day 12

73 8 0
                                    

   happy reading  

Wooyoung menemukan Mingi yang tidak berusaha meninggalkan tempat tidur dan menggelungkan dirinya dalam selimut, mengerut bibir dengan perhatian yang difokuskan pada ponsel diantara tangan. Kelihatan nyaman sehingga Wooyoung ingin menggabungkan diri dengan sang kekasih, melemparkan diri pada si kelahiran Agustus.

Mingi mengaduh seperti dia merasa sakit, dan Wooyoung akan meminta maaf seandainya dia tidak mengetahui betapa Mingi senang untuk mendramatisir reaksi maupun membesarkan katanya. Maka Wooyoung mendiamkan keluh Mingi dan mempertemukan bibir, hanya sejenak namun mampu mendiamkan si laki-laki Song.

Bibir Wooyoung membentuk senyum selagi dia menyamankan diri di sisi yang tersisa dari tempat tidur Mingi, memberi pelukan pada sang kasih.

"Curang" Tidak harus melihat wajahnya untuk mengetahui lainnya merasa malu, merona karena kecupan singkat dari Wooyoung

"Dimana aku melakukan kecurangan?" Wooyoung menahan dirinya dari menertawakan sikap merajuk yang ditunjukkan Mingi

"Kau mengambil kecupan tanpa memberitahu dahulu" Mingi masih memiliki kesan merajuk yang menggemaskan dalam bicara

"Aku akan meminta ijin di waktu berikutnya" Kata Wooyoung, meraih sang kekasih dalam pelukan

"Kupikir aku mengalami demam" Kata Mingi biasa mendramatisir, berkata karena wajah menghangat

"Kau hanya merona karena kekasihmu menakjubkan, Mangi" Balas Wooyoung dengan senyum besar

"Percaya dirimu," Mingi mendengus seperti dia tidak habis pikir mengenai balas dari Wooyoung

"Tapi kau memikirkan aku menakjubkan?" Wooyoung menyimpan wajahnya pada leher sang kasih

"Aku pikir kau menakjubkan" Sejenak Mingi menolehkan wajahnya pada sang laki-laki kelahiran November.

Wooyoung tidak menyiakan kesempatan untuk mengambil kecupan dari laki-laki marga Song.

"Bukankah kau mengatakan kau akan meminta ijin?" Mingi tidak menduga tindakan ini, melebarkan mata

"Aku dapat menciummu?" Wooyoung melemparkan tanya dengan garis senyuman pada wajahnya

"Kau sudah melakukannya" Rajuk Mingi dengan kerut bibir yang tidak pernah tak menggemaskan di pandangan Wooyoung

"Jadi, aku dapat melakukannya?" Tanya Wooyoung, memberi tatap hanya pada sang kekasih

"I, ya" Mata Mingi mengerjap, menyadari tatap intens dari Wooyoung yang mendekatkan wajah.

Wooyoung memperhatikan Mingi yang merapatkan mata saat dia menghapus jarak, menemukan bibirnya dengan bibir sang kekasih selama beberapa waktu.

"Kau akan mendiamkan diri di tempat tidur sepanjang hari?" Tanya Wooyoung saat hening mengisi ruangan

"Um, aku akan mendiamkan diri di tempat tidur" Mingi menjawab, tidak memiliki kesan ragu dalam bicara

"Kelihatan seperti ini merupakan hari bermalasan" Kata Wooyoung seakan dia belum mengetahui fakta ini

"Kau mengetahuinya saat ini?" Mata Mingi memberi tatapan seperti dia memikirkan Wooyoung bodoh

"Apa kau memberitahuku sebelum ini?" Wooyoung membalik tanya pada sang kekasih

"Tidak, tapi seharusnya kau mengetahuinya" Mingi masih memiliki tatap mata yang sama

"Mangi, untuk dua ratus enam belas kali, aku bukan pembaca pikiran" Tangan Wooyoung menyentuh sisi wajah sang kasih

"Kau hanya mengatakan ini untuk enam belas kali" Balas Mingi yang membiarkan Wooyoung menyentuh sisi wajahnya

"Apa kau menghitungnya?" Wooyoung melemparkan tanya, berusaha menunjukkan kesan serius dalam bicara

"Um," Mingi menggumam dan memiliki tidak pasti dalam sikapnya, membuat Wooyoung meluaskan senyum

"Aku menghitungnya" Kata Wooyoung, sementara Mingi mengerang tidak senang

"Kenapa kau menghitung di hari bermalasan?" Rajuknya sungguh menggemaskan

"Baik. Berhenti bicara, dan istirahat lah" Wooyoung menarikan jemari di surai Mingi.

Menggunakan hari bermalasan untuk menghabiskan waktu dengan satu sama lain, tidak berusaha membicarakan hal berat selain hal yang sungguh mengganggu pikiran. Wooyoung selalu menemukan hadir Mingi sebagai penenang untuk dia, dan Mingi pun merasakan dengan bagaimana dia menunjukkan perasaan dengan terbuka.

Wooyoung tidak memasalahkan saat Mingi ingin menempatkan diri dalam pelukan, menggulung tubuh yang lebih besar diantara lengan si lebih pendek. Mingi mengulangi lakunya selagi menyaksikan film dan menantikan layanan pesan antar, laku menggemaskan yang menghadirkan senyuman besar di wajah Wooyoung.

having a lazy day ; complete

terima kasih karena meluangkan waktu untuk membaca cerita ini

Hakuna MatataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang