happy reading
Yunho tidak menanyakan apapun saat Mingi memasuki kamar dan merapatkan diri pada sisinya, menduga lainnya mengalami mimpi buruk seperti apa yang terjadi pada hari sebelumnya sehingga dia menggumamkan senandung untuk membuat lain merasa baik. Pun satu tangan digunakannya untuk memberikan usap di kepala.
Mingi melelapkan diri dengan damai saat Yunho menyelesaikan tugas dan menutup komputer jinjing yang ada di meja rendah, memperlihatkan dia tidak memasalahkan karpet bahan kasar sebagai tempat tidur. Hanya peduli untuk merapatkan dirinya di sisi Yunho yang saat ini memperhatikan sang laki-laki kelahiran Agustus.
Perlahan, tangan digerakkan untuk menyingkirkan rambut yang menutupi sisi wajah Mingi dan menghalangi dia dari memberi pandangan.
"Indah" Kata ini merupakan kata yang kerap melintasi pikirannya saat dia memperhatikan Mingi
"Begitu indah" Yunho tidak biasa melisan karena ini bukan kata yang harus diringankan dalam pandangnya,
namun dia akan mengatakan ini saat Mingi merasa tampilannya tidak menarik atau bahkan buruk
"Ah," Bibir dirapatkan karena Yunho tidak ingin membangunkan lainnya,
lebih utama adalah dia tidak ingin Mingi melihat dirinya yang menekuk wajah karena tidak senang,
tidak pernah senang dengan memikirkan Mingi yang merendah diri dan tidak percaya mengenai diri
"Kau mengagumkan" Kembali membuka bibir saat Yunho telah menemukan tenang,
memperhatikan kelopak mata yang menyembunyikan kelereng indah milik Mingi,
mata yang dingin dan memberi kesan intimidasi saat menampil dirinya di satu pertunjukan,
mata yang membentuk bulan sabit saat melempar senyum dan suasana hatinya sedang baik,
mata yang memperlihatkan emoji mengiba saat dia menatap hal dengan begitu serius
"Haruskah aku memberitahumu pada banyak waktu?" Tanya mendapatkan geleng dari dirinya sendiri,
tidak ingin memudahkan dirinya dalam mengatakan ini yang mungkin mengaburkan kesan serius lagi bersungguh
"Aku harap kau mengetahuinya" Yunho tidak pernah senang saat Mingi meragukan diri mengenai apapun
"Karena kau sungguh memiliki pesona" Pandangan Yunho masih menetap pada Mingi.
Ingat bahwa dirinya selalu terpesona dengan lirik yang ditulis sang kekasih dan bagaimana dia menampilkan,
merasa perhatiannya direbut sewaktu Mingi membicarakan apa yang dirinya anggap menarik,
menemukan dirinya tersenyum kapanpun Mingi ada di sisinya bahkan tanpa melakukan apapun.
"Yuyu," Panggilan ini membuat Yunho mengerjapkan matanya dan menemukan Mingi yang menatap
"Igi-ya, kau ingin menempati tempat tidur?" Tanya Yunho seraya melihat Mingi mendudukkan diri
"Kau siap untuk tidur?" Mingi melemparkan tanya, menatap dia dengan kerjap lamban karena kantuk
"Iya" Yunho mendirikan dirinya lebih dahulu selagi memberi jawaban pada sang kekasih,
melihat Mingi yang masih mendudukkan dirinya dan menatap seperti dia mengharap sesuatu
"Uh" Bibir Yunho meloloskan tawa ringan saat Mingi meninggi dua tangan seperti bayi
"Kau merupakan bayi besar" Kelakarnya seraya meraih Mingi untuk memindahkannya
"Bayimu" Yunho mendengar Mingi yang membalas katanya seraya memberi pelukan.
Mingi tidak membiarkan dirinya untuk melepaskan diri sekalipun si marga Song telah menempati tempat tidur dengan nyaman, dan Yunho tidak menemukan ini sebagai hal yang perlu menjadi masalah. Yunho menyamankan dirinya dan memberi pelukan pada lainnya.
Sejenak Yunho memperhatikan Mingi yang kembali mengambil napas dengan teratur, ingin menyimpan wajah indah lagi damai dalam kepalanya sebelum dirinya mulai memejamkan mata. Hanya menemukan mimpi indah dengan hadir Mingi dekat dirinya.
watching the other sleep ; complete
terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Hakuna Matata
Fanfictiontiga puluh satu hari dengan tiga puluh satu cerita Uke Mingi, sebagai perayaan ulangtahun Mingi. [prompt dari salah satu "30 Days OTP challenge"]