happy reading
San menyadari seseorang memberi tatapan padanya sekalipun dia menunjukkan sikap seakan dia hanya peduli mengenai lelucon yang ditukar Wooyoung dan Yunho, mendengar perkelahian bodoh antara dua saudara sepupu yang merupakan teman baiknya. Mata dipindah saat dia menyadari gerakan dari sudut mata, menyadari sang penatap berpindah.
Bibir Wooyoung membentuk senyuman miring dan Yunho memberi sorot mata dengan kesan sangsi saat San mengatakan dia memiliki keperluan, hanya menemukan keduanya mengibas tangan seperti tanda mereka tidak ingin melibatkan diri pada apapun yang dilakukan oleh San. Pun San tidak memikirkan malam ini mengenai dua teman.
Mata San menemukan sosok yang menyendiri di meja bar, mengetahui sosok ini merupakan sosok yang memberi tatapan padanya sebelum ini.
"Keberatan seandainya aku menempati bangku ini?" San melemparkan tanya
"Tidak. Ini merupakan," Kata dihentikan saat tatap mata mengalami benturan
"Ini merupakan," Menunjukkan laku bodoh, San mengulang kata dari lainnya
"Kau mengikuti aku" Simpul laki-laki yang kelihatan memiliki tinggi tubuh melebihinya
"Dan kau memperhatikan aku" San memberi balas dengan fakta yang dia ketahui
"Kau menyadarinya?" Mata dilebarkan seperti dia tidak menduga San sadar
"Tidakkah aneh seandainya aku tidak sadar?" Bibir San meloloskan tawa
"Kau tidak datang untuk marah?" Oh, laki-laki ini sungguh lucu dengan tatap bingungnya
"Aku tidak menemukan alasan untuk marah padamu" Bahu ditinggikan oleh San
"Mungkin, para kekasihmu," Ah, laki-laki ini salah paham mengenai dua temannya
"Berhenti sejenak," San merasa perlu untuk meralat ini, "mereka bukan kekasihku."
"Maka, bukan masalah untuk menatapmu" Kata laki-laki ini dengan senyum,
memiliki senyum besar yang menyenangkan untuk dilihat dan turut menggelitik sudut bibir milik San sehingga dia pun membentuk senyum.
"Hanya kalau kau tidak memasalahkan aku menatapmu" San menanggapi kata
"Apa yang dapat ditatap?" Tanya ini mendapatkan sangsi dari San, tapi tatap bertanya sungguh jujur
"San" Tangan diulurkan saat San meyakini mereka akan bicara dengan panjang, diterima dengan baik
"Mingi?" Dia menerima ulur tangan San dengan baik, tapi wajahnya masih memiliki bingung
"Kita akan memiliki satu malam untuk membicarakan ini" Tersenyum, tapi San serius dengan kata
"Aku bukan dirimu" Kentara bahwa Mingi tidak memikirkan katanya memiliki keseriusan
"Bagaimana diriku?" San memberi tatap intens pada Mingi yang menatap dirinya
"Kau menakjubkan dari pertama kulihat" Mingi hanya memiliki kesan jujur dalam kata
"Pun dirimu" Dan San memperlihatkan serius dalam kata, tak memiliki kesan berkelakar
"A, ku?" Tanya Mingi seakan ini merupakan hal asing, tidak biasa dia dengar.
San tidak memahami bagaimana Mingi merasakan asing dengan ini, merasa dia harus mengatakan banyak hal untuk memastikan lainnya paham bahwa katanya bersungguh.
"Iya. Kau indah, menarik, mengagumkan, menakjubkan" San melihat senyum Mingi
"Baik" Kata Mingi membuat San mengerutkan dahi karena tidak memahami
"Baik?" Ulang San, berusaha memahami maksud dari kata laki-laki di sisinya
"Aku pikir aku ingin mendengar ini sepanjang malam" Mingi berkata dengan ragu, seperti dia khawatir bahwa dia salah membaca pertanda
"Maka, kau ingin menghabiskan malam denganku?" San tersenyum selagi menanyakan ini
"Hanya kalau kau menginginkan malam denganku" Kata Mingi membuat San meninggalkan bangku
"Dengan senang hati, Tuan Puteri" Tangan diulurkan pada Mingi yang hanya memperhatikan sejenak
"Kehormatan untukku, Tuan" Mingi menerima tangan yang diulurkan, memiliki garis senyum di wajah.
San menemukan Mingi sebagai pembicara yang aktif, menatap dirinya dengan terbuka dan melemparkan puji tanpa memberi peringatan lebih dahulu. Bukan seperti San memiliki keluhan mengenai ini, bersenang hati dalam membalas laku Mingi dengan senyuman miring di wajah.
Malam masih panjang dan San tidak berusaha mengakhiri waktunya dengan Mingi, menyenangi hadirnya di sisi Mingi dan keberadaan Mingi di sisinya. Merasakan Mingi bersandar di bahu saat dia menanggapi pesan dua temannya, sikap manis yang mengundang tawa kecilnya.
trying to seduce one another ; complete
terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Hakuna Matata
Fanfictiontiga puluh satu hari dengan tiga puluh satu cerita Uke Mingi, sebagai perayaan ulangtahun Mingi. [prompt dari salah satu "30 Days OTP challenge"]