happy reading
Mingi mendengar Jongho dan beberapa teman yang mengatakan dia akan disukai oleh anggota keluarga Jongho, tidak harus menyulitkan diri dan merasa khawatir mengenai apapun. Mingi hanya mengangguk dan mengatakan dia mengerti, tapi dia masih menghabiskan waktu dalam memilih pakaian untuk dikenakannya pada makan siang dengan anggota keluarga Jongho.
Pun Mingi menyadari dirinya tidak henti mengarahkan lirik pada cermin, terburu dalam meluruskan saat dia menemukan lipatan di pakaiannya atau merendahkan tatap sewaktu dia pikir ada yang salah dari pakaian. Bukan tindakan yang dilewatkan oleh Jongho sehingga dia meraih tangan Mingi, mengusap sisi tangan seperti ingin menghapuskan rasa gelisah dari sang kekasih.
Jongho mengambil langkah lebih dahulu, sementara Mingi merasakan kaku dari kakinya tidak peduli bagaimana dia menarik dan membuang napas.
"Ada masalah?" Tanya Jongho yang menyadari Mingi menghentikan langkah
"Tidak" Benar, Mingi menyadari belum ada masalah yang perlu dia takutkan
"Kau ingin memegang tanganku?" Jongho bukan penggemar dari sentuh kulit,
tapi sentuhnya tidak pernah gagal dalam memberi kesan hangat dan menenangkan.
"Um" Terburu, Mingi meraih tangan Jongho seperti dia menemukan tempat aman
"Keluargaku tidak memakan manusia" Jongho menaruh tawa kecil di kata
"Aku tahu" Bibir Mingi mengusahakan senyum karena dia tahu ini kelakar
"Kita tidak harus menemui mereka di hari ini" Kata Jongho mendapat geleng
"Tidak. Kau mengatakan, mereka mengajak temu" Mingi melirik pintu rumah milik keluarga Jongho
"Benar, tapi mereka akan memahami andai kau perlu waktu" Jongho tenang dalam kata
"Mereka akan memikirkan aku buruk" Tapi Mingi tidak dapat menghapus khawatir
"Tidak, Mingi-Hyung" Tangan Jongho menggenggam tangan Mingi dengan rapat
"Jongho," Suara ini berasal dari laki-laki di pintu rumah keluarga Jongho, "dan Mingi?"
"Hyung, aku memintamu untuk tidak memberi sambutan" Kata Jongho memiliki jengah
"Aku membatalkan terompet yang aku rencanakan" Menerima balas yang ringan
"Sambutan ini termasuk menyapaku sebelum aku memasuki rumah" Jongho berkata
"San-Hyung?" Mingi berusaha menyapa laki-laki yang mendekati dia dan Jongho
"Jongho mengatakan, kau dan aku memiliki usia yang sama" Oh, uh, Mingi melakukan salah
"San?" Mingi meralat panggilan pada lainnya, menemukan senyuman besar
"Mingi-ya, kau sungguh manis" Tangan San memegang dua bahunya dengan senyum
"Aku manis?" Merasakan salah tingkah saat seseorang memberi puji pada dirinya
"Ibu dan Ayah akan menyukaimu, sungguh menyukaimu" San yakin dengan katanya
"Benar?" Pun Mingi menemukan percaya pada katanya dan membentuk senyum
"Lihat, kau memiliki senyum yang sungguh manis" Tangan San menyentuh sisi wajah Mingi sejenak
"Berhenti menyentuh dan memberi pujian pada kekasihku" Jongho menyuarakan tidak senang,
hanya menerima lirik mata dengan kesan jenaka dari San yang mengusak surai Mingi.
"Apa yang kau lakukan?" Mata Jongho melebar, mengarahkan tidak senang pada sang kakak
"Mingi, temui Ibu dan Ayah" Tangan San meraih tangan Mingi dan menariknya
"Hyung" Mingi mendengar San yang menertawakan laku sang adik, menemukan dia melakukan hal yang sama.
Mingi tidak memahami mengapa dia memiliki khawatir mengenai anggota keluarga Jongho, menemukan dirinya yang tersenyum atau meloloskan tawa selama melakukan temu. Kepala diangguk dengan mudah saat Ibu Jongho meminta dia melakukan kunjungan di lain waktu.
San memiliki kesan ramah sehingga Mingi menyenangi waktu dengannya, menertawakan Jongho yang memperlihatkan cemburu mengenai dekat Mingi dengan kakaknya. Meski Jongho mengatakan dia senang Mingi akrab dengan keluarganya pada jalan pulang, Mingi mengangguk setuju.
interacting with family members ; complete
terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Hakuna Matata
Fanfictiontiga puluh satu hari dengan tiga puluh satu cerita Uke Mingi, sebagai perayaan ulangtahun Mingi. [prompt dari salah satu "30 Days OTP challenge"]