day 18

62 7 2
                                    

    happy reading  

Mingi memberi tatapan mata yang tajam seakan dia dapat menghabis bubur dengan sorotnya, menghasilkan geleng tidak habis pikir dari Yeosang yang menempatkan dirinya di sisi tempat tidur. Tangan meraih mangkuk bubur yang hanya diperhatikan oleh Mingi, saat ini melipat tangan depan tubuhnya.

Mingi merapatkan mulut dengan pandangan yang diselisihkan antara mangkuk bubur di tangan Yeosang dan obat yang dibiarkan pada sisi meja, menunjukkan sikap enggan yang menggelikan namun juga menggemaskan dalam pandangan Yeosang. Si marga Kang menahan dirinya dari meloloskan tawa.

Yeosang menempatkan bubur pada sendok dan mulai menjauhkannya dari mangkuk, siap memberi suapan pada Mingi yang bersikap keras.

"Kereta akan datang. Tut, tut," Berusaha menimbulkan efek suara seperti apa yang Ibu lakukan untuk membujuknya di masa kecil

"Apakah aku seperti anak ke," Yeosang tidak membiarkan Mingi menuntaskan protes, memasukkan sendok saat ada kesempatan

"Gerbong nomor dua akan datang" Masih menggunakan cara yang sama untuk menyuapkan sendok kedua pada Mingi

"Kau tidak," Mingi menerima sendok kedua dengan baik daripada sebelumnya, meski ekspresi tak setuju masih dapat dilihat

"Gerbong nomor tiga akan datang" Yeosang memperhatikan Mingi yang membuka mulutnya tanpa mengatakan apapun

"Kau memakannya dengan baik" Bibir membentuk senyum dengan Mingi yang menunjukkan laku manis

"Hei," Mingi memberikan tatap mata pada Yeosang saat si Kang memberi tepuk ringan di kepalanya

"Aku pikir aku mendengar pikiranmu" Simpul senyuman masih ada di bibir selagi dia melanjutkan suap pada Mingi

"Maka, jangan perlakukan aku seperti anak kecil" Keluh Mingi sebelum dia kembali menerima suap dari Yeosang

"Aku tidak memperlakukanmu seperti anak kecil" Bantah laki-laki kelahiran Juni, masih menyimpulkan senyum

"Jelas bahwa kau memperlakukan aku seperti anak kecil" Keras Mingi yang memiliki tatap mata menunjukkan sangsi

"Ini adalah perlakuan pada orang tersayang, dan kau adalah orang tersayang" Kata Yeosang, hanya menunjukkan tenang

"Kang Yeosang," Panggil Mingi membuat Yeosang menghentikan sendok, hendak memberi kesempatan untuknya bicara

"Kupikir kau ingin mengatakan sesuatu?" Yeosang melemparkan tatap bertanya pada laki-laki kelahiran Agustus di sisinya

"Um" Hanya mendapati Mingi yang menggumam, merendahkan sorot mata pada selimut yang dirapatkan pada tubuh

"Aku akan memberimu kesempatan" Yeosang membiarkan sendok pada sisi mangkuk, menunggu kata dari lainnya

"Kau juga merupakan orang tersayang bagiku" Mingi mengatakan ini dengan suara pelan, tapi Yeosang tak melewatkannya

"Aku tahu" Balas Yeosang, menahan dirinya dari menunjukkan rasa gemas pada sang pujaan hati yang saat ini memberi tatap

"Bagaimana kau memberikan balasan yang datar?" Keluh Mingi, kelihatan mengharap Yeosang memberi reaksi yang besar

"Kau ingin aku melakukan apa?" Tanya Yeosang seraya kembali menyiapkan suap untuk laki-laki dengan selisih dua bulan darinya

"Melompat dari kasur, atau semacamnya. Sesuatu untuk menunjukkan senang" Mingi memberi jawaban, masih menunjukkan tidak puas

"Kau tidak melakukannya" Yeosang menyuapkan bubur pada Mingi yang mengerut dahi, namun tidak lagi berusaha menolak

"Ini karena aku sakit" Mingi memberikan alasan, sementara Yeosang meninggikan alis seperti dia menyangsikan

"Dan kau tidak melakukannya saat aku menyatakan perasaan satu tahun lalu" Kata Yeosang membuat Mingi melebarkan mata

"Hari ini merupakan satu tahun kita?" Mingi menunjukkan sikap seperti dia melupakannya, mungkin dia sungguh melupakannya

"Aku sudah melihat pembayaranmu di toko belanja lewat daring" Maka Yeosang berusaha mengingat sang kekasih

"Seharusnya kau tidak melihatnya" Mingi meraih bantal di sisi dan menyembunyikan wajah, berlaku menggemaskan.

Mingi yang memesan barang sebagai hadiah untuknya pada perayaan hubungan mereka, melakukan pembelian dengan akun yang ada di ponsel pribadi dan ponsel milik Yeosang. Yeosang pikir sang kekasih sungguh menggemaskan hingga dia tidak henti tersenyum.

Berusaha fokus pada Mingi daripada memikirkan jalan yang semula dia rencanakan sebagai perayaan, mengetahui Mingi pun tidak senang untuk berbaring di tempat tidur dan meminum obat yang memiliki rasa pahit. Tidak memiliki rencana untuk jatuh sakit di hari ini.

one of them is sick ; complete

maaf untuk keterlambatan. terima kasih karena menyempatkan waktu untuk membaca

semangat buat streaming, atiny! jangan lupa, jaga kesehatan ya!

Hakuna MatataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang