Setelah berpikir bahwa pria yang duduk di ruang tamu adalah Gertrude, sepupu suaminya, akan sangat disayangkan untuk tidak menyajikan minuman dan makanan ringan untuk menyambut tamu.
Pada akhirnya, Queenerra mengeluarkan kue yang dia buat sepanjang hari untuk mengalihkan amarahnya setelah mendengar fakta menyakitkan dari bibi Clara tentang pembunuhan orang tuanya.
Salah satu cara untuk mengalihkan kemarahannya adalah dengan membuat dirinya sibuk, dan Queenrra memilih untuk membuat kue. Dia selalu suka membuat kue jahe, meskipun itu bukan perayaan natal.
"Tuan Gertrude, saya membuat kopi untuk anda." kata Queenerra sambil membawa hidangan itu kepada tamunya.
"Terima kasih," jawab Gertrude.
"Apa ini, mengapa aromanya begitu lezat?" Tanya Gertrude begitu dia mencium aroma wangi dari kue kering yang baru saja selesai di panggang oleh Queenerra dan dihidangkan untuk Gertrude.
"Ini kue jahe, baru saja ku angkat dari oven." Ujar Queenerra.
"Ini bukan natal, tapi kau membuat kue jahe." Ujar Gertrude.
"Saya senang membuatnya." Jawab Queenerra.
"Dan kurasa aku akan senang mencicipinya." Gurau Gertrude, sementara itu Queenerra hanya tersenyum menanggapi.
"Mungkin sepupuku akan sangat lama, bisakah kau duduk dan menemaniku mengobrol, kalau tidak aku akan sangat bosan menunggunya," tambah Gertrude.
"Tentu saja." Queenerra memilih duduk di sisi lain sofa sembari mempersilahkan Gertrude untuk menikmati kopi yang masih mengepul itu, "Silakan minum selagi hangat," kata Queenerra sopan.
Gertrude tersenyum lalu mengambil cangkir kopi, sebelum menyesap isinya, ia menghirup aroma kopi yang masih mengepul dari cangkir. "Baunya sangat enak, biarkan aku mencobanya." Gertrude menyesap dan menemukan rasa yang berbeda dengan kopi yang biasa diminumnya.
Seperti kombinasi kopi yang pas antara dan juga kopinya. Bahkan rasa asli dari seduhan kopi tanpa tambahan apapun sudah begitu lezat. "Bagaimana kau bisa membuat kopi seenak ini?" Gertrude bertanya dengan rasa ingin tahu.
"Saya tidak memiliki resep apapun, saya hanya membuatnya seperti biasa aku menyeduh kopi. Itu minuman favorit Tuan Benjamin juga," jawab Queen,
"Kombinasi yang sangat pas," jawab Gertrude.
"Oh ya, ngomong-ngomong bagaimana kau bisa bekerja untuk sepupuku?" Gertrude bertanya.
"Saya sudah lama bekerja di kedai kopi dekat perkebunan Mr. Duncan," kata Queen.
"Oh benarkah?" tanya Gertrude.
"Ya." Angguk Queenerra.
"Perkebunan yang sekarang dijalankan oleh Benjamin sebenarnya adalah warisan keluarga. Tapi karena aku mendapatkan warisanku di area lainnya, jadi aku jarang sekali melihat perkebunan yang dijalankan oleh Benjamin." Ujar Gertrude. "Mungkin itu sebabnya aku baru melihatmu sekarang." Imbuhnya.
"Ya." Angguk Queenerra.
"Jika aku tahu ada kedai kopi yang menyajikan seduhan kopi senikmat ini, tentu saja aku akan mampir setiap hari." tambahnya. Gertrude adalah orang yang kumunikatif dan sangat mudah membaur dengan orang lain. Hal itu membuat dirinya nyaman bicara dengan orang baru, seperti saat dia bicara dengan Queenerra yang baru dia temui beberapa saat.
Queenerra mengangguk, "Anda adalah orang yang sangat mudah bergaul, Tuan Gertrude Duncan." Puji Queenerra dan Gertrude terlihat mengulas senyum sembari menaikkan alisnya, seolah setuju dengan pukian Queenerra untuknya barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Master and His Maid
RomanceCerita ini berkisah tentang pernikahan Benjamin Duncan, seorang pria yang patah hati karena ditinggalkan oleh wanita yang dicintainya yang memilih untuk menikahi sepupu Benjamin saat dia berada di medan perang demi tuntutan profesi militernya. Sekem...