapi

"Ini mengenai dirimu, maka aku mengingatnya" Wajah Mingi memiliki kesan serius

"Ayah" Yechan menanggapi panggilan dan meninggalkan bangku dengan terburu

"Yechan sudah besar, Mingi-ya" Kata Seonghwa sekalipun dia yakin lainnya telah tahu

"Aku mengetahuinya, Hwa-Hyung" Mingi mendekatkan posisi untuk menyandar kepala

"Kau tidak harus memperlakukannya seperti bayi" Tangan Seonghwa mengusap surai Mingi

"Hwa-Hyung, kau pun memperlakukan aku seperti bayi" Komentar Mingi mengundang tawanya

"Benar, aku tidak dapat menyalahi perkataanmu" Balas Seonghwa, masih memiliki senyum

"Mungkin, karena aku memiliki sikap kekanakan," Oh, Seonghwa tahu nada bicara ini

"Tidak ada yang salah dengan sikapmu" Seonghwa tak membiar Mingi mendengar pikir buruk

"Aku beruntung karena kau ada di sisiku" Mingi menyamankan diri dalam rangkul Seonghwa

"Aku yang beruntung, Mingi-ya" Balik Seonghwa, membiarkan Mingi meraih tangannya

"Ini bukan seperti aku melakukan hal besar" Kata Mingi, dan Seonghwa tidak menyetujui ini

"Kau bertahan di sisiku dan melewati semua, ini merupakan hal besar" Ingat Seonghwa,

tidak pernah mengaburkan momen dimana mereka menautkan tangan pada satu sama lain, hanya percaya dan memiliki satu sama lain saat seluruh orang mengabaikan atau memberi tatap tajam.

"Hwa-Hyung harus diperjuangkan seperti itu" Mingi mengatakan ini seperti hal yang mudah

"Pun dirimu" Dan Seonghwa menemukan dirinya terjatuh pada Mingi semudah berkata pula

"Kita beruntung?" Mingi menarik simpul dan Seonghwa melakukan angguk perlahan

"Kita beruntung" Seonghwa menemukan perasaannya hangat selagi mengatakan ini.

Seonghwa merapatkan lengannya pada tubuh Mingi seakan dia ingin melindungi Mingi dari Dunia, dari hal buruk yang dapat melukai dia dan membuatnya merasa tidak cukup. Pun Seonghwa merasakan Mingi yang menggenggam tangan dengan kuat, tidak henti untuk percaya padanya dari bertahun lalu.

Mungkin rangkulnya tidak kokoh dan genggam Mingi tidak kuat seperti puluh tahun yang lalu, tapi pesan ini masih dirasakan oleh satu sama lain. Yechan mendapatkan pesan dari rangkul Seonghwa dan genggam tangan Mingi, membentuk senyum selagi dia menantikan kembali sang isteri dari belanja.

being old together ; complete

terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini

Hakuna MatataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang