happy reading
Mingi merasakan dia merupakan tipe pemikir yang realistis, tapi ada momen dimana dia memberatkan diri pada perasaan dan tenggelam dalam imajinasi. Pikiran bahwa kekasihnya mungkin memiliki waktu yang menyenangkan tanpa dirinya, kekasihnya tidak memerlukan dia, atau dia bukan sosok penting sebagaimana kekasihnya penting untuk dirinya. Ah, pikiran di pukul dua dini hari tidak pernah merupakan pikir yang ramah dan Mingi tidak tahu bagaimana dia harus menangani ini, mungkin dia harus membicarakannya.
Tapi, lainnya mungkin tidak memikirkan ini sebagai situasi yang serius dan hanya memberi beberapa kalimat untuk menenangkannya sebelum semuanya kembali pada situasi dimana dia merasa ditinggalkan dan tidak dibutuhkan. Kepala Mingi berusaha mengatakan mereka tidak memiliki ingin atau tujuan ini, tapi perasaan menjadi berat kapanpun dia menyadari kekasihnya menghabiskan banyak waktu tanpa dirinya dan tidak berusaha memberi ajakan padanya. Merasakan sesak saat status diperbarui dengan potret bersama.
Yeosang memperhatikan dia seperti dia dapat menemukan isi pikiran Mingi andai dirinya memberi tatap mata yang serius, sesaat Mingi mencemaskan ini sungguh terjadi.
"Ini merupakan pukul dua pagi" Benar, Mingi tidak memahami mengapa pikiran di pukul dua dini hari tidak pernah baik padanya
"Maka, seharusnya kau tidur" Mingi menanggapi perkataan Yeosang, berusaha memperlihatkan sikap mudah
"Aku dapat mengatakan hal yang sama untukmu" Yeosang membalas seraya menduduki sisi tempat tidurnya
"Kau mengalami mimpi buruk?" Tanya Mingi, berusaha menemukan alasan Yeosang hadir di kamarnya
"Saat ini bukan mengenai aku" Yeosang menggeleng seakan ini tidak harus dibicarakan
"Kau memerlukan sesuatu dariku?" Mingi ingin memahami alasan hadir Yeosang saat ini
"Mingi, saat ini bukan mengenai aku" Tapi Yeosang mengatakan seakan dia tidak memiliki alasan
"Apa kau tidak memerlukan aku?" Bibir Mingi meloloskan cemas yang memenuhi kepala
"Apa?" Yeosang memperlihatkan ekspresi bingung, tak memahami perkataan Mingi
"Kau tidak memikirkan aku dapat melakukan sesuatu?" Kecemasan lain dibagikannya
"Mingi," Tatap mata Yeosang menunjukkan sendu, mendiamkan Mingi
"Aku hanya mengatakan hal dengan sembarang" Mingi menghindari tatap
"Kupikir kau dapat melakukan sesuatu" Kata Yeosang mendapatkan perhatian Mingi
"Kau memerlukan aku? Kau ingin sesuatu?" Mata Mingi mungkin berbinar saat ini
"Iya. Aku mengalami mimpi buruk dan ingin menerima pelukan" Lengan Yeosang terbuka
"Aku dapat memberikan peluk" Kata Mingi seraya menyimpan Yeosang dalam peluknya
"Tentu. Aku mendatangi kamarmu karena aku tahu" Kata Yeosang menarik sudut bibir Mingi
"Mingi, pintumu tidak dapat menutup?" Kepala Yunho muncul diantara pintu yang tak menutup
"Pintu Mingi tidak memiliki masalah" Yeosang memberi jawab sebelum dia melakukannya
"Dan, apa yang kau lakukan di kamar Mingi?" Yunho memperlihatkan bingung
"Aku memerlukan peluk" Kata Yeosang seraya merapatkan lengan Mingi di tubuh
"Wooyoung tidak memberi pelukan untukmu?" Benar, Wooyoung biasa memberi pelukan terbaik
"Aku memerlukan Mingi" Tapi Yeosang menjawab tanpa menyisipkan ragu
"Bagaimana denganku?" Tanya Yunho yang saat ini membuka pintu kamar Mingi
KAMU SEDANG MEMBACA
Hakuna Matata
Fanfictiontiga puluh satu hari dengan tiga puluh satu cerita Uke Mingi, sebagai perayaan ulangtahun Mingi. [prompt dari salah satu "30 Days OTP challenge"]