day 13

69 5 0
                                    

   happy reading  

Penyihir tidak memiliki bagian pada cerita bahagia diantara puteri dan pangeran tampan, bahkan kehadirannya menimbulkan waspada seakan dia dapat melenyapkan seluruh istana menggunakan satu ketukan nada atau petikan jemari. Mingi bukan merupakan penyihir yang jahat, dia hanya menyenangi pakaian warna hitam.

Mingi meragu apa dia harus memasuki ruangan dimana pangeran dan puteri mengadakan pesta, dapat melihat banyak orang yang bahagia dan merayakan pernikahan ini sehingga dia mendiamkan langkah karena dia tidak ingin merusak suasana dengan hadirnya dan pakaiannya yang memberi suasana berkabung.

Tangan dirapatkan pada sapu yang mengantarkan dirinya, pikirnya berusaha menimbang apa dia harus membalik langkah dan pulang.

"Kau melupakan sesuatu?" Mingi meninggikan tatap matanya pada Seonghwa yang melempar tanya

"Aku tidak melupakan apapun" Mingi memberi jawab dan menerima tidak paham dari Seonghwa

"Maka, mengapa kau hanya mendiamkan diri?" Tanya Seonghwa memiliki ingin tahu yang tulus

"Aku tidak ingin mengganggu suasana" Mingi memiliki ini sebagai jawaban yang jelas

"Kau ingin menghancurkan pesta?" Pertanyaan Seonghwa membuat Mingi meninggikan tangan

"Tidak, Pangeran Seonghwa" Tangan Mingi melakukan gestur untuk membantah katanya

"Maka, apa yang membuatmu meragu?" Seonghwa memposisikan diri di sisi Mingi

"Suasana akan buruk di saat aku memasuki ruang" Mata Mingi menjauh pada ruangan pesta

"Kau tidak melakukan apapun, benar?" Tatap mata menunjukkan dia telah mengetahui jawaban

"Benar, tapi aku merupakan penyihir, Pangeran" Mingi mengetahui ada getir dalam senyumnya

"Panggil aku tanpa imbuhan Pangeran, kumohon" Kata Seonghwa membuatnya melebarkan mata

"Mohon maafkan sikap saya, Tuan Seonghwa" Mingi terburu dalam meminta maaf,

merasa dia melakukan salah sehingga sang pangeran paling muda memberi permohonan padanya.

"Aku meminta maaf, tapi tanpa imbuhan" Ah, Seonghwa tidak ingin dipanggil dengan imbuhan

"Seonghwa" Mingi menyebutkan nama dari sang pangeran dan menemukan senyum lainnya

"Benar. Aku menyukainya" Kata Seonghwa, masih mempertahankan senyuman hangat di wajah

"Harusnya kau merayakan pernikahan saudaramu" Tangan Mingi menunjuk ruangan pesta

"Aku tidak harus ada di ruangan untuk merayakan" Tidak ada salah dalam kata Seonghwa, maka Mingi mengangguk

"Tapi, aneh seandainya kau tidak ada" Kata Mingi, setelahnya.

Mingi menemukan senyuman tipis di wajah Seonghwa, menangkap kesan sedih yang berusaha disembunyikan atau diabaikan oleh sang pangeran.

"Percaya lah, tidak ada yang menyadari tidak hadirku" Seonghwa sungguh yakin dengan katanya

"Kau merupakan pangeran" Tapi Mingi tidak dapat memahami situasi ini, memiringkan kepala

"Bukan pangeran yang mewarisi kerajaan" Kata Seonghwa seperti ini merupakan sesuatu yang jelas

"Tapi kau merupakan pangeran" Dan Mingi memikirkan dia belum mendapat penjelasan dengan benar

"Kau ingin membicarakan ini seraya minum?" Tawar Seonghwa mendiamkan Mingi selama beberapa saat

"Mi, num dengan anda?" Mingi hanya menemukan suaranya untuk mengulang perkataan Seonghwa

"Iya. Aku ingin memiliki minum denganmu" Kata Seonghwa tidak memberi kesan bahwa ini adalah hal baru

"Kalau anda menginginkannya," Kepala dianggukan seperti Mingi memiliki setuju dengan ingin sang pangeran

"Bukan hanya aku. Kau menginginkannya?" Mingi tidak menyiapkan diri untuk pertanyaan ini dari Seonghwa

"Iya" Sejujurnya Mingi tidak memiliki masalah mengenai seseorang mengajak dirinya melakukan minum

"Aku tidak tahu kedai yang dibuka saat ini. Bisa aku mengunjungi tempatmu?" Oh, Mingi pun tak menduga ini

"Kalau anda menginginkannya," Kepala akan dianggukkan saat Mingi menemukan ekspresi tidak setuju Seonghwa

"Ini bukan hanya mengenai aku. Kau tidak masalah?" Seonghwa melemparkan tanya pada sang penyihir

"Tidak masalah" Dan Mingi tidak menemukan dirinya memiliki rasa berat mengenai kunjungan dari lainnya.

Pindah tempat menggunakan sihirnya memerlukan konsentrasi dan tenaga sehingga Mingi biasa menggunakan sapu sebagai kendaraan, tapi sapu tidak dapat membawa dua orang dewasa sehingga dia mengucapkan sihir perpindahan. Tangannya memegang Seonghwa dan merasa canggung saat sang pangeran balas menggenggam.

Mingi pernah menemui Seonghwa saat kemampuan dia diperlukan oleh pihak kerajaan, menemukan sang pangeran di baris belakang dan memberi tatap intens pada dirinya. Pikir Mingi mengarah pada cerita bahagia diantara puteri dan pangeran tampan, mengkhayalkan andai dirinya dapat menjadi puteri dari cerita Seonghwa.

in a fairytale ; complete

terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini

Hakuna MatataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang