Rindu

60 4 0
                                    

5 bulan kemudian

Seorang pria berjalan dengan wajah datar nan dingin,para karyawan menunduk kepadanya untuk sekedar menghormati. Tetapi dia acuh,tidak ada senyum atau sapaan balik. Dia menaiki lift untuk menuju ruangannya,disana pun karyawan lagi sama halnya menunduk dan menyapa tetapi tidak dia respon sama sekali membuat semua karyawannya bertanya-tanya.

Ting

Sampailah dia di depan ruangannya sendiri,hendak membuka pintu tiba-tiba suara memanggil dirinya.

"Pak Revan,sebentar" panggil seorang tersebut.

Dialah Revano,laki-laki satu ini banyak perubahan mulai dari umurnya sudah memasuki 29 tahun,dagunya di tumbuhi brewok namun ketampanannya semakin meningkat. Tidak itu saja,sedari dulu seorang Revano terlihat ceria dan murah senyum tetapi berbeda dengan sekarang. Dia menjadi pendiam,dingin dan jarang berbicara.

Revan hanya menatap seseorang itu yang tidak lain karyawannya sendiri,seorang perempuan berhijab panggil saja Laila.

Laila ditatap oleh bosnya mendadak gugup karena tatapannya begitu dingin dan tajam,dia mencoba menghilangkan gugupnya itu.

"Ehem,jadi gini pak. Ini ada beberapa berkas yang harus bapak tanda tangani" Laila berdehem sebelum bersuara karena dia benar-benar merasa gugup.

"Masuk" singkat Revan.

Lalu Revan terlebih dahulu masuk keruangannya di susul oleh Laila,setelah itu Revan langsung duduk di kursi kebanggaannya. Di lanjut Laila menyerahkan beberapa berkas pada Revan,dengan langsung di tanda tangani oleh bosnya itu.

Selepas itu,Laila pamit dan Revan mengangguk sebagai jawabannya. Tidak lama Revan menghubungi Karin dan kebetulan ruangannya tidak jauh dari ruangan dirinya,hanya sekedar menanyakan jadwal hari ini. Ternyata ada jadwal meeting di kantornya sendiri tepat pukul 13.00 siang.

Karena jadwal masih terbilang cukup lama,Revan memutuskan untuk bersantai di ruangannya. Dia membuka salah satu laci di mejanya,ada sebuah frame disana. Lalu Revan mengambil frame tersebut,dia amati dengan seksama. Terbitlah senyum di bibirnya,tidak lama Revan mengusap frame tersebut.

"I miss you,sweet heart"

***

Flashback

"Terus gue harus gimana Yon? Dia bener-bener pergi tinggalin gue" ucap Revan nada putus asa.

Setelah kepulangan Revan dari rumah sakit,Dion datang kerumah Revan untuk menemuinya. Karena beberapa hari tidak bisa di hubungi,bahkan Dion sampai mengunjungi kantor Revan. Kemudian Revan menceritakan dengan detail kepada Dion dan di simak oleh sahabatnya itu.

"Ya lo susul kesana" ucap Dion dengan entengnya.

"Ngomongnya enak banget ya lo,susah di lakukan dude" kesal Revan.

Dion menatap malas Revan "jabatan aja CEO tapi otak isinya kosong" sindir Dion.

Revan membulatkan matanya "kurang ajar lo" ucap tidak terima Revan.

"Lah emang benar. Lo bisa datangi rumah orang tua dia,terus tanyain alamat rumah Ali yang Amerika. Paham di sini?" Ucap Dion seakan menjelaskan pada anak kecil.

"Pinter lo" ucap Revan dengan mata berbinar seakan mendapat pencerahan.

"Lo nya aja bego"

Revan mengendus mendengar ucapan Dion,memang manusia ini kalau ngomong tidak pernah di filter terlebih dahulu. Sangat menyakitkan sekali!

"Tapi lo anterin gue ya" pinta Revan dengan memelas.

Dion menatap Revan dibuat merinding,lalu dia berbalik dan berjalan "pejantan harusnya berani,dan jangan jadi pengecut untuk kedua kalinya"

Jleb

Ucapan Dion membuat Revan terdiam seribu bahasa detik itu juga,ini sebuah sindiran yang benar membuatnya tidak berkutik.

Sepeninggalan sahabatnya,Revan menundukan kepala "gue emang pengecut dan pendosa besar" lirih Revan.

Disinilah Revan memulai hidupnya menjadi seorang yang dingin dan pendiam bak tidak dapat disentuh oleh siapa pun,sampai adik sendirinya pun demikian.

Awalnya Refalina merasa aneh dengan sikap kakaknya,namun dia mencoba memahami akhirnya Refalina paham perubahan sikap kakaknya itu. Disisi lain,Refalina merasa kesepian karena perubahan kakaknya dan disisi lain dia juga merasa kasihan harus di tinggalkan oleh perempuan yang amat dia cintai.

Tetapi kembali lagi,ini semua kesalahan dirinya sendiri dan harus di terima mau tak mau karena penyesalan pasti akan datang diakhir cerita bukan di awal cerita.

Bukan perubahan sikap saja,Revan juga sering menyendiri bahkan melamun bahkan suatu hari dia tiba-tiba menangis hiteris mengingat betapa kejam dan jahat dirinya kepada seseorang sampai di tinggalkan.

***

28 juli 2022

Otak blank,terus baru pemulihan tapi pengen cepet selesaikan cerita ini. Jujur bagian ini sama sekali nggak memuaskan bagi ku,maafkan

My Sweety Heart (Slow Update Lupa Alur Haha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang