day 19

51 5 0
                                    

   happy reading  

Seonghwa mendengarkan Mingi yang membicarakan sakit leher saat dia menghabiskan banyak waktunya depan komputer dan berusaha menyelesaikan episode dari kartun web miliknya, mengingat pasangan hidupnya saat dia menemukan iklan mengenai bantal leher dengan bentuk lucu.

Bibir Seonghwa membentuk senyuman selagi dia memegang paket pada satu tangannya, memastikan benda yang dikirimkan tidaklah berbeda dengan apa yang diiklankan. Tidak melepaskan senyum saat dia memikirkan antusias yang diperlihatkan Mingi, membuka pintu apartemen.

Mingi memperlihatkan senyuman besar sebelum Seonghwa meninggi tangan dan menunjukkan paket yang dibelinya untuk laki-laki yang lebih muda.

"Selamat datang, Seonghwa-Hyung" Mingi memberi sambutan dengan membuka lengannya, tidak pernah gagal dalam menghantarkan hangat

"Aku pulang, Mingi-ya" Seonghwa hanya merangkul Mingi dengan tangan yang tidak memegang paket, merasakan dirinya tersenyum

"Aku membuatkan makan" Senyum besar masih berada di wajah Mingi, menunjukkan dirinya senang dan puas dengan apa yang dia lakukan

"Kau, membuatkan makan?" Kata tidak mudah dilontar, Seonghwa tak biasa menemukan ingin Mingi untuk menghabiskan waktu di dapur

"Wooyoung membantuku, maka seharusnya ini dapat dimakan" Tidak melenyapkan senyum dari wajahnya, meski Seonghwa melihat gugup

"Ini bukan hari yang istimewa" Seonghwa meyakini tanggal ini bukan tanggal yang biasa dirayakan oleh dirinya maupun Mingi

"Ah, ini merupakan hari yang istimewa" Mingi memperlihatkan tidak setuju pada apa yang dikatakan sang pasangan hidup

"Benarkah?" Mata Seonghwa hanya menemukan kesan yakin lagi jujur dari Mingi, hendak meraih ponsel untuk melihat catatan

"Ini merupakan hari pertama kau melakukan makan malam di rumah dalam dua pekan" Mingi mengatakan ini penuh antusias

"Ah" Kembali, Seonghwa merasakan hangat saat dia melihat senyum besar di wajah Mingi dan tahu dirinya adalah alasan

"Kau tidak henti memasak dan makan malam di tempat kerja, maka aku menyiapkan makan malam di rumah" Jelas Mingi.

Seonghwa memiliki pekerjaan sebagai tukang masak di kedai makan milik temannya, merasakan usaha menjadi besar dan begitu sibuk selama dua pekan ini. Ah, Seonghwa merasa bangga pada temannya.

"Kau tidak ingin aku melakukannya?" Mingi menerjemahkan diam Seonghwa sebagai isyarat dia tidak bersenang hati

"Tidak, Mingi-ya. Aku senang kau melakukannya" Seonghwa memberi senyum selagi dia meluruskan tatap matanya

"Bahkan kau belum melihat masakanku?" Ragu Mingi, memperlihatkan tidak yakin saat keduanya mengambil langkah

"Aku tidak harus melihatnya untuk menyukaimu" Seonghwa meyakini langkah pada ruang makan, ingin melihat masakan Mingi

"Seonghwa-Hyung belum mencobanya" Mingi menggemaskan dalam pandangan Seonghwa, pun sorot gugup di matanya

"Aku suka padamu, dan menyenangi usahamu" Seonghwa memastikan dia menyenangi ini karena Mingi dan usaha Mingi

"Kuharap kau masih senang saat kau mencobanya" Menemukan gugup dengan jelas dari senyum yang dibentuk sang kekasih hati

"Kau mengejutkan aku sebelum aku dapat memberi kejutan" Paket ditempatkannya pada sisi meja, tidak mengusik masakan Mingi

"Seonghwa-Hyung memiliki kejutan untukku?" Mata Mingi memiliki binar antusias yang telah diperkirakan oleh Seonghwa

"Aku melihat barang yang mengingatkan aku padamu" Seonghwa membiarkan laki-laki yang lebih muda membuka paket

"Ini karena aku mengeluhkan sakit leher?" Mingi memahami alasan Seonghwa sebelum laki-laki yang lebih dewasa menjelaskan

"Iya, dan aku melihat tidak nyamanmu" Memastikan lainnya tahu dia memperhatikan, menemukan senyuman manis milik Mingi

"Terima kasih" Seonghwa menerima pelukan Mingi dan dia tidak dapat memikirkan penghujung hari yang lebih baik daripada ini.

Mingi melakukan masak dengan bersungguh, dan Seonghwa senang bahwa dia berhasil dalam melakukannya, memberi pujian yang tulus sehingga dia menemukan senyum besar tanpa sorot mata yang gugup dan dilihatnya selama beberapa waktu.

Seonghwa menyimpan Mingi dalam dekapannya, dan merasakan lengan Mingi yang memberi peluk padanya dengan kuat. Tidak ingin melepaskan satu sama lain, menyenangi setiap waktu yang dihabiskan dengan kehadiran dari lainnya.

spoiling one another ; complete

terima kasih karena menyempatkan waktu untuk membaca cerita ini

Hakuna MatataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang