happy reading
Wooyoung memikirkan penghujung pekan sebagai waktu yang baik untuk melakukan belanja, sementara Mingi ingin menenggelamkan diri pada selimut dan memasang daftar putar yang disenanginya selama satu hari. Tapi Mingi lekas meninggalkan tempat tidur saat Wooyoung mengatakan Mingi dapat memilih makan ringan apapun yang diingin.
Ini bukan seperti Wooyoung tak menduga Mingi akan menggunungkan makanan ringan pada keranjang belanja yang dia serahkan, sengaja memisahkannya dari kereta belanja yang didorongnya. Tapi dia masih berdiam saat Mingi memunculkan diri di sisinya dengan senyum besar seperti dia merupakan anak manis yang menuruti perkataan lainnya.
Mata Wooyoung memperhatikan produk sereal yang diinginkannya dan Mingi di sisinya, memegang satu lengannya seperti anak kecil.
"Kau tidak akan membantu?" Wooyoung melemparkan tanya pada laki-laki yang memiliki tubuh tinggi melebihi dirinya
"Kau tidak dapat menggapainya?" Mingi melempar tanya bodoh dalam anggapan Wooyoung, menghasilkan dengus
"Kau akan membantu sebelum aku mengambil keranjangmu" Ancam Wooyoung seraya mengulurkan tangan
"Benar. Kau pikir, aku adalah kekasih seperti apa?" Mingi meloloskan tawa canggung, meraih produk sereal
"Aku memikirkanmu sebagai kekasih yang manis" Jawab Wooyoung, menyimpan sereal diantara belanja lain
"Tapi, aku ingin tahu" Kata Mingi saat Wooyoung melanjutkan jalan, memiliki ingin tahu yang serius
"Kau ingin tahu?" Wooyoung mengulang kata dari Mingi seraya melihat kereta belanja, mencari apa yang kurang
"Mengenai apa yang kau pikirkan" Mingi tidak mengatakan ini dengan jelas, tapi Wooyoung dapat memahaminya
"Aku memberitahumu" Maka, Wooyoung menjawab dengan mudah dan sejenak dia memberi tatap pada Mingi
"Tidak. Apa yang sungguh kau pikirkan mengenai aku?" Kentara Mingi tidak berpuas dengan jawab yang diterima
"Iya, aku sudah memberitahumu" Tapi Wooyoung memberi jawaban dengan bersungguh, telah memberitahu pikir
"Kau tidak mengatakannya dengan serius" Mingi mengerutkan dahi seperti lakunya saat tidak memahami suatu
"Serius. Kau menyenangi aroma kopi, benar?" Wooyoung mengarah kereta belanja pada lorong sabun mandi
"Benar, aku sedang menyenangi aroma kopi" Mingi menyahuti tanya Wooyoung dengan anggukan kuat
"Kau sungguh merupakan sosok manis sebelum ini, dan merupakan kekasih manis saat ini" Wooyoung berkata.
Tidak harus mempertemukan tatapnya dengan tatap mata Mingi, dia meyakini lainnya dapat melihat dia jujur dan bersungguh mengenai apa yang dia katakan.
"Tidakkah aku seperti anak kecil?" Mingi melemparkan tanya, dan Wooyoung tidak suka kesan sendu darinya
"Dimana bagian yang menyatakan kau tidak manis?" Tanya laki-laki marga Jung pada si pemilik marga Song di sisi
"Sulit untuk memiliki hubungan denganku karena aku kekanakan" Jawab Mingi seakan ini merupakan hal yang jelas
"Katakan siapa yang membuatmu memikirkan ini" Wooyoung pikir dia dapat melayangkan pukulan pada saat ini
"Bukan hal yang penting, kalau kau tidak memikirkan ini" Kata Mingi, memiliki kesan lega dalam senyum tipisnya
"Um," Kepala Wooyoung melakukan angguk sekalipun dia merasa enggan untuk melepas topik ini, "tapi serius,"
"Ini bukan hal yang penting. Aku telah memiliki Jung Wooyoung sebagai kekasih" Mingi jujur dalam bicaranya.
Wooyoung menemukan senang pada kegiatan belanja yang dilakukan, menyadari mereka begitu mengetahui satu sama lain saat kata tidak ditukar selain basi seraya menempatkan kesukaan lainnya pada keranjang belanja atau kereta belanja.
Mingi mengambil dengan antusias seraya menaruh satu tangan pada lengan Wooyoung, sikap menggemaskan yang menghadirkan tawa Wooyoung selagi dia mendorong kereta belanja dengan sejumlah tas belanja milik mereka.
shopping together ; complete
terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Hakuna Matata
Fanfictiontiga puluh satu hari dengan tiga puluh satu cerita Uke Mingi, sebagai perayaan ulangtahun Mingi. [prompt dari salah satu "30 Days OTP challenge"]